24 November 2020
Oleh : Isep Suprapto, Pengajar pada SMPN 2 Plered
Konsep Kematangan Diri (Self Maturity)
Kematangan diri (self maturity) merupakan kemampuan individu dalam mengaktualisasikan dirinya yang ditandai dengan pribadi yang selalu berjuang demi mencapai masa depan, berani, tekun, mandiri dan berkomitmen terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Menurut Wasty Soemanto perkembangan kematangan manusia (self maturity) meliputi 3 aspek berikut.
a. Perkembangan Fisiologi
Kematangan diri manusia secara fisiologis berkisar usia 17 sampai dengan 20 tahun. Dalam tahap ini pertumbuhan fisik anak menuju kearah kematangan fisiologisnya. Semua fungsi jasmaniahnya berkembang menjadi seimbang. Keseimbangan fungsi fisiologis memungkinkan pribadi manusia berkembang secara positif sehingga manusia bertingkah sesuai dengan dengan tuntutan sosial, moral, serta intelektualnya.
b. Perkembangan Psikologis
Masa kematangan terlihat ketika individu berumur 20 tahun. Tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai dominan. Orang mulai dapat membedakan adanya tiga macam tujuan hidup pribadi, yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, dan pemuasan keinginan masyarakat. Semua ini direalisasikan oleh individu dengan belajar mengandalkan kehendaknya. Pada masa ini manusia mulai mampu melakukan “self direction” dan “self controle”. Dengan kemaampuan keduanya ini, maka manusia tumbuh dan berkembang menuju kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
c. Perkembangan Secara Paedagogis
Kematangan pribadi merupakan tahapan dimana intelek memimpin perkembangan semua aspek kepribadian menuju kematangan pribadi, sehingga individu tersebut mempunyai kemampuan mengasihi sesama manusia.
Abraham Maslow mengemukakan beberapa teori tentang kematangan diri (self maturity) yaitu:
a. Self actualization, memiliki kemampuan efisiensi dalam menerima realistis, mempunyai relasi yang baik dengan lingkungannya dan tidak takut pada hal-hal yang belum pernah dialami.
b. Mampu menerima diri sendiri dan orang lain tanpa ada kebenciaan dan rasa malu.
c. Mempunyai spontanitas dalam mengapresiasi dunia dan kebudayaan.
d. Sanggup bebas dan mandiri terhadap lingkungan dan kebudayaan.
e. Mempunyai kesegaran apresiasi yang continue terhadap sesama manusia dan tidak
bersikap stereotipis, serta mempunyau spontanitas yang sehat terhadap pengalaman-
pengalaman baru.
f. Mempunyai rasa sosial yang dalam dan kesanggupan identifikasi.
g. Memiliki afeksi, simpati, menaruh belas kasih terhadap sesama makhluk di dunia.
h. Mempunyai relasi sosial yang selektif.
i. Memiliki struktur karakter, nilai-nilai sikap yang demokratis dan menghargai orang
lain.
j. Mempunyai kepastian etis, dapat membedakan tujuan dengan sarana, berpegang teguh
pada tujuan akhir yang hendak dicapai.
k. Mempunyai kesadaran humor yang filsafi, tidak mempunyai sikap permusuhan dan
mempunyai kesanggupan untuk bersendau gurau dalam batas-batas tertentu.
l. Kreatif, mempunyai kesanggupan-kesanggupan yang tidak terbatas untuk
menciptakan pikiran-pikiran dan aktifitas baru yang berguna dan bermanfaat.
Karakteristik Kematangan Diri (Self Maturity)
Individu dikatakan matang apabila dalam perkembangannya individu tersebut mencapai suatu pertumbuhan dan perkembangan yang menunjukkan pribadi yang matang. Menurut Allport ada enam karakteristik kematangan diri individu, yaitu.
a. Perluasan perasaan diri
Perluasan diri adalah kemampuan untuk berpartisipasi dan menyenangi rentang aktivitas yang luas, kemampuan mengidentifikasi diri dan interesnya terhadap orang lain dan begitu juga sebaliknya, kemampuan masuk ke masa depan, berharap dan merencanakan.
b. Hubungan diri yang hangat dengan orang lain
Merupakan kemampuan bersahabat dan kasih sayang, keintiman yang melibatkan hubungan cinta dengan keluarga dan teman, kasih sayang yang diekspresikan dalam menghormati dan menghargai hubungannya dengan orang lain.
