Implementasi Kebijakan TdBA, SMPN I Bungursari Produksi Batik Ecoprint Khas

disdik.purwakartakab.go.id--Sebagai bagian dari implementasi kebijakan Tatanen di Bale Atikan (TdBA), warga sekolah SMPN I Bungursari produksi batik ecoprint khas. Produk tersebut dinamai “Eco bursa I”. 

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala SMPN I Bungursari, Ir. Wawan Setiawan, Senin (07/03). Ditemui langsung tim redaksi, ia menegaskan bahwa salahsatu produk terapan kebijakan TdBA yang ‘lahir’ di lingkungan sekolahnyaa adalah batik ecoprint khas. 

“Produk ini adalah khas sekolah kami. Namanya “Eco Bursa I”. Alhamdulilah, produk ini mampu mendapatkan sambutan yang positif. Diapresiasi oleh Kepala Dinas Pendidikan Purwkarta, Pak H. Purwanto. Lalu, diapresiasi juga oleh Kang Dedi Mulyadi (KDM),” katanya. 

Ia melanjutkan, sebagai bahan dasar ecoprint, maka pepohonan dan tetumbuhan yang digunakan untuk proses printing sekalian ditanam di area sekolah. Sehingga, pada prinsipnya, produk batik ecoprint SMPN I Bungursari adalah konsep terintegrasi. 

“Maksudnya, pepohonan/tetumbuhan sebagai bahan printing juga ditanam disekolah. Dengan demikian, prosesnya terintegrasi ; dari bahan baku sampaikan ke produk jadi dalam bentuk batik ecorprint khas,” katanya. 

Ia bertekad menginsersikan pengetahuan dan kecakapan hidup (life skill) membuat batik ecoprint kepada siswa SMPN I Bungursari. Menurutnya, banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh siswa. Sekurang-kurangnya, para siswa mampu mengekspresikan daya kreatifitas sekaligus inovasinya. 

“Lebih dari itu, batik ecoprint jelas memiliki nilai ekonomis. Siapa tahu, kelak di masa depan, ada siswa kami yang menjadi pengusaha di bidang ini. Berbekal kecakapan hidup yang diberikan sejak usia belia,” ungkapnya. 

Tak luput, ia mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta yang telah menginisiasi kebijakan TdBA. Kebijakan ini sangat bermanfaat untuk pembentukan karakter siswa.

“Terima kasih kami ucapkan untuk Disdik Purwakarta yang telah menginisiasi kebijakan TdBA. Kebijakan ini penting untuk pembentukan karakter siswa. Mereka tidak hanya diajari untuk lebih peduli terhadap alamnya, tetapi juga mengolahnya menjadi produk yang bernilai guna,” begitu tukasnya. (NC/Wid)