MUDIK VS COVID-19

Senin, 27 Apr 2020 | 14:01:51 WIB - Oleh Nurdin Cahyadi | Dibaca 2118


MUDIK VS COVID-19
   

IIS KARTIS 

 

Bagi umat islam di Indonesia, saat datangnya bulan romadhan adalah sebuah bulan yang penuh berkah dan diakhiri dengn hari kemenangan yaitu hai raya iedul fitri yang juga dikenal dengan sebutan hari lebaran.  Momen lebaran dijadikan ajang silaturahmi dengan sanak saudara untuk berkumpul dan  pantang untuk di lewatkan, yang bekerja di kota mereka akan dengan bagaimanapun caranya berusaha untuk pulang kampung, jauh jauh hari sebelum datangnya hari lebaran, umat muslim di Indonesia telah bersiap dari mulai perlengkapan diri, oleh oleh keluarga, menyiapkan kendaraan yang akan di gunakan bahkan rencana diatur sedemikuan rupa untuk merayakan hari raya iedul fitri bersama.

Saat ini Indonesia sedang mengalami pandemi covid 19 yang telah merenggut banyak jiwa diseluruh dunia, pemerintah tealah menetapkan protokol pencegahan penyebaran corona dengan cuci tangan dengan sabun dan di air yang mengalir, tutup mulut saat batuk dan bersin dengan menggunakan sikut, pakai masker,  lakukan social distancing,  bekerja, belajar dan beribadah di rumah saja.
Masa darurat pandemic corona telah di perpanjang oleh Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai dengan 29 mei , maka dari itu tradisi mudik untuk tahun ini di anjurkan tidak dilakukan, bukan tanpa alasan tetapi demi penyebaran yang lebih luas sebab kita tidak tahun siapa yang terjangkit, sebab corona menjangkit tidak dengan gejala terutami di kalangan usia muda yang system imun dalam tubuhnya kuat seperti para olah ragawan yng tampak begitu sehat tetapi ternyata positif terpapar corona.

Yang dirindukan oleh sebagian pemudik adalah bertemu dengan sanak saudara berkumpul, bersalaman, berpelukan dan saling mengunjungi satu sama lainnya, justru pada saat lebaran itulahpenyebaran covid 19 ini akan tinggi sebab para pemudik terutama dari zona merah menjadi pembawa atau penular sehingga membahayakan banyak orang termasuk orang orang yang sangat mereka sayangi.

Lalu himbauan physical distancing (jaga jarak) akan gagal dan tidak berguna sama sekali, sebab disaat mudik pasti tidak boleh tidak kita pastilah berkumpul dan jarak yng diperasyaratkan tidak akan terpenuhi apalagi ynag menggunkan angkutan umum yang paling berpotensi. 

Mungkin saja pemudik itu tengah berstatus orang dalam pengawasan (ODP) seperti dari daerah Jakarta, jawa barat, jawa tengah  dan daerah lainnya maka ketidak patuhan kita akan menambah pekerjaan kepada pemerintah dengan harus diperiksanya kondisi pemudik saat datang, penyemprotan dan isolasi diri selama 14 hari harus patuh demi orang lain.

Pasilitas kesehatan di daerah atau di kampung halaman tidak selengkap di pusat, sehingga sulit untuk melakukan penanganan cepat atas pasien terindikasi positif corona. Sehingga benar benar menuntut masyarakat harus bersabar untuk tidak mudik di hari lebaran tahun ini agar pandemic corona bisa diatasi penyebarannya. Seyogyanya masyarakat harus patuh pada pemerintah untuk tetap tinggal di rumah dan tidak mudik demi orang orang   yang kita sayangi dan semoga pandemic ini cepat berlalu sebab tidak bisa dipungkiri jenuh juga dengan berbulan bulan hanya tinggal di rumah tanpa pasilitas yang lengkap,hanya ruang depan, ruang tamu, kamar, dapur saja, tidak  seperti di rumah rumah orang yang berduit tebal, walaupun begitu kita tetap  harus melaksanakannya. apapun alasannya kita harus laksanakan protocol pencegahan penyebaran corona di Negara Indonesia tercinta ini  sebab dengan bekerjasama KITA BISA .



Minggu, 26 Apr 2020, 14:01:51 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 4632 View
Kitab Komik Sufi 3 ; Hikayat Nasrudin Hoja
Sabtu, 25 Apr 2020, 14:01:51 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 13355 View
Problematika Profesi Guru dalam Perspektif Hukum Pendidikan
Kamis, 23 Apr 2020, 14:01:51 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 1440 View
Kembali ke Tanah : Refleksi Program Cocok Tanam di Sekolah Pada Momentum Krisis COVID-19

Tuliskan Komentar
INSTAGRAM TIMELINE