10 September 2018
disdik.purwakartakab.go.id -- Pengertian literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Definisi baru dari literasi menunjukan paradigma baru dalam upaya memaknai literasi dan pembelajarannya. Hakikatnya ber-literasi secara kritis yaitu memahami, melibatkan, menggunakan, menganalisis dan mentransformasi teks ynag kesemuanya merujuk pada kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.
Keterampilan seorang guru dalam mengemas materi pembelajaran dengan meyisipkan literasi dalam pembelajarannya menjadi kemampuan yang tidak boleh tidak harus dimiliki guru sehingga apa yang menjadi tujuan dari literasi dapat pula mendorong dalam pemahaman dan atau mengungkapkan menunjukakan kemampuan mereka lebih dari sekedar membaca dan menulis tetapi juga mampu mengungkapkan hasil pembelajarannya baik secara lisan maupun tulisan.
Huinker & Laughlin, 1996, memperkenalkan Think-talk-write yang dibangun melalui berfikir, berbicara, dan menulis. Think Talk Write yang kemudian akan di sebut dengan TTW merupakan suatu model pembelajaran untuk memfasilitasi latihan berbahasa baik lisan maupun tulisan, model pembelajaran TTW dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengesankan, meningkatkan keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya di dalam kelompok maupun antar kelompok. Model TTW ini di bangun dengan asas kolaboratif antar teman baik berpasangan maupun dengan berkelompok 3 atau 4 orang. Kebermaknaan dalam pembelajaran, sosial, demokrasi, penanaman konsep yang melekat dari hasil penyelidikan, penyimpulan serta meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar, membangkitkan minat dan partisipasi, serta meningkatkan pemahaman dan daya ingat.
Pembelajaran TTW dapat mendorong peserta didik untuk selalu aktif berpartisipasi, komunikatif, peserta didik dilatih untuk berpikir kritis, siap mengemukakan pendapatnya sendiri secara obyektif, menghargai pendapat orang lain, dan melatih peserta didik untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis sehingga peserta didik lebih memahami materi pelajaran.
Aktivitas berfikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks atau berisi cerita kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam tahap ini peserta didik secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa apa yang diketahuinya, maupun langkah-langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri.
Tahap think juga bisa berupa kegiatan yang memungkinkan peserta didik berpikir melalui suatu masalah yang berupa pertanyaan untuk dipikirkan jawabannya dan dituliskan, kemudian dibawa ke tahap diskusiatau tahap talk.
Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “ talk” yaitu peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompoknya. Fase berkomunukasi (talk) pada strategi ini memungkinkan peserta didik untuk terampil berbicara. Pada umunya menurut Huinker & Laughlin (1996) berkomunikasi dapat berlangsung alami, tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari peserta didik melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis.
Tahap ”talk’ penting untuk menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan komunikatif. Peserta didik di arahkan untuk belajar dalam kelompok dan berinteraksi dengan anggota kelompoknnya. Mereka saling bertanya dan berdiskusi untuk menemukan jawaban yang tepat dari tahap ’think’ sebelumnya. Diskusi pada fase talk ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran peserta didik.
Selanjutnya fase ”write” yaitu menuliskan hasil diskusi/ pada lembar kerja yang disediakan (Lembar Aktivitas Peserta didik). Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis akan membantu peserta didik dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep peserta didik.
Aktivitas peserta didik selama tahap (write) ini adalah (1) menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan, (2) mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, (3) mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang ketinggalan, (4) meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu legkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya.
Dalam pengimplemantasian literasi melalui TTW pada pembelajaran, saya membagi kegiatan ke dalam tiga tahapan, yaitu: tahap persiapan, pelasanaan dan evaluasi kegiatan. Ke tiga tahap tersebut merupakan suatu keharusan yang selalu tumbuh mana kala ada suatu kegiatan. Adapun, tahapan implementasi literasi melalui TTW dalam pembelajaran akan saya paparkan sebagai berikut:
Tahapan persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini meliputi :
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lengkap
b) Mempersiapkan Materi teks recount yaitu yang berhubungan dengan ‘pengalaman pribadi’ (personal experience) lengkap dengan Lembar Kegiatan Peserta didik (Student worksheet) dan soal latihan (tes) untuk diakhir pembelajaran.
c) Menyusun dan mempersiapkan pedoman observasi untuk observer dan angket untuk peserta didik
d) Mempersiapkan lembaran observasi dan hal-hal lain yang berkenaan dengan kegiatan observasi untuk observer
e) Mempersiapkan media pembelajaran seperti gambar, LCD, dan latop .
Tahapan pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan rancangan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran think-talk-write (TTW) berdasarkan RPP yang telah dipersiapkan. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan, sesuai dengan keadaan yang ada selama proses pelaksanaan di lapangan.
Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti mengikuti prosedur model pembelajaran think-talk-write (TTW). Adapun prosedur pembelajaran TTW ini adalah sebagai berikut :
a. Tahap Think
- Guru membagikan teks /kartu pertanyaan kepada peserta didik
- Peserta didik membaca teks, memahami masalah secara individual, dan menuliskan catatan untuk kemudian dibawa ke forum diskusi .
b. Tahap talk
- Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok kecil 3-5 peserta didik.
- Salah seorang peserta didik membacakan teks dan setelah selesai peserta didik yang lain menanyakan pertanyaan dan ditanggapi oleh peserta didik lainnya dalam kelompok. Setiap peserta didik mempunyai satu atau lebih pertanyaan dan ditanggapi oleh anggota dalam kelompok .
- Untuk menyimpulkan jawabannya anggota kelompok mendiskusikan jawabannya.
c. Tahap write
-. Peserta Didik menuliskan kesimpulan dari hasil diskusi secara bersama-sama untuk dipresentasikan di depan kelas.
Tahapan evaluasi
Evaluasi dilakukan guru dengan melihat hasil pengamatan kelas selama proses belajar yang berupa lembar observasi dan catatan aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran, serta nilai-nilai pengetahuan dan keterampilan yang telah dilakukan selama proses kegiatan inti pembelajaran. Dengan indicator keberhasilan dalan keefektifan TTW apabila hampir 75 persen peserta didik turut serta dalam kegiatan pembelajaran baik individu amaupun dalam kelompoknya dan untuk mengukur ketercapaian dalam pengetahuan dan keterampilannya yaityu dengan menggunakan KKM mata pelajaran tahun berlangsung.
Setelah melakukan praktek pembelajaran dalam mengimplementasikan literasi dalam pembelajaran yang menggunakan TTW, saya dengan medah dapat melihat keberhasilan yang di peroleh baik dari keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dan begitujuga dari perolehan hasil belajar pengetahuan dan keterampilannya yang melebihi KKM ynag di berikan.
Semoga salah satu strategi literasi dalam pembelajaran melalui TTW ini dapat bermanfaat bagi kita semua, selamat berliterasi dan salam literasi.