Pendidikan_Kita - Berbuat baik itu tidak mudah, tetapi kebiasaan baik lebih tidak mudah, jika tidak dilatih sedari dini atau dapat hidayah. Karena baik tetap harus dipelajari serta dilatih meskipun harus berusaha payah, tanpa kenal menyerah.
Kebiasaan baik terhadap sesama, alam, menjadi sesuatu yang semakin hari terus mengalami kemerosotan, perilaku individualis terus berkembang, tidak hanya diperkotaan namun sudah merambah sampai ke pedesaan.
Sekolah sebagai basis utama dalam perilaku, moral juga lainnya yang bersifat pendidikan, dituntut untuk selalu berusaha agar perilaku tidak baik dapat dicegah atau diminimalisir, agar kepedulian tidak tersingkir.
"Melihat perkembangan zaman, tekhnologi yang semakin pesat, pergaulan generasi remaja, muda, bahkan yang sudah tua saat ini sungguh sangat mengkhawatirkan". Ungkap Ihat Solihat, kepala sekolah SMPN 3 Campaka Purwakarta, Senin (28/4) saat ditemui disekolahnya.
Selain pelajaran diatas kertas, pendidikan saat ini Kepsek Ihat kemukakan perlu adanya praktek yang cukup untuk menjauhkan generasi penerus jauh dari hal yang tidak bermanfa'at.
"Kegiatan seperti olah raga, sholat lima waktu, membantu orang tua, saya rasa itu sesuatu yang efektif untuk anak bisa terpantau, sekaligus menjadi kebiasaan Positif, dan untuk sholat Dzuhur saya wajibkan semua siswa sholat di sekolah". Jelasnya.
"Sebagai langkah dasar, lanjut Ihat, sekolah selalu memberikan pendidikan, pelatihan. Namun secara tugas kami sekolah hanya sebatas waktu jam sekolah, meskipun secara moral 24 jam kami bertanggung jawab. Tetapi diluar sekolah kan itu menjadi tugas orang tua pada khususnya, dan lingkungan pada umumnya", tandasnya.
Guna mengantisipasi segala kemungkinan bruk terjadi, kepsek Ihat berharap agar semua stakeholder bergerak dalam mengantisipasi kekhawatiran terhadap generasi penerus.
"Semua anak adalah anak kita, satu sebab bisa berdampak pada semua, untuk itu perlu gerakan peduli terhadap apapun yang berpotensi merugikan, mencelakakan. Dengan kembali menumbuhkan rasa peduli, entah kepada anak tetangga, anak orang jauh, apalagi anak kandung sendiri. Yang artinya pendidikan kepada orang tua juga perlu ada, untuk supaya jangan sampai kalah dengan anak dalam kebenaran, karena harus kita akui, bahwa masa depan bangsa ada ditangan mereka, dan saat kita sudah purna atau tua, kebijakan mereka "usia anak saat ini" yang akan kita rasakan dampak baik dan buruknya" pungkas Ihat. (MDI)