image

Admin Dinas Pendidikan

11 Desember 2019

212355x Dilihat
PENDIDIKAN AGAMA DAN MORAL PENTING BAGI ANAK

Saya Saripah, Mahasiswi di SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DR.KHEZ. MUTTAQIEN dan saya seorang guru di TKA TERPADU ULUL AL-BAAB Purwakarta.

 

Anak adalah penerus generasi keluarga dan bangsa, perlu mendapat pendidikan yang baik sehingga potensi-potensi dirinya dapat berkembang dengan pesat, sehingga akan tumbuh menjadi manusia yang memiliki kepribadiian yang tangguh dan memiliki berbagai macam kemampuan dan keterampilan yang bermanfaat. Oleh karena itu penting bagi keluarga, lembaga-lembaga pendidikan berperan dan bertanggung jawab dalam memberikan berbagai macam stimulasi dan bimbingan yang tepat sehingga akan tercipta generasi penerus yang tangguh.

 

 

Pentingnya nilai agama dan moral bagi anak usia dini. dalam hal ini tentu orang tualah yang paling bertanggung jawab, karena pendidikan yang utama dan pertama adalah pendidikan dalam keluarga. Keluarga tidak hanya sekedar berfungsi sebagai persekutuan sosial, tetapi juga merupakan lembaga pendidikan. oleh sebab itu kedua orang tua bahkan semua orang dewasa   berkewajiban membantu, merawat, membimbing dan mengarahkan anak-anak yang belum dewasa di lingkungannya dalam pertumbuhan dan perkembangan mencapai kedewasaan masing-masing dan dapat membentuk kepribadian, karena pada masa usia dini adalah masa peletakan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, moral dan agama.

 

 

Peran orang tua juga sangat berpengaruh bagi tingkat keimanan anak melalui bimbingan orang tua anak dapat dibimbing untuk mengenal siapa itu Tuhan, sifat-sifat Tuhan, bagaimana kewajiban manusia terhadap tuhan.

 

 

Perkembangan nilai-nilai moral dan agama adalah kemampuan anak untuk bersikap dan bertingah laku. Islam telah mengajarkan nilai-nilai positif yang bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini menyebabkan perlunya pengembangan pembelajaran terkait nilai nilai moral dan agama. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam ajaran Islam telah dijelaskan bagaimana proses pengembangan nili-nilai agama dan moral pada anak usia dini dapat diterapkan dengan benar. 

 

 

Hasil analisis melalui pembahasan ditemukan 10 metode penting bagi pengembangan nilai-nilai moral dan agama pada anak usia 5 -6 tahun antara lain adalah (i) bercerita (ii) bernyanyi (iii) bersyair (iv) karyawisata (v) pembiasaan (vi) bermain (vii) outbond (viii)bermain peran (ix) diskusi dan (x) keteladanan. Temuan tersebut telah dibahas dengan berbagai konsep dan temuan-temuan sebelumnya. 

 

 

Kata kunci : Nilai- nilai moral dan agama Anak usia dini. di lembaga pendidikan TKA TERPADU ULUL AL-BAAB, moral dan nilai-nilai agama ditanamkan melalui pembiasaan. Salah satu perilaku yang ditanamkan adalah berdo’a sebelum dan setelah melakukan kegiatan sehari-hari. Berdoa sebelum makan, setelah makan dan do’a-do’a lain yang disertakan artinya, sehingga anak hapal apa yang diucapkan dan tahu maksud ucapannya. Beberapa do’a tersebut secara rutin dibiasakan pada anak dengan cara anak diminta mengucapkan do’a-do’a tersebut dengan suara yang lembut dan khusyu.

 

 

Pengenalan do’a lebih bermakna apabila pendidik berusaha menghadirkan situasi nyata dalam bentuk kegiatan sehari-hari baik dirumah maupun disekolah. Ketika anak hendak belajar pendidik mengajak anak berdo’a yang sebelumnya dijelaskan kenapa kita harus berdo’a, dan menjelaskan pula makna do’a yang diucapkannya, sehingga, do’a–do’a yang sering diajarkan guru atau pendidik akan dimengerti anak maksud dan makna dari do’a tersebut. Proses pembelajaran tersebut ditanamkan secara terus menerus melalui pembiasaan anak secara langsung ketika akan melakukan suatu kegiatan. Diharapkan bacaan do’a tersebut akan semakin ”menginternal” dalam diri anak dan akan membawa pengaruh dalam perilaku anak sehari-hari.

Belajar dilakukan sambil bermain. Belajar melalui bermain dapat memberi kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Bermain juga dapat membantu anak mengenal dirinya sendiri, dengan siapa ia hidup, dan dilingkungan mana ia hidup. Bermain merupakan sarana belajar, muncul dari dalam diri anak, bebas dan terbebas dari aturan yang mengikat, aktivitas nyata, berfokus pada proses dari pada hasil, harus didominasi oleh pemain, serta melibatkan peran aktif dari pemain.

 

 

Penjabaran kompetensi pendidikan moral dan nilai-nilai agama, sebagaimana dijabarkan oleh kurikulum pendidikan anak usia dini menunjukkan bahwa pendidikan moral dan nilai-nilai agama ditanamkan tidak hanya dalam kegiatan ibadah agama yang sifatnya rutinitas tetapi melalui secara luas dalam berbagai aktifitas anak dalam kehidupan sehari-hari, mencakup bagaimana penanaman kasih sayang dengan sesama, tanggung jawab, sopan santun, kebersihan dan kerapian dan ketertiban dalam aturan. Dengan demikian banyak cara, waktu dan kegiatan yang dapat digunakan untuk menanamkan moral dan nilai-nilai agama dalam aktifitas keseharian anak yang sebagian besar waktunya digunakan untuk berinteraksi dengan teman dan lingkungan sekitarnya.

