26 Januari 2021
Disdik.purwakartakab.go.id—Kebijakan “Tatanen di Bale Atikan” disambut serempak oleh seluruh sekolah yang berada dibawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta. Tanpa kecuali, SMPN 2 Bojong yang terkenal dengan tanaman hiasnya. Atas keunggulan itu, sekolah ini beroleh label “sekolah budi daya tanaman hias”.
Tim redaksi berkesempatan mewawancarai Kepala SMPN 2 Bojong, Ajid Mustopa, M.Pd, Selasa (26/01). Terkait kebijakan “tatanen di bale atikan”, ia menuturkan bahwa budaya tatanen di sekolahnya sudah berlangsung lama. Kini, sambungnya, ditambah dengan adanya kebijakan tersebut, pihaknya menjadi lebih termotivasi lagi.
“Budaya tanam di sekolah kami sebetulnya sudah berlangsung sejak lama. Dan sekarang, dengan adanya kebijakan tatanen di bale atikan yang di-inisiasi Disdik Purwakarta, kami menjadi lebih termotivasi dan siap fokus pada agenda ekologi,” katanya.
SEKOLAH BUDI DAYA TANAMAN HIAS
Soal ragam tanaman, Kepsek Ajid mengatakan bahwa sekolahnya punya keunggulan, yaitu komoditas tanaman hias. Banyak tanaman hias yang dibudi-dayakan di lingkungan sekolahnya. Bahkan, tidak sedikit dari hasil budi-daya sekolah yang dibeli oleh instansi luar.
“Kami disebut “sekolah budidaya tanaman hias”, karena memang kami membudi-dayakan beragam tanaman hias. Dan Alhamdulilah, budi daya kami ini bahkan hingga punya nilai ekonomis. Dibeli oleh instansi luar sekolah. Tapi, selain tanaman hias, di sekolah kami juga ditanam tanaman keras, seperti ragam bebuahan. Itu juga ada,” jelasnya.
Ditanya soal relasi kebijakan sebagai bagian proses pendidikan karakter siswa, Kepsek Ajid mengaku sangat mendukung. Menurutnya, kebijakan tatanen di bale atikan sangat relevan dengan kondisi kekinian. Para siswa, lanjutnya lagi, perlu diberikan wawasan dan praktik seputar isu lingkungan. Dengan begitu, sedikit banyak mereka tergerak untuk lebih peduli kepada lingkungan—minimal di sekitarnya.
“Kami sepakat dengan kampanye Kadisdik Purwakarta, H. Purwanto. Yaitu bahwa kebijakan tatanen di bale atikan bukan hanya sekedar urusan menanam dan berkebun saja. Lebih dari itu, kebijakan ini adalah soal pembentukan karakter siswa. Ketika masuk dalam kurikulum, maka otomatis para siswa diberikan pembelajaran ekologi. Dengan begitu, diharapkan dapat terjadi internalisasi nilai-nilai ekologi pada karakter siswa. Sehingga, siswa tergerak untuk lebih peduli terhadap lingkungan, minimal dalam ruang lingkup terdekat, yaitu sekolah dan lingkungan rumah,” tuturnya.
Diketahui, SMPN 2 Bojong adalah salahsatu sekolah berprestasi di Kabupaten Purwakarta, termasuk untuk urusan lingkungan. Sekolah ini mendapatkan predikat juara pada kategori sekolah adiwiyata tingkat kabupaten dan di tahun ini akan melanjutkan kontestasi di tingkat provinsi.
“Isu lingkungan menjadi salahsatu perhatian kami. Alhamdulilah, dengan komitmen bersama, kami bisa mendapatkan predikat juara sekolah adiwiyata tingkat Kabupaten. Di tahun ini, kami akan lanjut berkompetisi untuk tingkat provinsi. Semoga kami bisa mendapatkan hasil terbaik juga,” demikian ungkapnya. (Wid)