image

Admin Dinas Pendidikan

23 Juli 2021

1209x Dilihat
PNFI : Solusi Mitigasi Ekonomi di Era Pandemi

 

Oleh : Widdy Apriandi 

(Penulis adalah Redaktur Website Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta) 

 

Pandemi COVID-19, sebagaimana kita tahu, mengantarkan semua orang pada situasi krisis multi-dimensional. Urusannya tidak hanya ancaman terhadap jiwa raga. Namun, di waktu yang sama, ada ‘badai’ ekonomi yang daya rusaknya tidak kalah hebatnya. 

 

Aspek terakhir yang disebutkan diatas seperti kurang mendapatkan perhatian. Diakui, memang ada langkah yang diambil Pemerintah. Misal, ada bansos dalam bentuk BLT dan subsidi kebutuhan dasar seperti listrik. Kemudian, ada juga bantuan stimulan (meski a la kadar) untuk pelaku UMKM. Lalu, jangan lupa juga, ada kemudahan pinjaman perbankan untuk para pelaku usaha yang membutuhkan tambalan dana akibat situasi sulit. 

 

Namun, yang jadi pertanyaan, seberapa efektif bantuan tersebut? Apakah berdampak secara berkepanjangan? Atau, jangan-jangan hanya berbekas sebentar dan/atau--bahkan--malah menimbulkan masalah baru? 

 

PNFI : SOLUSI MITIGASI EKONOMI 

 

Ernesto “Che” Guevara dalam biografi apik yang ditampilkan di Film Che (Part One) selalu berujar kepada pasukannya ; bahwa pendidikan adalah juga instrumen revolusioner. Revolusi, kata dia, tidak sebatas mengangkat senjata dan melawan tiran. Disaat yang sama, tanpa dasar pendidikan yang memadai, gerakan revolusi tidak akan berarti apa-apa selain pergantian penguasa semata. 

 

Begitupun pada situasi krisis COVID-19 saat ini, pendidikan adalah solusi ‘mitigasi’ atas krisis ekonomi yang terjadi. Dalam hal ini, pendidikan harus mampu mengarahkan seseorang menjadi pribadi yang mandiri. Independen. Tidak bergantung kepada hal-hal yang ada di luar dirinya (eksternal), entah itu kebergantungan terhadap pabrik, bantuan pemerintah, dan lain sebagainya. Dengan begitu, ia akan menjadi sosok tangguh di tengah derasnya ‘ombak’ krisis. Tetap terhantam krisis, namun tak goyah dan lekas putus asa. 

 

Model pendidikan yang sangat tepat untuk itu adalah non-formal dan informal yang ada di lingkup PNFI (Pendidikan Non-Formal dan Informal). Sebab, konteks pendidikan di ruang lingkup ini lebih menekankan pada aspek kecakapan hidup. Dengan kata lain, pendidikan tidak hanya diberikan untuk sekedar mengisi kebutuhan kognifitif, psikomotorik dan afeksi saja. Melainkan, ada satu aspek lagi, yaitu kesadaran untuk menyelesaikan problematika sehari-hari--yang diantaranya adalah permasalahan ekonomi. 

 

Berbekal kecakapan hidup yang mumpuni, seseorang akan lebih tahan terhadap hantaman krisis. Sebut saja, secara kasuistis, jika ia terpaksa kehilangan pekerjaan akibat dirumahkan atau di-PHK, maka dengan bekal kecakapannya ia bisa memulai usahanya sendiri. Dan siapa tahu, justru dari usaha sendirinya itulah ia bisa mendapatkan titik balik kehidupan ke arah yang lebih baik? Krisis justru jadi berkah. Bukan musibah. 

 

Dari konteks itu, maka langkah selanjutnya adalah tinggal bagaimana mengadaptasi pembelajaran PNFI sesuai dengan kebutuhan di masa krisis? Perkara belajar daring atau tatap muka bukan persoalan besar. Sebab, masalah sesungguhnya adalah bagaimana siswa terasah kecakapan hidupnya dan bisa hidup dari kemampuanya itu. 

 

PNFI punya daya luar biasa sebagai pusat ‘mitigasi’ ekonomi. Para siswa di ‘jalur’ ini bisa dengan bangga menunjukkan kapasitas kemandiriannya terhadap siswa di ‘jalur’ formal. Sekarang waktunya! 

Purwakarta, 21 Juli 2021

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)