13 April 2021
Oleh : Iip syarip Hidayat
Kita semua sepakat bahwa kerusakan yang terajdi di muka bumi ini adalah disebabkan oleh tangan – tangan manusia. Hal ini sesuai dengan firman Alloh SWT dalam surat Ar- Rum ayat 41 yang artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” . jika mengacu pada ayat tersebut sangatlah jelas bahwa manusia adalah penyebab utama kerusakan di bumi ini. Padahal tugas manusia adalah sebagai khalifah di bumi ini.
Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini dapat dipahami dari firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah : 30, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. “mereka berkata :” Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : ”sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Apa yang dimaksud dengan khalifah? Kata khalifah berasal dari kata “khalf” (menggantikan, mengganti), atau kata “khalaf” (orang yang datang kemudian) sebagai lawan dari kata “salaf” (orang yang terdahulu). Sedangkan arti kata khilafah adalah menggantikan yang lain, adakalanya karena tidak adanya (tidak hadirnya) orang yang diganti, dan adakalanya karena memuliakan (memberi penghargaan) atau mengangkat kedudukan orang yang dijadikan pengganti.
Pengertian terakhir inilah yang dimaksud dengan “Allah mengangkat manusia khalifah di muka bumi”, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Fathir ayat 39, Q.S Al an’am ayat 165. Manusia adalah makhluk yang termulia diantara makhluk- makhluk yang lain (Q.S Al Isra : 70) dan ia dijadikan oleh Allah SWT dalam sebaik- baik bentuk/ kejadian, baik fisik maupun psihisnya (Q.S At Tin : 5), serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi- potensi dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan dan diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan. Karena itulah maka sudah selayaknya manusia menyandang tugas sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi antara lain menyangkut tugas mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Jika demikian sudah merupakan suatu kewajiban bagi manusia untuk menjaga, merawat , serta memakmurkan bumi. Seperti yang dikatakan oleh Iskandar wawuruntu, salah satu pendiri komunitas bumi langit beliau berkata bahwa “ Dimata Alloh SWT setiap manusia adalah Ksatria “, artinya setiap manusia mempunyai peluang untuk menjadi pemimpin dan juga punya peluang untuk mendapatkan Ridho Alloh. Iskandar wawuruntu juga mengatakan “ Bagaimana cara agar bisa mendapatkan ridha Alloh SWT ? salah satunya adalah harus mendapatkan ridho makhluk”.
Baru – baru ini tepatnya tanggal 13 maret 2021, Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta beserta tim tatanen dibale atikan mengadakan kunjungan langsung ke komunitas Bumi Langit yang berada di Imogiri Bantul Yogyakarta. Kami melihat dan belajar secara langsung bagaimana konsep merawat bumi yang diterapkan di Bumi Langit. Ketika kami datang, kami langsung disambut baik oleh Pak Iskandar Wawuruntu dan langsung melakukan diskusi dengan kami. Salah satu pernyataan beliau yang menarik adalah “ tegakkan ahklak dengan baik dalam tubuhmu”. Ini sangat sesuai dengan konsep permakultur yang diterapkan di bumi langit.
Apa yang disebut permakultur ?
Permakultur adalah cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis, dan desain lingkungan yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam. Inti dari permakultur adalah: Peduli bumi karena tanpa bumi yang sehat, manusia tidak bisa sejahtera.
Permakultur merupakan kata serapan yang disadur dari bahasa Inggris, yaitu Permaculture, sebagai singkatan dari permanent agriculture. Artinya, pertanian dengan tatanan kehidupan yang lestari, terus menerus, dan permanen. Maka dari itu, permakultur memegang erat prinsip keseimbangan dan berkelanjutan.
Permakultur memiliki konsep yang serupa dengan konsep pertanian terpadu dan pertanian organik, namun permakultur memberi penekanan pada desain, perencanaan pertanian dan integrasinya dengan implementasi berupa praktek pertanian. Permakultur berangkat dari pemikiran Bill Mollison “bekerjalah dengan alam, bukan melawannya”. Manusia berperan sebagai desainer untuk kehidupannya sendiri dan memiliki tanggung jawab terhadap masa depannya dan bumi. Prinsip utamanya adalah bertanggung jawab akan eksistensi manusia dan keturunannya, termasuk menjaga keberlangsungan puspa, satwa, dan makhluk hidup lainnya.