c. Keamanan emosional dan penerimaan diri
Kemampuan menghindari aksi yang berlebihan terhadap masalah yang menyinggung dorongan spesifik dan mentoleransi frustasi sehingga perasaan menjadi seimbang. Diri yang matang adalah diri yang menerima segala segi yang ada pada dirinya, tidak terkecuali kelemahan-kelemahan, mempunyai kecerdasan emosional yang membuat individu mengontrol emosi dan tidak menyembunyikan, terbebas dari perasaan tidak aman dan ketakutan. Diri yang matang juga tidak mudah menyerah dan akan terus mencari cara-cara untuk mencapai tujuannya sehingga ia dapat menanggulangi kecemasan yang muncul tanpa terduga.
d. Persepsi, keterampilan, dan tugas yang realistis
Kemampuan memandang orang, objek, dan situasi seperti apa adanya. Individu yang matang juga akan memiliki kemampuan dan minat dalam memecahkan masalah, keterampilan yang cukup dalam menyelesaikan tugas, dan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi kehidupan tanpa ada panik, takut, rendah diri atau tingkah laku destruktif lainnya. Diri yang matang dan sehat dapat memandang dunia secara objektif, menunujukkan keberhasilan pekerjaan, perkembangan keterampilan dan bakat tertentu sesuai kemampuannya, mampu menggabungkan keterampilan dan komitmen, menghubungkan tanggung jawab dengan kelangsungan hidup yang positif. Orang yang mempunyai diri matang dan sehat akan melakukan pekerjaan dan tanggung jawab dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya
e. Objektifikasi diri
Objektifikasi diri adalah kemampuan untuk memandang objektif diri sendiri dan orang lain. Orang yang mempunyai pribadi yang matang dan sehat akan memiliki pemahaman diri yang tinggi hal ini berarti akan bersikap bijaksana terhadap orang lain. Hal ini akan membuat dirinya diterima baik oleh orang lain. Individu ini mencerminkan diri yang cerdas dan humoris.
f. Filsafat hidup yang mempersatukan
Pribadi yang matang dan sehat akan selalu melihat ke depan. Hal ini didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana yang telah disusun dalam jangka panjang. Orang seperti ini yang mempunyai perasaan akan tujuan, mengerjakan suatu tugas sampai selesai, dan sebagai batu sendi kehidupan mereka sendiri sehingga kehidupan terarah. Keenam karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa diri yang sehat dan matang akan selalu memandang positif baik terhadap kehidupan masa depan, tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan tentu saja mempunyai emosi yang matang yang dapat memahami orang lain yang berbeda dengan dirinya.
Fungsi Self Maturity atau kematangan diri bagi kehidupan
a. Kematangan diri dapat membantu seseorang untuk mengevaluasi seberapa efektif
effort yang telah dilakukan dan menetapkan effort berikutnya yang lebih tepat.
b. Kematangan diri dapat membantu mmengenali perubahan reality yang telah terjadi
dan mengevaluasi achievement yang telah tercapai dengan tepat.
c. Kematangan diri dapat membantu mengevaluasi apakah mimpi yang kita tetapkan
sebagai tujuan sudah tepat atau perlu mengalami penyesuaian.
d. Kematangan diri dapat menjadi penasehat paling setia dan sumber referansi terdekat
saat kita dihadapkan untuk mengambil keputusan, menyelesaikan masalah,
menghadapi kesulitan, menghadapi hambatan.
e. Kematangan diri dapat menjadi “kompas internal “ dlam diri kita, dapat menunjukkan
apakah kita berada pada arah yang benar menuju apa yang sesungguhnya kita impikan
Di sebuah sekolah ada seorang manajer sekolah atau kepala sekolah yang mempunyai 3 tugas cukup berat yaitu melaksanakan tugas manajerial, supervisi guru dan tenaga pendidikan serta pengembangan kewirausahaan. Kepala sekolah dalam memenuhi beban kerjanya tersebut perlu mempunyai pribadi yang matang sesuai konsep dan teori self maturity seperti diatas. Begitu pula seorang guru dalam memenuhi beban kerjanya, perlu mempunyai pribadi matang untuk menjalankan tugas-tugasnya sesuai tupoksinya. Kematangan diri seorang kepala sekolah dan guru akan membawa pada kondisi sekolah yang kondusif untuk terciptanya lingkungan dan komunitas belajar yang memungkinkan untuk terciptanya kualitas pembelajaran yang unggul. Tentu saja kualitas pembelajaran yang unggul dapat tercipta karena adanya self maturity atau kematangan diri kepala sekolah, guru dan termasuk tenaga tenaga pendidikan yang profesional dan berkemauan untuk maju bersama.*