Obituari Untuk Para Guru

Rabu, 21 Okt 2020 | 15:21:34 WIB - Oleh Nurdin Cahyadi | Dibaca 1783


Obituari Untuk Para Guru
   

Oleh : Widdy Apriandi

(Penulis adalah redaktur website Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta) 

Kematian seorang guru sejatinya adalah padamnya cahaya. Sebab, para guru tidak lain adalah cahaya itu sendiri : yang menerangi, sehingga seseorang bisa menemukan arah. 

Tuhan menutur, setiap yang bernyawa pasti akan melewati kematian. Sebut saja "takdir" namanya. Maka, mati menandai purna-nya takdir. Dengan begitu, sesungguhnya mati sesungguhnya melengkapi. Bukan menghilangkan. 

Tapi, meski kita tahu bahwa mati adalah begitu, tetap saja kematian seorang guru adalah sesuatu yang lain. Se-getir pungkasnya umur orang tua kita. Karena, guru dan orang tua ibarat dua sisi koin yang sama. Dua pribadi dengan predikat takzim yang lebih kurang sepadan.

Dalam satu scene di film biografi Mohammad Al-Fatih, dikisahkan Sultan Muda ini sempat putus asa karena kesulitan menaklukan konstantinopel (Turki saat ini). Padahal, misi penaklukannya ini adalah bagian dari dakwah Islam sekaligus upaya mewujudkan cita-cita ayahnya. 

Berhari-hari sang Sultan tak bersedia keluar tenda. Hingga, pasukan hampir pecah-belah dan kehilangan semangat. 

Tidak ada yang mampu mengembalikan motivasi. Hingga, datanglah seorang syekh yang tidak lain adalah gurunya. Mohammad Al-Fatih kembali bersemangat dan akhirnya mampu merebut konstatinopel. 

Di Indonesia sendiri, H.O.S Tjokroaminoto adalah pribadi yang dikenal sebagai "Guru Bangsa". Atas didikannya, lahirlah tiga tokoh bangsa yang sama-sama keluar sebagai pemimpin berpengaruh di kemudian hari : Bung Karno, D. N Aidit dan Kartosuwiryo. 

Ketiganya memang menempuh jalur hidup yang berbeda. Tapi, jangan lupa, mereka dibentuk dari dan oleh guru yang sama. Pribadi yang mengantarkan mereka memiliki visi hidup luar biasa. 

Di ujung tulisan ini, sekali lagi saya ulang, kematian seorang guru adalah padamnya cahaya. Bukan perkara enteng. Dan malah, sebetulnya tragedi. 

Selamat berpulang, cahaya! Dan pantaslah engkau atas sanjungan :

"Siapalah saya, kalau bukan karena kau!" 

 

Purwakarta, 21 Oktober 2020



Rabu, 07 Okt 2020, 15:21:34 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 1778 View
Menghidupkan Kembali Pendidikan Lingkungan Hidup di Purwakarta
Senin, 21 Sep 2020, 15:21:34 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 5968 View
BELAJAR DARI RUMAH (BDR) / LEARNING FROM HOME (LFH), MENYENANGKAN - KAH?
Sabtu, 29 Agu 2020, 15:21:34 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 12231 View
OPTIMALISASI PERANAN HUMAS SEKOLAH DI MASA PANDEMI COVID-19

Tuliskan Komentar
INSTAGRAM TIMELINE