Purwanto paparkan Pendidikan Karakter pada Acara Kemendikbudristek di Balikpapan

disdik.purwakartkab.go.is--Kepala Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta, Dr. H. Purwanto, M.Pd. diundang menjadi narasumber pada kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) yang diselenggarakan oleh Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek,  20-22 Juni 2022, di Balikpapan.

Acara tersebut dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Ir. Suharti, MA., Ph.D dan dihadiri oleh para kepala dinas provinsi dan Kabupaten/Kota dari Kalimantan, Sulawesi dan Bali.

Ipung panggilan akrab Kadisdik Purwakarta memaparkan materi terkait Praktik Baik Implementasi Kebijakan Penguatan Karakter Upaya Penuntasan 3 Dosa Besar Pendidikan Di Daerah. Adapun 3 Dosa Besar pendidikan yang dimaksud adalah Kekerasan Seksual, Perundungan dan Intoleransi. 

"Diksi 3 dosa besar pendidikan" yang keluarkan Mas Nadiem Makarim tersebut menurut Purwanto merupakan upaya membuat kesadaran para pemangku kebijakan untuk bergerak diwilayah tanggungjawabnya masing-masing. 
"Sesungguhnya bukan hanya 3 dosa besar melainkan perlu ditambahkan satu lagi,yakni dosa terhadap rusaknya lingkungan alam yang menjadi sumber kehidupan dan tempat tinggal manusia," jelasnya.

Dalam pandangan Purwanto, fenomena-fenomena tersebut adalah hanya tampak dipermukaan saja ibarat gunung es. Kemudian, fenomena  itu tidak berdiri sendiri melainkan ada akar penyebabnya yang perlu diurai oleh para pengambil kebijakan. 

"Masalah yang muncul didunia pendidikan tidak bisa lepas dari adanya tiga jurang pemisah yakni keterpisahan manusia dengan manusia (social devide), manusia dengan alam (natural devide) dan manusia dengan tuhannya (spiritual devide)," tukasnya.

Maka, upaya untuk mengatasi hal tersebut, imbuh dia, Pemerintah Kab. Purwakarta telah melakukan transformasi pendidikan melalui 5 Bunga Pendidikan Karakter yakni 7 Poe Atikan Istimewa, Pendidikan Agama Keagamaan dan Pendalaman Kitab-kitab (AKPK), Insersi Pendidikan Anti Korupsi, Sekolah Ramah Anak dan Tatanen di Bale Atikan (TdBA).  

"Program-program tersebut merupakan wujud implementasi kurikulum merdeka dalam membentuk profil pelajar pancasila di Purwakarta yang memiliki kesadaran ekologis, kesadaran sosial dan kesadaran spiritual," pungkas Doktor Administrasi Pendidikan UPI itu. (NC/Wid)