image

Mira Habibah

12 Juni 2025

231x Dilihat
SMPN 2 Bojong, Mesin Pirolisis Solusi Pengolahan Sampah Plastik
Pendidikan_Kita -  Tatanen di Bale Atikan (TdBA) seiring berjalannya waktu tidak hanya sekadar pembelajaran karakter semata tetapi berkembang sebagai sarana bagi siswa maupun guru untuk membuat inovasi maupun menghasilkan produk yang bermanfaat tidak hanya untuk peserta didik maupun sekolah tetapi juga untuk masyarakat sekitar. 

Seperti yang dilakukan oleh guru-guru maupun peserta Didik SMPN 2 Bojong Purwakarta yang sejak awal Juni melakukan langkah inovatif membuat mesin Pirolisis sederhana untuk melelehkan sampah plastik yang ada di sekolahnya. 

Proses awalnya adalah saat guru praktik P5 bersama peserta didik. Mereka ingin plastik tidak hanya dikumpulkan tetapi juga dihancurkan namun tidak sampai merusak lingkungan. Kemudian setelah berdiskusi dengan kepala sekolah maupun pengawas terciptalah ide membuat mesin Pirolisis dengan bahan-bahan bekas yang ada di sekolah maupun di rumah peserta didik bahkan mereka berkenan menyumbang oli hitam dari kendaraan yang mereka miliki agar mesin Pirolisis bisa terus digunakan. 

Proses pembuatan mesin Pirolisis SMPN 2 Bojong dikerjakan langsung oleh peserta didik sekolah tersebut dengan bimbingan guru-guru dan kepala sekolah. 

Mesin Pirolisis merupakan Solusi hemat biaya dalam pengolahan limbah yang efisien untuk produk daur ulang sampah menjadi bahan bakar minyak. Adapun keunggulan Mesin Pirolisis selain membantu mengurangi sampah plastik, tidak berdampak buruk pada lingkungan, proses murah, residu karbon yg dihasilkan bisa dibuat arang/dikembalikan ke tanah, minyak bisa dimanfaatkan untuk kendaraan. 

Meskipun sudah membuat mesin Pirolisis namun mesin yang dibuat oleh sekolah yang dipimpin oleh Eutik Suhendar, S.Pd ini masih memiliki keterbatasan maupun kendala sehingga tidak bisa menghasilkan BBM dengan sempurna. Kendala tersebut antara lain minimnya sampah plastik di sekolahnya sehingga mesin Pirolisis digunakan hanya seminggu 2x, pengapian tabung reaktor belum maksimal sehingga memerlukan waktu pelelehan plastik lebih lama dari seharusnya, kurangnya kondensor yang dipasang pada mesin sehingga hasil BBM belum maksimal serta kompor pembakaran hanya satu sehingga cukup rumit untuk pemanasan reaktor kedua. 

Karenanya perlu pengembangan lebih lanjut dan sangat perlu untuk belajar lebih mendalam kepada ahlinya maupun pihak pembuat mesin pirolisis. 

Baik Kepala Sekolah, Guru-guru, Pengawas maupun peserta didik berharap agar kendala-kendala yang dimiliki oleh mesin tersebut bisa teratasi sehingga ke depannya bisa menghasilkan BBM yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif bagi masyarakat. 

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)