Mengapa Permakultur?
Permakultur merupakan cara berpikir dan metodologi yang dikeliling ioleh prinsip-prinsip dan etika. Seorang permakulturis berpikir untuk mendaurulang, menggunakan kembali dan terus menerus, meregenerasi, membangun koneksi- koneksi, menemukan celah produktif dan meningkatkan panen. Pola berpikir dan metode ini didapat dari proses taat asas (konsisten) terhadap etika, proses belajar terus menerus dengan pengamatan dan keterlibatan, terutama dari tradisi adiluhung yang memang terbukti bertahan ribuan tahun.
Lalu bagaimana konsep permakultur ini di terapakan di Bumi Langit ?
Dalam tanah seluas 3 hekatre, bumi langit memanfaatkan lahannya menjadi lahan yang mempunyai manfaat setiap jengkalnya. Dalam tanah seluas itu nyaris tak ada yang tidak bermanfaat. Karena Pak Iskandar mempunyai prinsip bagaimana kita mempunyai kewajiban menjaga tradisi – tradisi kebaikan dan menambah menambah bekal kita”. Sehingga bumi langit sangat menjungjung tinggi tradisi- tradisi leluhur yang semakin tergerus oelh teknologi dan industri modern saat ini. karena saat ini kita dihadapkan pada krisis adab dan akhlak. Lalu permakultur menjadi sebuah solusi untuk mengembalikan bumi ini pada fitrahnya.
Karena Permakultur didasarkan pada tiga adab; yaitu "adab kepada bumi, adab kepada manusia, berbagi adil". Yang dimaksud adab adalah bukan sekedar. Sopan santun. Adab merupakan etika yang adiluhung, karena adab menghasilkan akhlaq (sikap budi pekerti), yaitu suatu perbuatan yang lahiriyah sekaligus batin dan spiritual. Adab adalah rasa hormat, rasa peduli, rasa kasih sayang, berinteraksi dan terlibat. Esensi adab adalah bahwa dalam diri kita harus mengembangkan rasa hormat, rasa sayang serta peduli pada kehidupan. Adab terhadap bumi berarti kita menghormati, menyayangi dan peduli kepada bumi sebagai satu kesatuan hayati; adab kepada manusia dimulai dari menyayangi diri sendiri baru kemudian orang lain dan sesama manusia; Artinya banyak orang sudah tidak peduli pada diri sendiri, misalnya dalam hal makanan hanya memperhatikan nafsu lidah ketimbang dampak kesehatan dari makanan. Kemudian berbagi adil adalah dengan menetapkan batas konsumsi diri dan berbagi surplus sehingga tercipta tatanan yang lebih adil, lebih sehat dan lebih harmonis.
Apa Itu Tatanen Di Bale Atikan ?
Secara etimologis, Tatanén di Balé Atikan berasal dari Bahasa Sunda, yaitu dari kata, ‘tatanian/tatanén’ yang artinya bertani atau bercocok tanam, ‘bale/balai’ yang artinya aula/tempat yang luas, dan ‘atikan’ yang artinya pendidikan. Sedangkan secara terminologis, Tatanén di Balé Atikan dimaknai sebagai sebuah gerakan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran hidup ekologis dalam merawat bumi dan berguru pada bumi yang terintegrasi dalam kegiatan pertanian berbasis Pancaniti, sehingga peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan kodrat zamannya.
Konsep Tatanen di Bale atikan adalah merupakan sebuah konsep pendidikan bagian dari program Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta yang di integrasikan kedalam mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
Tatanen di bale atikan mempunyai misi “merawat bumi dan berguru pada bumi” dengan prinsip berkeadilan berkeadilan, berkelanjutan dan berkearifan lokal.
Apa Tujuannya ?
