Tanamkan Karakter Pribadi Muslim Melalui MABIT

By Ida Kholidah

Semilir segarnya udara shubuh dengan mata kantuk bergelayut tidak urungkan semangat peserta didik dan para guru SMPN 1 Bungursari demi jemput dhuha pada rangkaian Program Pesantren Ramadhan yang digulirkan Dinas Pendidikan  pada ramadhan tahun 1443 H/ 2022 M tahun ini yang sudah memasuki pekan ke-2. Hal ini jelas memperlihatkan ghirah puasa yang sudah mulai terpatri di qalbu para peserta didik dengan bimbingan para guru yang semangat jihadnya tidak pernah surut. Cuaca yang mulai panas dengan perut keroncongan tidak menggoyahkan semangat mereka untuk terus menjalani program mulia ini hingga kegiatan puncak berupa "MABIT" Malam Bina Iman dan Taqwa tiba. 

Kegiatan ini dimulai tanggal 11 maret pekan lalu  hingga akhir pekan tanggal 21 Maret 2022, inshaa Allah. Bentuk acara dibuat kombinasi online dan offline secara bergantian agar peserta didik bisa terbimbing optimal.

Rangkaian acara dibuat dua model yaitu model klasikal perjenjang dan model pembinaan intensif (pesantren)  pergender dengan nama "mabit" yaitu malam bina iman dan taqwa. Program ini dibuat selain untuk mengintensifkan pembinaan hingga 24 jam, juga agar peserta didik merasakan suasana pembelajaran sistem pesantren sehingga pembinaan bisa ditransfer optimal dan meresap hingga merasuk ke dalam jiwa mereka.

Pembelajaran dimulai dengan praktek berwudhu secara langsung dipantau oleh guru dilanjutkan berdzikir bersama untuk memperkuat aqidah dipimpin guru PAI/ AKPK dibantu oleh guru bidang study lainnya yang diikuti peserta didik dengan penuh semangat serta khidmat. Kemudian mereka dibimbing membaca surat-surat khusus yang sudah familiar seperti QS. Ar-Rahman, yasin dan lainnya.

Isi surat tersebut kemudian dipaparkan secara tematik berdasarkan terjemah dan tafsirnya. Setelah itu pembelajaran ditutup dengan sholat dhuha dan tausyiah serta doa. Terakhir para peserta didik  diarahkan ke kelas untuk mendapatkan materi khusus dengan tema-tema islami yang aktual seperti islam rahmatan lil 'alamin, LGBT dalam islam dan lain sebagainya. Pada puncak kegiatan peserta didik diberikan pembinaan yang intensif selama 24 jam seperti ala pesantren sesuai gender secara bergantian.

Tentunya kegiatan ini tidak mudah dilaksanakan, perlu niat ikhlas dan istiqomah disamping persiapan semua elemen sekolah baik secara fisik, mental spiritual yang kuat.

Terlebih dalam menghadapi kendala dari segelintir orang yang berusaha menurunkan mental para pelaksana, tapi dengan niat tawakkal lillaahi ta'ala tetap terus bergelora semangat jihad semua bisa dilalui walau dengan perjuangan yang tidak mudah demi persiapkan generasi islam yang tangguh.

Wallaahu a'lam
Baraakallaahu lanaa wa lakum