image

Admin Dinas Pendidikan

03 Juni 2018

118x Dilihat
Ustadz Rukandi Ulas Perkara Iman dan Kafir Dalam Perspektif Islam

Pendidikanpurwakarta.com -- Agenda amaliah Ramadhan di lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik) Purwakarta berlanjut. Rabu (23/05) siang, Kajian Islam bertema "Muslim, Mu'min dan Kafir Dalam Perspektif Islam" digelar di Mesjid Disdik Purwakarta.

Tampil sebagai penceramah, Ustadz Rukandi. Sementara, Kepala Bidang (Kabid) PAUD - Dikmas, Kodar Solihat bertindak sebagai pemandu diskusi pada kajian Majelis Linuhung Disdik Purwakarta.

Dalam paparan pembuka kajian, Kodar menuturkan bahwa pemiilihan tema kajian dilatari fenomena yang terjadi pada situasi kekinian. Dia merujuk tragedi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, belum lama ini.

"Mereka mengatas-namakan aksinya itu sebagai jihad. Dan mereka menganggap sasarannya sebagai orang-orang kafir. Jadi, sebetulnya bagaimana yang disebut Muslim, Mu'min dan Kafir sebetulnya?" katanya.

"KAFIR" DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Ustadz Rukandi kontan mengulas tema kajian. Kafir, terangnya, berasal dari bahasa arab "Kafara" yang secara harfiah berarti "orang-orang yang menutup dari kebenaran Islam".

"Istilah "kafir" sebetulnya adalah bahasa yang sangat lembut. Bukan bahasa kasar. Sebab, kaum quraisy menerima istilah itu dengan lapang dada, karena memang mereka mengakui menutup diri dari kebenaran Islam," runutnya.

Ustadz Rukandi menggaris-bawahi fenomena pen-takfir-an (mengkafirkan orang lain : Red) yang seringkali muncul dalam kehidupan sosial saat ini. Dalam perspektif Islam, jelasnya, ada ketentuan dari Allah SWT yang melarang seorang muslim untuk mengkafirkan muslim lain.

"Ada ayat dalam Al-Qur'an yang menyatakan larangan mengkafirkan orang lain. Sebab, jika tuduhannya tidak terbukti, maka dia sendirilah yang kafir," ujarnya.

Untuk itu, sambungnya lagi, ketimbang mengkafirkan orang, hal yang jauh lebih baik adalah meningkatkan keimanan pribadi. Termasuk, mengingatkan orang-orang sekitar untuk juga meningkatkan keimanannya. Sebab, singgungnya, banyak masalah terkait keimanan yang terjadi di sekitar kita.

"Contohnya, di lingkungan saya, banyak anak muda yang terjebak Minuman Keras (Miras) oplosan. Ini masalah keimanan dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengingatkan mereka," serunya. (Red)

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)