Kegiatan ini diinisasi sebagai upaya meningkatkan kesadaran hidup ekologis bagi seluruh warga sekolah. Kegiatan ini bukan hanya dapat menjadikan sekolah lebih asri dan hijau tetapi juga dapat menjadi sarana belajar bagi siswa untuk mengenal ekosistem lingkunganya secara nyata. Serta secara disiplin belajar merawat dan memelihara tanaman yg dibudidayakan.
Implementasi program Tatanen di Bale Atikan bertujuan untuk:
1. Membentuk karakter peserta didik melalui pelestarian lingkungan;
2. Mengembangkan kompetensi komunikasi, kolaborasi, berfikir kritis, dan kreativitas peserta didik melalui proses pelestarian lingkungan;
3. Meningkatkan kesadaran hidup ekologis bagi seluruh warga sekolah;
4. Menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang kondusif, asri, dan hijau;
5. Menjadikan kebun sekolah sebagai laboratorium ekologis bagi peserta didik untuk mengenal ekosistem lingkungan secara nyata;
6. Menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan;
7. Mengelola potensi alam berbasis kaarifan lokal.
Dari paparan diatas, kita dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat relevansi antara tatanen dibale atikan dengan persektif Islam dalam merawat bumi dan memakmurkan bumi . Artinya tataen bukan hanya sekedar menanam dan menghijaukan sekolah saja, akan tetapi lebih kepada bagaimana manusia atau peserta didik bisa memperlakukan bumi dan juga merawat bumi untuk kebaikan dan kesejahteraan umat manusia dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Sedangakan memakmurkan, menjaga dan merawat bumi adalah sebuah kewajiban sebagai manusia karena manusialah yang diberikan kelebihan akal oleh sang Maha Pencipta sebagai khalifah di muka bumi.
Konsep tatanen ini sangatlah baik dan mempunyai filosofi yang sangat mendalam. Karena program ini diterapkan di seluruh sekolah baik SD maupun SMP dilingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta. Melalui metode permakultur sangat cocok diterapkan di lingkungan sekolah selanjutnya bisa di ikuti oleh masyarakat diseluruh Purwakarta, karena metode permakultur lebih kepada mengembalikan lagi apa yang telah kita ambil dari bumi.
Program tatanen ini menjadi bagian kurikulum sekolah nantinya dan akan diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup dan juga sebagai penunjang pelajaran- yang lain seperti ilmu pengetahuan alam dan juga matematika dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic) adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan antara pengetahuan alam, teknologi, mesin dan matematika dalam satu pengalaman belajar siswa. ketepatan dalam memilih dan menyajikan materi pembelajaran saat ini menjadi kunci keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, oleh sebab itu STEM merupakan pendekatan yang mampu menjawab tantangan tersebut.
Dengan demikian, sumber belajar tidak hanya diambil dari internet dan buku saja, akan tetapi lingkungan sekolah yang sudah menjadi sebuah ekologi bisa menjadi sumber belajar langsung. Selain itu, siswa dan warga sekolah bisa merasakan bagaimana proses makanan dihasilkan, serta menjadi dasar untuk para siswa dalam mencintai alam dan lingkungan sekitar. Keuntungan lain juga adalah menambah sumber pangan untuk warga sekolah dan juga masyarakat. hal inilah yang di anjurkan dalam ajaran Islam, yakni kita sebgai khalifah harus bisa menjaga bukan merusak bumi.
Daftar Pustaka
Panduan Tatanen dibale ATikan Purwakarta
Permaculture: A Beginner's Guide.
Graham Burnett. Land and Liberty, Westcliff on Sea, Essex, England. 2001. 60pp.
Permaculture in a Nutshell. Patrick Whitefield. Permanent Publications, U.K. 1993. 75pp.
Permaculture for Beginners, Jonathon Cardone. Stencil. 2015. 23pp.
Getting Started in Permaculture, Ross & Jenny Mars. Chelsea Green, England. 2008. 102pp
https://mutiaraislam.net/ayat-alquran-berbuat-kerusakan-di-bumi/
https://www.laduni.id/alquran/tema/Tugas-manusia-adalah-memakmurkan-bumi.html
https://lenteratoday.com/gerakan-peduli-dan-berbudaya-lingkungan-hidup-sekolah/