13 Desember 2018
Disdik.purwakartakab.go.id – Program tanam pohon petai yang di-inisiasi Dinas Pendidikan (Disdik) Purwakarta diterapkan secara antusias di lingkungan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se-Kabupaten Purwakarta. Diantaranya seperti tampak di lingkungan SMP Negeri 10 Purwakarta dan SD Negeri 8 Ciseureuh - Purwakarta yang berada di satu lokasi bersama.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Purwakarta, H. Purwanto bersama jajaran manajemen Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Purwakarta dan Sekolah Dasar (SD) Negeri 8 Ciseureuh melakukan penanaman pohon petai di lingkungan sekolah, Rabu (28/11).
Di kesempatan itu, Kadisdik Purwanto turun langsung menanam pohon petai. Tak lupa, dia memberikan pesan terkait makna dari program penanaman pohon itu sendiri.
"Warga sekolah harus cukup oksigen dan udara segar yang hanya bisa berasal dari lingkungan yg hijau.Kalau segar udaranya, enak panorama sekolahnya, maka para siswa dan warga sekolah lainnya akan segar pikirannya. Dan kalau segar pikirannya, maka kegiatan belajar mengajar pun akan menyenangkan," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala SMPN 10 Purwakarta, Hj. Neneng M. Fatimah mengaku sangat mengapresiasi program penanaman pohon di lingkungan sekolahnya. Menurutnya, program tersebut sangat bagus.
"Tujuannya, pertama, jika pohon yang rindang itu bisa menahan panas terik matahari sekaligus bisa juga menghasilkan oksigen. Kemudian, pepohonan yang rindang juga menambah keindahan sekolah. Termasuk, bisa juga digunakan untuk penelitian, misalnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)," ungkapnya.
Dia menambahkan, 'koleksi' pohon di lingkungan sekolahnya sudah relatif beragam. Dampak keberadaan pepohonan itu, sambungnya, sangat bisa dirasakan oleh warga sekolah.
"Kebetulan di sekolah saya sudah ada pohon mangga, pohon jeruk, ada bunga ada bambu, ada palem. Manfaat keberadaan pepohonan sangat kami rasakan, yaitu lingkungan menjadi sejuk, nyaman dan asri. Sehingga, untuk pembejaran sangat nyaman sekali bagi anak-anak. Kemudian kami libatkan anak-anak, karena kami memiliki mata pelajaran Prakarya berbasis lingkungan khususnya tanaman. Jadi, mereka itu setiap hari dibagi piket untuk merawat kelas dan tanaman yang ada di kelasnya masing-masing," urainya. (NC/Red)