06 September 2023
Disdik.purwakartakab.go.id -- Seiring dengan berjalannya waktu, perubahan iklim semakin menghantui penduduk bumi dan dampaknya mulai terasa hingga saat ini. pelepasan jejak karbon di udara yang diakibatkan oleh aktivitas manusia semakin menghawatirkan. Sayangnya, hal itu tidak dibarengi dengan kesadaran manusia akan bahaya jejak karbon yang terus menerus menumpuk di sekitar kita . fenomena ini kemudian disadari oleh para pemimpin dunia sampai terbentuknya kesepakatan terkait gerakan 'Net Zero Emission' pada tahun 2050 sebagai upaya mitigasi meningkatnya polusi udara dan pencemaran lingkungan.
Saat ini Indonesia memangku kedudukan sebagai ketua ASEAN yang pada 5 - 7 September digelar pertemuan antara pemimpin - pemimpin ASEAN dalam KTT ASEAN ke-43 di Jakarta untuk merumuskan isu dan kerjasama di berbagai sektor.
Diantara berbagai isu yang dibahas dalam KTT tersebut, isu lingkungan nampaknya menjadi perhatian serius para pemimpin ASEAN. hal itersebut dilatarbelakangi oleh maraknya pencemaran lingkungan hingga polutan yang terlepas di udara. Berdasarkan laporan World Resources Intitute pada tahun 2016, 10 negara di ASEAN menyumbang sekitar 7,35% emisi global. dari 7,35% tersebut, 5% diantaranya berasal dari Indonesia.
Wakil Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bapak Alue Dohong menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendorong ASEAN untuk mengambil peran dalam menghadapi perubahan iklim dunia.
”Sudah seharusnya ASEAN peka terhadap isu perubahan iklim dunia, untuk itu pada kesempatan KTT ASEAN di Jakarta, Indonesia mendorong kesepakatan untuk hadapi perubahan iklim di dunia”, Ungkap pak menteri.
Sebagai tuan rumah KTT ASEAN ke-43, Indonesia mengajak para pemimpin ASEAN untuk mendorong inovasi teknologi dalam hal pengurangan karbon, pendanaan proyek teknologi iklim, serta bagaimana dunia bisnis dapat mengambil langkah-langkah sesuai dengan prinsip-prinsip Ecosystem, Social, dan Governance (ESG) dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. dari dorongan - dorongan tersebut kemudian disepekati hingga terbentuknya ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC) atau Pusat Koordinasi Pengendalian Pencemaran Asap Polusi Lintas Batas Tingkat Regional ASEAN, dalam rangkaian pembukaan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa (5/9) 2023.
Jauh sebelum pembahasan perubahan iklim dalam KTT ASEAN ke-43, kebijakan pendidikan di Kab.Purwakarta yang inisisasi Kepala Dinas Pendidikan Dr. H. Purwanto, M.Pd. telah menerapkan kebijakan pro-climate sebagai respon dari perubahan iklim yang semakin hari semakin menghawatirkan.
Kebijakan Tatanen di Bale Atikan (TdBA) di Kab.Purwakarta menjadi angin segar bagi perubahan sistem pendidikan konvensional saat ini. Secara praktis, TdBA merupakan bagian dari transformasi pendidikan di Purwakarta yang berpegang teguh pada falsafah Ki Hajar Dewantara sebagai upaya menumbuhkan kesadaran ekologi, kesadaran sosial dan kesadaran spiritual. Program TdBA merupakan program yang diharmonisasi dengan Implementasi Kurikulum Merdeka. dan menjadikan lingkungan sekitar sebagai media dan bahan ajar. program TdBA menjadi bagian pendidikan karakter di Kab.Purwakarta yang dikembangkan melalui sistem berpikir Pancaniti yakni nniti harti, niti surti, niti bukti, niti bakti, niti sajati agar peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan kodrat zamannya.
Penulis : Ari Akmal
Referensi:
wri-indonesia.org/Sustainable Use of Peatland and Haze Mitigation in ASEAN (SUPA)
ppid.menlhk.go.id/Siaran Pers SP. 291/HUMAS/PPIP/HMS.3/09/2023
disdik.purwakartakab.go.id/Tatanen di Bale Atikan