STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN
Penulis : Hetty Kusmiati

Sabtu, 08 Sep 2018 | 10:30:07 WIB - Oleh Nurdin Cahyadi | Dibaca 27315


STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN
   

disdik.purwakartakab.go.id -- Literasi menurut NAEYC adalah suatu kegiatan yang dapat mendorong anak-anak berkembang sebagai pembaca dan penulis sehingga hal ini sangat membutuhkan interaksi dengan seseorang yang menguasai literasi.

Literasi merupakan suatu proses pembelajaran  membaca dan menulis yang memerlukan dorongan dan motivasi yang tinggi, karena sangat lemahnya minat baca di masyarakat termasuk guru dan sisiwa yang harus banyak membaca untuk dapat menyerap dan memahami ilmu yang didapatnya.

Oleh karena itu, literasi di sekolah sangat perlu motivasi yang tinggi agar guru dan siswanya bisa berkreativitas dalam berliterasi yang dimulai dari membaca hingga menulis. Jangan hanya dijadikan sebagai rutinitas semata, tapi harus terus didorong dan diberi motivasi yang tinggi agar mampu menghasilkan sebuah karya hingga menjadikan literasi sebagai kebutuhan untuk menghasilkan karya-karya berikutnya.

Minat baca anak usia SMP ternyata masih sangat rendah, berbagai alasan dikeluhkannya, tidak ada waktulah, bukunya tidak menariklah, dan lainnya. Bahkan banyak siswa usia SMP ternyata masih mimilih buku komik sebagai bahan bacaannya, karena kalimatnya sedikit dan cepat selesai. Itu semua karena mereka belum tahu kalau membaca buku fiksi itu seru, menyenangkan, dan menantang. Mereka juga belum tahu kalau membaca buku non fiksi itu menambah ilmu dan pengetahuan. Pertanyaannya, bagaimana untuk membuat anak mau membaca?

Itulah yang ingin coba saya terapkan dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, karena literasi tidak cukup hanya membaca selama 15 menit tapi juga perlu bimbingan ekstra, perlu contoh kuat yaitu lingkungan terdekat dengan mereka untuk dapat memotivasinya. Mereka tidak peduli dengan lingkungan yang jauh, karena rasa takut yang sangat besar menutupi semangat mereka. Bukan tidak mampu, tapi mereka takut hasil karyanya salah, takut diejek, takut dihina, takut diabaikan.

Motivasilah mereka dengan contoh. Ketika mengajarkan puisi, cerpen, dan lainnya kepada mereka selain menunjukan contoh karya penulis ternama kita tunjukan juga contoh hasil karya kita. Mereka langsung mengapresiasi, kemudian dorong mereka untuk berani menulis dan beri mereka kepercayaan yang sangat tinggi. Seperti, “apapun yang ingin kamu tulis, tulislah!. Jangan pedulikan oranglain, tulislah! apapun yang kamu pikirkan, dan yakinlah kamu pasti bisa.” mereka akan coba menulis apa pun yang mereka inginkan. Ada yang sedikit, ada yang banyak, ada yang sudah bagus, hampir bagus, bahkan tidak karuan.

Kemudian berikan pujian, jangan sesekali kita menghina, mengucapkan salah, dan kata-kata lain yang membuat semangatnya menurun. lontarkan pujian untuk mereka. tapi, agar karya itu terarah kita beri bimbingan khusus. Beri masukan sedikit demi sedikit. Disini kita harus berperan sebagai editor, tapi tidak secara langsung melainkan melalui penjelasan kita mengenai gambaran tentang ide mereka. Kita baca dan evaluasi. Anak akan lebih menyukai karena mereka merasa diperhatikan.

Karyanya tidak hilang begitu saja, tapi ada dan diberi penilaian bahkan masukan untuk menjadi lebih baik, karena mereka menyadari bahwa mereka masih belajar dan perlu bimbingan. Disinilah kita coba terapkan bahwa membaca ternyata benar-benar penting. jika suka menulis puisi maka bacalah puisi-puisi yang lain, apabila suka cerpen bacalah cerpen-cerpen yang lain bahkan novel. Di sini anak anak dengan sendirinya mencari buku yang mereka minati untuk dibaca.

Namun, ada juga anak yang langsung suka membaca, tahap awal untuk menghasilkan sebuah karya, saya mencoba arahkan pada menulis naskah drama. Biarkan dia mencerikatan hasil bacaannya melalui sebuah naskah, tapi lama-lama tidak hanya naskah drama yang dia tulis bahkan dia akan mencoba membuat cerpen.  Jangan bebani mereka, biarkan itu mengalir dengan sendirinya.  Karena literasi merupakan suatu proses pembelajaran dari membaca kemudian menulis ataupun sebaliknya dari menulis kemudian membaca. (Red)

Penulis : Hetty Kusmiati
Plered, 7 September 2018



Sabtu, 08 Sep 2018, 10:30:07 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 6669 View
BUDAYA MENULIS PUISI
Senin, 10 Sep 2018, 10:30:07 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 4781 View
TABURKAN LITERASI SMPN 1 TEGALWARU
Kamis, 06 Sep 2018, 10:30:07 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 147 View
Konsep Leading by Example dalam Pendidikan Karakter

Tuliskan Komentar
INSTAGRAM TIMELINE