image

Mira Habibah

11 Agustus 2025

48x Dilihat
Saatnya Guru Berhenti Jadi Tukang Ngasih Jawaban
Kalau kita bicara soal pembelajaran mendalam, ini bukan cuma soal bikin siswa pusing tujuh keliling karena harus mikir keras. Tapi justru ini soal gimana guru menciptakan ruang belajar yang bikin siswa penasaran, semangat ngulik, dan akhirnya bisa nemuin sendiri makna dari apa yang mereka pelajari.

Sekarang mari kita jujur-jujuran dulu.

Selama ini, guru (kita semua, tanpa terkecuali) sering terjebak jadi "mesin jawab". Siswa nanya, guru jawab. Siswa diam, guru tetap ceramah. Ujung-ujungnya? Ya siswa cuma hafal rumus, bukan paham konsep. Mereka tahu apa, tapi nggak ngerti kenapa. Nah, di sinilah pentingnya pembelajaran mendalam.

Jadi, apa yang harus dilakukan guru?

1. Berhenti jadi pusat perhatian

Bukan berarti guru minggir ke pojok kelas sambil ngopi, ya. Tapi guru mesti berani lepas kendali sedikit demi sedikit. Kasih ruang buat siswa bertanya, berdiskusi, bahkan salah. Jangan buru-buru ngoreksi—biarkan mereka eksplorasi. Kadang dari kesalahan itulah tumbuh pemahaman.

2. Mulai dari pertanyaan, bukan dari jawaban

Coba ganti cara mengajar dari “Hari ini kita akan belajar tentang fotosintesis” jadi “Kenapa daun bisa tetap hijau, padahal disiramnya cuma air?”. Pertanyaan sederhana tapi bisa membuka diskusi yang panjang. Ini kayak ngasih kail, bukan ikan.

3. Bangun koneksi, bukan koleksi

Pembelajaran mendalam bukan soal menjejalkan sebanyak mungkin materi. Tapi tentang membangun koneksi antarkonsep. Antara ilmu dengan kehidupan nyata. Biologi nyambung ke pola makan sehat, matematika nyambung ke belanja harian. Biar siswa mikir, “Oh, ternyata ini ada gunanya juga, ya.”

4. Ciptakan rasa aman untuk mikir dan salah

Anak-anak butuh ruang yang nggak bikin mereka takut salah. Salah itu bagian dari proses berpikir. Kalau guru selalu nyemprot, “Masa gitu aja nggak bisa?”, ya jelas siswa bakal pilih diam daripada mikir. Pembelajaran mendalam butuh keberanian siswa untuk berpikir bebas—dan itu cuma bisa tumbuh kalau gurunya suportif.

5. Refleksi, bukan hanya evaluasi

Biasakan menutup pelajaran dengan refleksi, bukan cuma soal pilihan ganda. Tanyakan, “Apa yang kalian pelajari hari ini?”, “Apa yang bikin kalian penasaran?”, atau “Kalau bisa ulang pelajaran ini, apa yang akan kalian lakukan beda?”. Refleksi ini bikin siswa sadar mereka sedang belajar, bukan cuma mengikuti pelajaran.

Akhirnya...
Pembelajaran mendalam itu bukan gaya baru dalam dunia pendidikan. Tapi ini adalah kembali ke tujuan sejatinya pendidikan: membentuk manusia berpikir, bukan cuma menghafal. Dan semua itu dimulai dari keberanian guru untuk berubah—dari si tukang jawab jadi si pembuka jalan.

Karena kadang, guru terbaik bukan yang punya semua jawaban, tapi yang tahu pertanyaan apa yang bisa bikin muridnya tumbuh.

Yuk, mulai belajar dengan penasaran, bukan dengan paksaan.

Penulis:
Eep Saepul Hayat 
Guru PAI SMPN Ekologi Kahuripan Padjajaran Purwakarta

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)