05 Februari 2020
Disdik.purwakartakab.go.id | Empati ialah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain. Empati merupakan sebuah gerbang dari aksi peduli kepada orang lain termasuk nilai kebaikan yang dimiliki oleh semua orang termasuk siswa atau peserta didik di sekolah, oleh karena itu, dasar pendidikan moral dengan berempati harus dimulai sejak dini karena tumbuh dan berkembangnya empati pada anak atau siswa sejak dini akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian dan perilaku siswa saat dewasa.
Empati merupakan salah satu dari kompetensi emosional yang merupakan dasar dari karakter kepahlawanan yang harus ditanamkan sejak dini. Siswa harus tanggap sosial seperti bisa berbagi dan mau menolong kepada orang yang terkena musibah. Para siswa harus memiliki perasaan dan respon alttruis atau rasa ingin membantu orang lain dan reflek tergerak untuk membantu orang lain serta mempunyai kemampuan untuk mengerti perasaan orang lain.
Salahsatu pelajaran yang wajib diberikan kepada para siswa saat ini ketika masyarakat Indonesia terkena musibah banjir, longsor dan lain-lain mungkin belajar bersikap empati menjadi salah satu jawaban yang tepat. Para siswa sebaiknya diajarkan untuk tidak acuh terhadap keadaan di sekitarnya. Sikap empati harus dibiasakan oleh interaksi sehari-hari dengan orang tua, guru, teman sekolah dan masyarakat umum. Saat ini semua manusia hidup di dunia modern dengan watak narsistik dan “hampir” tidak peduli terhadap sesama.
Untuk itu menumbuhkan sikap empati pada siswa saat ini sangat tepat. membantu para korban bencana alam sesama bangsa Indonesia tanpa memandang perbedaan suku, agama adalah praktek sikap empati yang harus selalu hadir pada semua diri warga bangsa ini termasuk siswa. Penggalangan sumbangan sukarela dan transparan yang dikelola dengan baik oleh sekolah dan dinas terkait adalah bentuk wujud sikap empati. Saat di sekolah para guru juga bisa mengajarkan empati dengan memulai dengan membawa siswanya berinteraksi dengan “mereka” yang belum beruntung. Ajak para siswa untuk berkunjung ke panti asuhan, berkunjung ke warga yang terkena musibah banjir, longsor, berinteraksi dengan warga miskin, ke para pengemis. Tanamkan dalam diri siswa bahwa kondisinya saat ini bisa lebih baik karena beruntung.
Dalam proses Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) para guru juga dapat mengajarkan para siswanya bagaimana menggali pesan moral yang dapat menghadirkan pengalaman bagi dirinya dan pengalaman tersebut yakin dapat memengaruhi para siswa dalam berpikir, bersikap lebih baik. Lambat laun diharapkan muncul sikap empati, percaya diri, sabar, santun, jujur, displin. Banyak manfaat dari sikap empati diantaranya, disukai oleh orang-orang di sekitar kita, menjauhkan dari sikap egois, menumbuhkan rasa cinta pada sesama, membuat diri kita lebih bersyukur, karena rasa empati sama halnya dengan kemampuan untuk mau merefleksikan keadaan yang dialami orang lain pada diri sendiri dan terakhir, sikap empati merupakan bentuk nyata dari ibadah hablum minannas*. (Red)
Ditulis oleh : Isep Suprapto (Guru SMPN 2 Plered Kabupaten Purwakarta).