BELAJAR DARI RUMAH (BDR) / LEARNING FROM HOME (LFH), MENYENANGKAN - KAH?

Senin, 21 Sep 2020 | 11:20:35 WIB - Oleh Nurdin Cahyadi | Dibaca 5967


BELAJAR DARI RUMAH (BDR) / LEARNING FROM HOME (LFH),  MENYENANGKAN - KAH?
   

 

Oleh : Isep Suprapto
Staf  Pengajar UPTD SMPN 2 Plered

 

Masih ingat kala itu pertengahan maret 2020, saat pandemik Covid-19 mulai viral dan melanda di negeri ini, edukasi tentang pencegahan Covid-19  yang  diberikan pemerintah kepada semua masyarakat Indonesia baik yang ada di kota maupun desa begitu gencar dilakukan. Begitupun  surat edaran terkait protokoler pencegahan penularan Covid-19 khusus di dunia pendidikan (sekolah/kampus) termasuk bagaimana melaksanakan pembelajaran selama masa pandemik dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ditindaklanjuti oleh para Gubernur, Bupati, Walikota melalui Dinas Pendidikannya masing-masing untuk berkoordinasi di dinas terkait maupun melalui para Tim pengawas sekolah tentang bagaimana mekanisme pembelajaran. Pada minggu ketiga bulan maret itu,  masih ingat di sekolah kami mulai mempersiapkan diri bila pembelajaran dan  ujian sekolah dilakukan melalui daring (ONLINE), sebuah situasi kedaruratan namun tetap tenang dilakukan. Kondisi para guru tidak semuanya terbiasa melakukan pembelajaran daring, bahkan para peserta didik pun tidak seluruhnya memiliki sarana (HP) yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran daring. Namun pihak sekolah mau tidak mau harus memutuskan dengan bijak bagi guru dan peserta didik. Dengan dukungan sarana WIFI sekolah dan beberapa  guru dan tenaga TU yang mahir dalam bidang TIK akhirnya diputuskan berdasarkan  polling dari  orang tua  siswa  bahwa pembelajaran di sekolah ini dilakukan secara 80 % daring dan 20 % luring. .Layanan Belajar Dari Rumah (BDR) atau Learning From Home (LFH) di sekolah dapat dilaksanakan dengan baik harus adanya kesinergian antara guru dan orang tua peserta  didik. Para guru memiliki peran yang besar karena peranannya sebagai pelaksana utama layanan pendidikan dari rumah. Mereka para guru mempersiapkan materi pembelajaran dan media lengkap untuk memandu siswa dalam pembelajaran, menjalin komunikasi dengan para orang tua peserta didik berdasarkan arahan Dinas Pendidkan melalui pengawas pembina sekolah masing-masing. Para pengawas juga memonitor pelaksanaan BDR/LFH di sekolah, sedangkan para orang tua peserta didik mendampingi, mengarahkan, memberikan fasilitas, serta memberikan bimbingan kepada anaknya untuk kegiatan hal spiritualnya, kesehatan dan kebersihan rumah, literasi/membaca, berolah raga, berkebun, atau kegiatan lain yang bermanfaat dan menyenangkan. Layanan BDR/LFH lebih diutamakan bukan lagi sebanyak apa materi yang dicapai melainkan menjaga agar para peserta didik tetap sehat serta bersemangat dalam belajar walaupun setelah  dua minggu berjalan banyak peserta  didik yang mulai merindukan pembelajaran di sekolah, karena mereka ingin bisa berhadapan dengan guru dan bertemu teman-temannya langsung. Banyak peserta  didik dan orang tua  yang mengeluh dengan adanya guru-guru yang terlalu banyak memberikan tugas serta borosnya penggunaan wifi atau paket data internet. Peserta didik sekolah kami berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. Hampir 50% siswa termasuk kurang mampu mereka tidak memiliki HP sehingga bisa menghambat anak tersebut mengikuti BDR/LFH. Tidak semua peserta didik tinggal di area perkotaan yang jaringan internetnya baik. Ada yang tinggal di area yang kurang baik sehingga peserta didik tersebut mengalami hambatan/kurang lancar mengakses pembelajaran daring. Peran kepala sekolah sangat diuji saat ini, dengan melakukan langkah musyawarah melalui rapat dengan para PKS, guru serta Tim TIK  demi mencari pemecahan masalah yang cepat, maka dihasilkan solusi diantaranya, para peserta didik yang tidak memiliki HP dan akses internet data pihak sekolah memberikan pembelajaran luring tugas secara manual kemudian setelah terkumpul tugas-tugasnya diserahkan ke pada guru dengan perjanjian dan mematuhi protokoler kesehatan.        


