BUDAYA MENULIS PUISI
Oleh : Irma Silviani (kepala SMPN 3 Pasawahan)

Sabtu, 08 Sep 2018 | 10:20:25 WIB - Oleh Nurdin Cahyadi | Dibaca 6668


BUDAYA MENULIS PUISI
   

disdik.purwakartakab.go.id -- Salah satu penumbuhan budi pekerti siswa di sekolah bisa dilakukan melalui budaya literasi, selaras dengan regulasi yang telah digulirkan pemerintah dalam bentuk Peraturan Menteri  sejak tahun 2015 yaitu Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 yang salah satu diantaranya tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Implementasi dari Gerakan Literasi Sekolah tersebut ialah dengan menumbuhkan kegemaran, kebiasaan dan kebutuhan membaca. Apabila ketiga hal tersebut telah tumbuh, maka akan berkembang keinginan dan kebiasaan menulis.

 

Dimulai dari menulis rangkuman atau sinopsis dan dilanjutkan menulis puisi, cerpen, esai, dan artikel. Genre tulisan tersebut tidak hanya untuk memenuhi tugas mata pelajaran, tetapi juga bentuk eksistensi individu dalam berekspresi dan dimuat pada majalaah dinding, majalah sekolah, atau dikirimkan ke surat kabar atau majalah untuk diterbitkan. Kegiatan menulis inilah yang masih sedikit frekuensinya. Siswa tidak terbiasa menulis, susah mengawali/memulai sebuah karangan, sedikitnya praktik menulis dalam pembelajaran, sedikitnya ruang  kreatif di sekolah, dan kebiasaan mendengar lebih dominan dalam pembelajaran.

Untuk menumbuhkan pembiasaan menulis peserta didik, peran guru sangat penting. Guru harus sabar dalam membimbing maupun mendampingi siswa berproses untuk menghasilkan karya. Agar bisa menulis, siswa harus berlatih dan mencoba tanpa jemu. Guru melayani siswa dalam pembimbingan. Pembimbingan tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara penumbuhan budaya literasi dalam menulis ialah aktivitas kreatif dalam bersastra, khususnya dalam menulis puisi.

Metode yang dapat digunakan dalam menulis puisi adalah metode estafet (menulis berantai). Metode ini dapat mempermudah peserta didik dalam menuangkan imajinasi. Menurut Cahyono (2011:51) metode menulis berantai akan lebih efektif untuk pembelajaran menulis sastra karena peserta didik akan lebih termotivasi dengan belajar secara berkelompok dibanding belajar secara individu. Metode estafet ini bertujuan agar peserta didik mengasosiasikan belajar sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan. Metode  ini merupakan salah satu sarana untuk membangkitkan motivasi belajar.

Metode menulis berantai diterapkan pula di SMP Negeri 3 Pasawahan untuk menciptakan budaya literasi menulis puisi.  Budaya literasi cipta puisi  dilaksanakan setiap hari Selasa  dan Rabu pada kegiatan pembiasaan pagi, setelah peserta didik membaca Asmaul Husna. Langkah-langkah menulis puisi berantai ini adalah sebagai berikut :

1. Siswa membentuk kelompok yang trerdiri dari 4 orang.

2. Guru menentukan tema puisi.

3. Setiap siswa menuliskan satu baris puisi secara bergantian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Langkah selanjutnya, puisi yang telah dikerjakan secara berantai tersebut dibahas dan direvisi sesuai dengan kesepakatan kelompok.

5. Kelompok menyepakati judul untuk puisi yang telah dibuat secara berantai

6. Salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil puisinya.

Kegiatan menulis puisi dengan metode ini membuat siswa aktif berimajinasi dan langsung menghasilkan sebuah produk berupa puisi. Siswa menjadi lebih antusias, suasana lebih menyenangkan dan memotivasi siswa dari tidak bisa menjadi bisa dan dari malas menjadi rajin. Selain itu, Siswa juga dapat saling menghargai dan aktif menuangkan imajinasinya serta meneruskan baris yang telah lebih dulu ditulis teman-temannya.

Metode menulis berantai ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menarik minat dan motivasi siswa dalam menulis puisi. Selanjutnya, dapat digunakan berbagai metode agar siswa terlatih menulis puisi sehingga mereka dapat memiliki karya puisi secara individu. Setelah siswa senang bahkan menjadi hobi menulis puisi, maka akan tumbuh budaya literasi menulis puisi di sekolah. (Red)



Senin, 10 Sep 2018, 10:20:25 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 4781 View
TABURKAN LITERASI SMPN 1 TEGALWARU
Kamis, 06 Sep 2018, 10:20:25 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 147 View
Konsep Leading by Example dalam Pendidikan Karakter
Kamis, 06 Sep 2018, 10:20:25 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 3364 View
PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI LITERASI SEKOLAH MELALUI KEGIATAN PURBASARI

Tuliskan Komentar
INSTAGRAM TIMELINE