27 Juni 2024
Purwakarta, (27/06/2024) – Musim kemarau tidak menyurutkan langkah dan semangat siswa dan juga guru-guru SDN 1 Sinargalih Maniis untuk melaksanakan pembelajaran Tatanen di Bale Atikan (TdBA). Sebagai sekolah model TdBA, sekolah yang terletak tidak jauh dari Danau Cirata tersebut pada bulan Juni ini berhasil panen Kangkung dan juga sawi di kebun sekolahnya.
Beberapa guru dan siswa mengambil hasil panen tersebut yang kemudian diolah untuk dinikmati bersama dan Sebagian lagi dibagikan kepada masyarakat. Selain Kangkung dan Sawi Hijau, sekolah tersebut menanam Cabe, Tomat, Terong, Ubi, Daun Bawang dan Kacang Tanah. Semuanya tumbuh subur di lahan sekolah tersebut.
Solihin, Kepala SDN 1 Sinargalih mengatakan saat ditunjuk sebagai sekolah model TdBA oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Purwakarta, Dr. H. Purwanto maka sekolahnya berkelanjutan dan tidak pernah berhenti menanam bahkan di musim kemarau sekalipun. Peserta didik di sekolahnya diajarkan cara mengolah tanaman mulai dari menanam, penyemaian sampai panen. Beruntung lingkungan sekolahnya terletak tidak jauh dari Danau Cirata sehingga tidak pernah kekurangan air termasuk saat musim kemarau.
Dalam pengolahan dan agar tanaman-tanamannya tumbuh dengan subur, maka sebagai pengganti pupuk kimia, SDN 1 Sinargalih menggunakan Jerami kering sebagai pupuk.
Menurut Solihin, banyak sekali Jerami milik petani yang terletak di pesawahan tidak jauh dari sekolahnya yang ditumpuk dan dibiarkan begitu saja. Kemudian Jerami itu dibawa ke sekolah dan diolah menjadi pupuk. Proses pembuatan pupuknya dengan menggunakan bahan tambahan seperti sekam padi, dedak dan pupuk kandang yang kemudian dikomposkan terlebih dahulu dengan diinokulasikan menggunakan EM4 guna mempercepat proses dekomposisi.
“Jerami padi memiliki potensi unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman seperti Silika (Si), Kalium Oksida (K2O), Potassium Pentaoksida (P2O5) dan Nitrogen (N). Proses Jerami diolah menjadi pupuk jleas penting karena potensi Jerami sebagai sumber bahan organik tidak terbuang percuma” ungkap Solihin.
Dengan adanya program Tatanen di Bale Atikan yang diterapkan di sekolahnya, harapan Solihin anak-anak bisa mencintai alamnya dan mendekatkan dirinya dengan alam, air dan tumbuhan. Selain itu pembelajaran yang didapat dari sekolah bisa dikembangkan di lingkungannya termasuk pembuatan pupuk kompos dari bahan Jerami sehingga peserta didiknya yang rata-rata berasal dari keluarga petani bisa mengolah Jerami dari sawahnya untuk kemudian diolah menjadi pupuk. (MH/Red.)