PURWANTO : URGENSI TATANEN DI BALE ATIKAN CIPTAKAN GENERASI EMAS 2045

disdik.purwakartakab.go.id-Pengurus baru Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Kecamatan cibatu  periode Tahun 2021-2026 resmi dilantik, Selasa (08/06), di aula SDN 1 Cilandak. Berdasarkan mekanisme pemilihan, terpilih Dasuki, S.Pd sebagai Ketua baru.

Ditemui di sela kegiatan, Dasuki menyatakan bahwa PGRI Cibatu akan terus berusaha berinovasi dan  berkolaborasi mensukseskan kebijakan pendidikan berkarakter di Kabupaten Purwakarta.

"Salahsatunya adalah program tatanan di bale atikan yang dicanangkan Dinas Pendidikan Purwakarta. Kami bertekad mensukseskan program ini," katanya.

Lebih lanjut, ia pun berkomentar terkait kondisi aktual organisasi. Menurutnya, masih banyak hal yang harus dibenahi agar PGRI bisa menjadi lokmotif pendidikan di desa cibatu.

"Yang jelas, masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari segi internal organisasi. Mudah-mudah, ke depan PGRI Cibatu bisa memberi manfaat banyak bagi masyarkat," katanya.

Di tempat yang sama, Ketua PGRI Kabupaten Purwakarta, H. Purwanto yang berkesempatan hadir langsung menyampaikan arahan kepada pengurus baru PGRI Kec. Cibatu. 

"Alhamdulilah bisa melantik PGRI Kecamatan Cibatu, dan mudah-mudahan dengan dilantiknya PGRI Kec. Cibatu,  organisasi ini bisa menjadi wadah yanh menjaga martabat guru kecamatan cibatu. Kita sebagai anggota PGRI Harus semangat melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana digelorakan lewat mars PGRI.  Untuk itu, perlu kerja sama untuk merealisasikannya," ungkapnya.

Tak luput, ia pun mengulas soal program "Tatanen di Bale Atikan" yang di-inisiasi Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta. Ia menegaskan, program ini punya manfaat strategis, khususnya dalam konteks pengembangan karakter siswa.

"Jangan sampai sekolah-sekolah melahirkan generasi yang tidak menyadari dan mengenali dirinya sendiri. Sementara kita punya visi kita generasi emas 2045. Bagaimana mungkin hal tersebut bisa terwujud jika generasi saat ini tidak dibentuk karakter sekaligus profilnya? Maka, sekolah tidak bisa tidak bertanggung jawab atas hal tersebut. Tatanen di Bale Atikan adalah program yang diarahkan untuk misi itu," tegasnya.

Masih dalam paparannya, Tatanen di bale atikan dikenalkan secara terkonsep dengan sistem pembelajaran berbasis model pancaniti.

"Tujuannya agar anak-anak bisa mengenali dirinya, mengenali lingkungannya, mengenali alamnya. Sekolah harus mengajarkan anak anak agar tidak mencemari air, tidak buang sampah sembarangan. Anak-anak kita juga perlu tahu dan kemudian bisa mengolah tanah. Sebab, sumber daya inilah yang sesungguhnya menjadi potensi bangsa di kemudian hari. Sekolah harus merubah itu semua, sehingga akan tercipta generasi yang lebih baik dan terdepan pada waktunya," demikian paparnya. (NC/Red)