 Bagi peserta didik yang kurang memahami materi pembelajaran atau tidak bisa mengerjakan tugas maka mereka disarankan mengakses Youtube pembelajaran. Sebetulnya yang lebih utama dan (harus sepakat semua dari awal) selama  masa pencegahan wabah pandemik Covid-19 ini adalah bagaimana anak-anak beserta orang tuanya tetap sehat dan Stay At Home sehingga dapat memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 serta tetap terciptanya nilai-nilai karakter, misalnya kedisiplinan, ketekunan, kegigihan peserta didik dalam mengerjakan tugas dan kegiatan yang bermanfaat lainnya. Sedangkan khusus  untuk para peserta didik dan orang tua  siswa yang tidak mampu,  kepala sekolah menghimbau kepada para guru agar dalam pembelajaran daring dapat meminimalisir media belajar yang memakan banyak kuota. Peranan para  wali lelas juga harus lebih banyak menyapa dan mengedukasi orang tua peserta didik tentang pencegahan penyebaran Covid-19, bisa mendampingi anak-anak belajar dan bagaimana memberikan kegiatan produktif dan efektif  kepada anak-anak selama BDR/LFH. Catatan penting BDR/LFH saat ini yang sedang berjalan tidak perlu dimaknai sebagai hal yang sangat memberatkan, namun semata-mata sebagai sarana agar tetap dan terus adanya jalinan komunikasi antara para peserta didik, guru (sekolah), maupun orang tua peserta didik untuk bisa bersama-sama menerima dan menjalani dengan ikhlas kondisi ini. Di akhir tulisan ini kutuliskan hal-hal yang menyenangkan saja  (walau  hal-hal duka pun terjadi) selama layanan  BDR/LFH yang saat ini hampir  8 bulan telah berlangsung sampai saat ini antara lain :

1. Kita semua bisa selalu dekat dengan keluarga
Para guru dan para peserta didik bisa berkumpul bersama keluarga masing-masing sehingga dapat menciptakan rasa aman dan percaya diri di antara mereka. Berkumpul dengan keluarga juga dapat mempererat hubungan dengan keluarga masing-masing.

2. Efisien dan ekonomis
Kemampuan setiap peserta didik dalam belajar pasti berbeda, ada yang cepat menangkap materi ada juga yang perlu dibaca-ulang. Para peserta didik yang cepat menangkap materi, dengan belajar dari rumah kamu bisa melangkah ke materi selanjutnya tanpa harus menunggu siswa memahami materi lainnya. Bagi pesrerta didik yang cenderung lambat dalam memahami materi, tidak perlu takut ketinggalan penjelasan. Mereka bisa belajar sampai memahami suatu materi sebelum lanjut ke materi berikutnya. Belajar dari rumah sebetulnya dapat menjamin biaya, jika biasanya belajar di sekolah harus mengelurkan uang untuk biaya transportasi dan uang saku. Tetapi ketika belajar dari rumah peserta didik tidak perlu mengeluarkan uang untuk jajan karena di rumah sudah tersedia makanan dan minuman. Bagi guru juga demikian, nilai efisien dan ekonomis akan selalu ada pada setiap guru yang mau maju dan berkembang pada kondisi bagaimanapun.
3. Guru dan peserta didik bisa mencoba media pembelajaran dan  metode pembelajaran baru.

Belajar dari rumah memberikan kebebasan bagi guru dan pendidik untuk mencoba media pembelajaran baru yang belum pernah dilakukan di sekolah, seperti memanfaatkan teknologi. Penggunaan media pembelajaran baru ini akan memberikan pengalaman baru bagi peserta didik dan guru dalam belajar. Setiap peserta didik memiliki gaya belajar masing-masing, biasanya ada guru dan peserta didik yang suka metode ceramah, ada yang suka metode diskusi dan metode eksperimetal. Dengan belajar dari rumah semua bisa menggunakan metode lain sesuai yang diinginkan yang membuat diri  kita senang dan mudah memahami materi. Belajar dari rumah juga memberikan kebebasan bagi peserta didik  dan guru yang suka memecahkan masalah. Semoga *

Penulis :  Isep Suprapto
WA  087779991976
Dari berbagai sumber.



Sabtu, 29 Agu 2020, 11:20:35 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 12231 View
OPTIMALISASI PERANAN HUMAS SEKOLAH DI MASA PANDEMI COVID-19
Kamis, 30 Jul 2020, 11:20:35 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 4633 View
SPIRITKAN MAKNA QURBAN PADA SISWA SEJAK DINI
Minggu, 26 Jul 2020, 11:20:35 WIB Oleh : Nurdin Cahyadi 1617 View
ANAK DAN KASIH SAYANG

Tuliskan Komentar
INSTAGRAM TIMELINE