11 Februari 2019
Disdik.purwakartakab.go.id -- Ruang kelas harus selalu dijaga kebersihannya, setiap hari petugas piket kebersihan yang telah terjadwal harus melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin, ketika bel masuk berbunyi maka kelas sudah dalam keadaan bersih dan rapih, dengan begitu kelas yang bersih akan membuat semua siswa akan merasakan kenyaman dalam kelas. Biasakan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan dengan memilah dulu jenis sampahnya.
Saat ini sedang ramai DBD “menyerang” sebagian masyarakat Indonesia, ratusan yang jadi korban diantaranya anak usia sekolah. Untuk itu mari kita mulai dari pengkondisian kelas yang bersih untuk menghindarkan dari berbagai macam penyakit. Tak terbayang jika keadaan lingkungan atau kelas kotor pasti akan menjadi sarang utama nyamuk, belajar tak akan nyaman, tak akan tenang, lebih jauh lagi banyak siswa yang akan jadi korban DBB, sekolah jadi repot. Kita mestinya selalu menjaga kebersihan baik kebersihan diri kita, lingkungan dan ruang kelas, jangan menunggu isntruksi atau ada kejadian.
Nyamuk Aedes aegypti yang membawa penyakit demam berdarah memiliki kemampuan terbang sejauh kurang lebih 100 meter sehingga proses penularannya berlangsung sangat cepat. Memasuki musim pancaroba dengan cuaca yang tidak menentu saat ini membuat kita harus waspada dengan penyakit demam berdarah. Cara mudah mengenali nyamuk demam berdarah adalah dengan melihat warna dan bentuknya, jika ditemukan nyamuk dengan ciri-ciri berukuran kecil berwarna hitam dengan belang putih di seluruh tubuhnya, maka dapat dipastikan itu merupakan nyamuk demam berdarah.
Lingkungan sekolah ialah sebuah lingkungan belajar yang produktif, yang didesain untuk membantu siswa meningkatkan produktifitas belajar mereka sehingga proses KBM tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Di samping itu agar menjadi sekolah yang bersih maka seluruh warganya secara terus-menerus harus membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, indah, sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman. Pentingnya pembangunan kesehatan sekolah bisa dilakukan melalui adanya kegiatan yang bersifat promotif dan preventif, sehingga akan mendorong jiwa kemandirian semua warga sekolah dan masyarakat di lingkungan sekolah untuk berperilaku, memelihara, dan meningkatkan kesehatan di lingkunganya. Demi mewujudkan semua ini harus melibatkan partisipasi semua pihak seperti semua warga sekolah, komite sekolah, Puskesmas, dan masyarakat.
Bisa di awali dengan menyelenggarakan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan serta pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Guna mensukseskan semua ini diperlukan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pengembangan pola hidup bersih dan sehat di sekolah. Upaya tersebut tidak hanya mengandalkan proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga, tetapi perlu didukung oleh kebijakan, sarana dan prasarana, serta program yang tepat sehingga perilaku hidup bersih dan sehat akan menjadi budaya di kalangan warga sekolah.
Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir dan batin setiap warga sekolah. Sekolah sehat memungkinkan setiap warganya dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah tersebut dan lingkungan di luar sekolah. Kebersihan sekolah harus tetap dijaga agar lingkungan sekolah tetap bersih.
Bagaimana mungkin siswa mampu menangkap pelajaran yang disampaikan dengan maksimal bila siswa itu sendiri kurang nyaman berada di kelas karena kotor. Belum lagi kamar mandi sekolah yang identik dengan bau dan kotor karena perilaku jorok para siswa. Perilaku hidup bersih dan sehat warga sekolah dilaksanakan atas dasar keinginan dan kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga warga sekolah mampu melakukan kegiatan sendiri di bidang kesehatan serta dapat berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Jika saat ini banyak terjadi kasus demam berdarah bahkan ratusan korban sudah mulai berjatuhan, mungkin salah satunya karena faktor suatu komunitas masyarakat di suatu lingkungan tersebut kurang peduli terhadap kebersihan dan kesehatan. Jika sudah terjadi begini marilah jangan saling menyalahkan, ayo bahu membahu menjaga kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekolah masing-masing.
Mari kita galakan lagi dengan berkesinambungan gerakan 3M plus, yaitu menutup, menguras, mengubur, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Ayo mulai sekarang dan tunda-tunda lagi. Sekolah kita harus terbebas dari DBD !
di Tulis Oleh : Isep Suprapto Wakasek Sarana/staf Pengajar SMP Negeri 2 Plered