disdik.purwakartakab.go.id--Founder Self Learning Institute (SLI) sekaligus konsultan Disdik Purwakarta, Moch. Irvan Efrizal hadir langsung sebagai narasumber ToT program TdBA jenjang PAUD, Jum'at - Sabtu (19-20/08) lalu, di Prime Plaza Hotel.
Dalam paparannya, ia mengulas bahwa guru-guru PAUD memiliki keunikan tersendiri yang tidak akan dijumpai di jenjang SD dan SMP.
"Guru-guru yang mengabdikan diri pada jenjang PAUD ini terbagi pada dua kelompok besar, yaitu PAUD formal dan PAUD non formal. Masing-masing jenis dan jalur PAUD memiliki dinamika tersendiri dalam pengelolaan pelatihannya," katanya.
Untuk menumbuhkan kesadaran hidup ekologis di kalangan anak-anak PAUD, sambungnya, maka kegiatan Tatanen di Bale Atikan di intrakurikuler maupun kokurikuler perlu dilakukan secara terencana, terprogram, dan sistematis.
"Karena itu, semua guru PAUD diharapkan memahami tahapan pembelajaran berbasis Pancaniti, yaitu alur berpikir pembelajaran berdasarkan filosofi pendidikan kesundaan. Ada lima tahapan berpikir pendidikan kesundaan, mulai dari niti harti, niti surti, niti bukti, niti bakti, dan niti sajati. Dengan mengikuti alur berpikir Pancaniti diharapkan anak-anak memiliki pengetahuan yang memadai terkait dengan materi ajar (harti/surti), memiliki keterampilan atau skill (bukti), dan memiliki karakter yang kuat dan melekat pada dirinya (bakti/sajati)," Ujarnya.
Ia menekankan, Implementasi Tatanen di Bale Atikan pada jenjang PAUD perlu diselaraskan dengan karakteristik anak-anak usia pra sekolah dan lingkungan PAUD itu sendiri.
"Tidak semua penyelenggara PAUD memiliki lahan yang memadai untuk melaksanakan Tatanen sebagaimana halnya di jenjang SD dan SMP. Kadisdik Purwakarta," begitu paparnya. (AR/Red)
Oleh : Nurdin 
Oleh : Nurdin 
Oleh : Nurdin 
.png)
