Warna Hidup Toleransi Pelajar Purwakarta
Ekologis Bagi Seluruh Ciptaan Semakin Mengasihi dan Lebih Peduli

Senin, 13 Mar 2023 | 12:13:22 WIB - Oleh Nurdin | Dibaca 744


Warna Hidup Toleransi Pelajar Purwakarta
   

Disdik.purwakartakab.go.id – Jumat, 10 Maret 2023 DR. H. Purwanto, M.Pd bersama Rikrik  Halimatussadiah.S.Pd.M.Pd kepala UPTD SMPN 7 Purwakarta berkunjung langsung berdialog kepada siswa-siswi yang melaksanakan pembelajaran toleransi program AKPK di UPTD SMPN 7 Purwakarta. 

Yohanes Baptis Sutarno, S.Pd Pengajar AKPK SMPN 7 dengan semangat mengajar AKPK Katolik, Hindu, Kristen Protestan (Non-Muslim) dengan Jumlah Siswa yang mengikuti AKPK sejumlah 22 Siswa terdiri dari Siswa Katolik 5 orang Siswa, Siswa Hindu 1 Siswa, Siswa  Kristen Protestan dari berbagai gereja antara lain gereja  HKBP, gereja Kristus, gereja Kristen Pasundan, Gereja Yesus Kristus  sebanyak 17 Siswa-siswi.

Materi yang disampikan Jumat Minggu lalu tentang  Materi AKPK Keadilan Ekologis Bagi Seluruh Ciptaan Semakin Mengasihi dan Lebih Peduli.  Temanya   Pertemuan Minggu lalu Membahas Panggilan Ekologis Kita Peduli pada seluruh Ciptaan Bukan Wacana tapi Gerakan.
 

Tujuanya memiliki kesadaran yang diperbaharui akan panggilan ekologisnya untuk peduli pada seluruh ciptaan melalui gerakan yang konkret. Allah menciptakan manusia dan alam semesta dari kehendak baik dan demi kebaikan ciptaan.

Karya penciptaan Allah hakekatnya adalah dalam keharmonisan. Tetapi dalam perjalanan waktu/ sejarah, manusia mengalami pergumulan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dari waktu ke waktu.

Manusia hidup bersumber dari alam semesta maka selalu berkaitan dengan upaya menggunakan berbagai sumber hayat yang ada. Ada yang menggunakan berskala kecil tapi juga ada yang berskala besar.

Setiap penggunaan pasti mengurangi dan tidak menambah. Maka yang dikurangi kalau skala besar dan tidak dilakukan pemulihan dan pengembalian maka sumber hayat akan makin habis dari waktu ke waktu. Realitanya adalah bahwa kesadaran untuk membangun kesadaran mengembalikan memulihkan (regenerasi) itu sangat kecil.

Mentalitas manusia lebih konsumtif daripada antisipatif dan produktif dan ini adalah dilema manusia modern. Maka yang sampai dengan hari ini menjadi isu besar adalah adanya krisis ekososial dimana-mana.

Orang atau kelompok orang yang memiliki kekuasaan dan modal mengeruk sumber daya alam tanpa memikirkan upaya pemulihan akan menimbulkan dampak eko-sosial yang besar.

Panggilan kita sekarang adalah menjadi pelaku pemulihan tidak hanya dalam wacana tetapi melalui gerakan yang nyata. Seluruh dunia merupakan satu kesatuan/organisme. Alam semesta diciptakan dalam keharmonisan.

Sebuah keluarga besar yang elemen-elemennya, dalam keanekaragaman, saling tergantung dan membentuk sebuah kesatuan persaudaraan semesta (Kej. 2; 3: 6-7,9). Manusia dan makhluk lain adalah satu komunitas universal yang senasib seperjuangan. Sebuah keluarga besar yang elemen-elemennya, dalam keanekaragaman, saling tergantung dan membentuk sebuah kesatuan persaudaraan semesta.

Segala ciptaan bukan hanya manusia, dipanggil untuk memuji Allah (Mzm. 19; 148). Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa “Ketergantungan makhluk-makhluk satu sama lain dikehendaki Allah.

Matahari dan bulan, pohon ara dan bunga liar, rajawali dan burung pipit semua keanekaan dan ketidaksamaan yang tidak terhitung banyaknya itu mengatakan bahwa tidak ada satu makhluk pun yang mencukupi dirinya sendiri.

Makhluk-makhluk itu ada hanya dalam ketergantungan satu sama lain untuk saling melengkapi dalam pelayanan timbal balik” (LS 78). Seluruh dunia merupakan satu kesatuan/organisme dan saling ketergantungan.

Pertemuan Jumat, 10 Maret 2023 Membahas tentang Tantangan membangun Keharmonisan Lingkungan Hidup Siswa AKPK menyadari bahwa tantangan. Seluruh dunia merupakan satu kesatuan/ organisme. Alam semesta diciptakan dalam keharmonisan. ada keterkaitan erat manusia dengan semua makhluk hidup: mereka dijadikan dari tanah yang sama (Kej.2), dihukum dan dibinasakan bersamaan (Kej.3, 6-7), juga menerima perjanjian Bersama (Kej.9).

Manusia dan makhluk lain adalah satu komunitas universal yang senasib seperjuangan. Sebuah keluarga besar yang elemen-elemennya, dalam keanekaragaman, saling tergantung dan membentuk sebuah kesatuan persaudaraan semesta.

Segala ciptaan bukan hanya manusia, dipanggil untuk memuji Allah (Mzm. 19; 148).Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa Ketergantungan makhluk-makhluk satu sama lain dikehendaki Allah.

Matahari dan bulan, pohon ara dan bunga liar, rajawali dan burung pipit semua keanekaan dan ketidaksamaan yang tidak terhitung banyaknya itu mengatakan bahwa tidak ada satu makhluk pun yang mencukupi dirinya sendiri.

Penulis adalah Yohanes Baptis Guru AKPK SMPN 7 Purwakarta



Senin, 13 Mar 2023, 12:13:22 WIB Oleh : Nurdin 805 View
Khawatir Generasi Muda : Polres Purwakarta Gelar Lomba Nasyid Asmaul Husna
Senin, 13 Mar 2023, 12:13:22 WIB Oleh : Nurdin 858 View
Kwarran Pramuka BBC Gelar LATGAB Penggalang
Senin, 13 Mar 2023, 12:13:22 WIB Oleh : Nurdin 653 View
Purwanto : Pupuk Toleransi Hidup Berdampingan Seimbang dan Harmoni

Tuliskan Komentar
INSTAGRAM TIMELINE