MERDEKA BELAJAR, PENGAKUAN PERAN?

Rabu, 04 Mar 2020 | 11:04:00 WIB - Oleh Nurdin | Dibaca 1155


MERDEKA BELAJAR, PENGAKUAN PERAN?
   

disdik.purwakartakab.go.id -- Pendapat atau opini sesungguhnya tidak harus susah diperoleh oleh pejabat, kecuali pejabat itu menutup diri. "Menutup diri" dimaknai bahwa pejabat atau birokrat menempatkan diri sebagai seorang yang "tidak mudah disentuh dan tidak mudah berdialog". Harusnya pejabat itu mudah diakses dan segera memberikan respon. 

Salah satu yang sederhana adalah mau bergabung atau dijebloskan dalam grup WA guru, kepala sekolah, pengawas atau komunitas. Suara yang berkembang dalam grup sesungguhnya adalah "murni dan asli" cetusan suasana hati dan batin yang ada di lapangan, dan bukannya laporan bawahan yang cenderung masih selalu berpola konvensional yaitu "asal bapak senang" alias ABS.

Cukup terhenyak ketika membaca WA yang dikirimkan seseorang yang dapat digunakan sebagai salah satu refleksi terhadap kebijakan MERDEKA BELAJAR. Berikut info yang diperoleh tanpa harus melakukan penelitian ke lapangan yang kadang-kadang tidak efisien, melainkan hanya bergabung dalam grup WA praktisi dan guru. 

"Di kalangan guru saja,  terkait "kebaikan" yang sudah diberikan Kemdikbud dengan penyederhanaan RPP saja masih dipandang menyulitkan.  Ini terbukti dari masih adanya upaya untuk meminta RPP yang sudah jadi dari beberapa rekan guru yang lain, mungkin karena mereka malas untuk membuat sendiri. Padahal kebijakan tersebut sudah sangat menguntungkan karena lebih efektif dan efisien serta meringankan kerja guru. Lebih dari itu membuka ruang kreatifitas guru."
 
"Di kalangan pengawas juga masih ada yang beranggapan bahwa format yang paling benar adalah yang dimilikinya,  hasil kreatifitas guru adakalanya masih diabaikan.  Di kalangan dinas dan Musyawawah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) terkesan belum rela kalau penilaian sepenuhnya diserahkan kepada guru/sekolah, dibuktikan dengan masih adanya pembuatan soal bersama untuk PAS, US dan PAT."

Pernyataan di atas semakin menguatkan bahwa "peran menjadi sesuatu banget" bagi pelaku dan pemangku kepentingan. Masing-masing ingin "diakui" sebagai "yang berpengaruh". Apabila itu tidak berubah maka akan menjadi salah satu tantangan ke depan dalam implementasi MERDEKA BELAJAR. Padahal Merdeka Belajar cenderung ingin memberikan peran yang berkesetaraan. Ini menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus segera dicarikan solusi.

Penulis : Hendarman, (Plt. Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud RI) 

29 Februari 2020

#MerdekaBelajar



Rabu, 04 Mar 2020, 11:04:00 WIB Oleh : Nurdin 1288 View
MERDEKA BELAJAR, SAATNYA BERKOMPETISI?
Rabu, 04 Mar 2020, 11:04:00 WIB Oleh : Nurdin 1469 View
MERDEKA BELAJAR, MENANGGALKAN KASTANISASI?
Kamis, 27 Feb 2020, 11:04:00 WIB Oleh : Nurdin 1339 View
Sebagai Problem Kebangsaan, Stunting Adalah Agenda Bersama

Tuliskan Komentar
INSTAGRAM TIMELINE