 

 

Nilai Agama Dan Moral yang ditanamkan Pada Anak Usia Dini di TKAT ULUL AL-BAAB antara lain yaitu:

1. Menanamkan anak-anakn agar menyembah Allah dan berbakti kepada kedua orang tua. Hal ini sejalan denagn Firman Allah Ta’ala dalam surah Al-Isra : 23, yang artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kau jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada Ibu-Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-sekali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan mulia”.

 

2. Mengajak anak untuk melakukan shalat sejak usia dini dan membiasakan anak untuk berbuat baik, sebagaimana hadis Nabi yang artinya “jagalah anakmu agar selalu melaksanakan shalat, dan biasakanlah mereka berbuat baik, karena berbuat baik itu adalah kebiasaaan. (H.R.Thabrani).sejak kapankah anak harus shalat? Nabi bersabda yang artinya: “jika anak sudah bisa membedakan mana kanan dan kiri, maka perintahkanlah anak untuk shalat”. (H.R.Abu Daud).

 

3. Membiasakan anak untuk saling tolong menolong. Sebagaimana firman Allah yang artinya: “Dan tolong menolonglah kamu (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Al-Maidah: 2).

 

4. Mendidik anak dengan tiga perkara, sebagaimana hadis Nabi yang artinya: “didiklah anakmu dengan tiga perkara, yakni: mencintai Nabimu, mencintai keluarganya, dan membaca Al-Qur’an (H.R.Bukhari).

 

 

5. Menanamkan nilai sosial pada anak agar gemar bersedekah, Nabi bersabda yang artinya: “apabila manusia meninggal dunia, amalnya akan terputus kecuali tiga perkara, yakni: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendo’akan orang tuanya.(H.R.Tirmizi).

 

 

6. Mengajarkan anak agar mereka suka bersikap lemah lembut. Sabda Nabi yang artinya: “ hendaklah kamu berrsiikap lemah lembut, kasih sayangdan hindarilah sikap keras dan keji (H.R.Bukhari).

 

 

7. Membiasakan anak agar jangan suka berdusta (Al-Baqarah: 10). Yang artinya: “dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka sisksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

 

 

8. Mengajarkan anak agar jangan suka marah. Hadis Nabi yang artinya:”Dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seorang laki-laki yang berkata kepada Nabi.Berilah wasiat kepadaku,” Beliau menjawab,” janganlah engkau marah .”Lelaki tersebut mengulang –ulang perkataannya beberapa kali, Beliau pun selalu menjawab, janganlah engkau marah.

9. Membiasakan anak agar saling menyayangi antar sesamam muslim. Sebagaimana hadis nabi yang artinya : “Tidaklah kamu beriman sampai kamu menyintai saudaramu seperti kamu menyintai dirimu sendiri.(H.R.Bukhari dan Muslim)

 

 

10. Mendidik anak dari segi moral dan budi pekerti (akhlak). At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ayyub Bin Musa, Rasulullah bersabda yang artinya: “tidak ada pemberian yang lebih berharga oleh seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama dari pada pemberian budi pekerti yang baik”.

 

 

11. Membiasakan anak untuk berolahraga dan bermain bersama. Hadis riwayat Al-Baihaqi yang artinya “ajarkanlah berenang dan memanah kepada anak-anak kalian. Dan suruhlah mereka melompat keatas punggung kuda sekali lompatan”.

 

 

Maraknya Kids Zaman Now dan hilangnya karakter anak-anak dalam kehidupan sekarang membuat orang dewasa khawatir akan perkembangan anak-anak kedepannya. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan melihat faktor-faktor penyebab terjadinya Kids Zaman Now, kemudian mengganti faktor-faktor tersebut dengan hal-hal yang lebih baik dalam Islam, pembangunan karakter merupakan masalah fundamental untuk membentuk umat yang berkarakter.

 

 

Pembangunan karakter dibentuk melalui pembinaan akhlakul karimah (akhlak mulia); yakni upaya transformasi nilai-nilai qur‟ani kepada anak yang lebih menekankan aspek afektif atau wujud nyata dalam amaliyah seseorang. Pendidikan hadis diperlukan untuk menggantikan posisi media yang terkadang membawa hal negatif dalam pembentukan karakter anak-anak.

 

 

Pendidikan hadis ini dengan cita-cita bahwa anak-anak dapat mengaplikasikan nya dalam kehidupan sosial dan meninggalkan pengaruh-pengaruh buruk dari media teknologi zaman sekarang. Dapat menggunakan konsep yaitu pembungkusan media dengan diselipkan nya nilai-nilai islami dalam setiap ragam acara.

 

 

Dengan menanamkan dan mengajarkan pendidikan hadis pada anak usia dini di masa emas saat banyak nya pengetahuan diserap, memungkinkan bahwa pengetahuan dan pemahaman anak akan keagamaan bertambah. Jika yang diajarkan ialah pendidikan akan keagamaan seperti aqidah, maka pemahaman yang benar akan aqidah tersebut dapat menjadi sumber dasar perilaku karakter setiap anak. Benih yang baik pada setiap anak akan berimbas pada kepribadian bangsa. Tingginya karakter masyarakat sebuah bangsa akan membawanya kepada sebuah peradaban dan kemajuan serta kedamaian. Jika karakteristik/akhlak masyarakatnya rendah maka suatu bangsa tidak mampu mengembangkan diri ke arah kemajuan dan peradaban yang baik dan disegani. Bahkan rendahnya akhlak dan rusaknya karakter individu dalam masyarakat berpotensi menyebabkan musnahnya suatu bangsa.

 

 

Untuk mengukur keberhasilan pendidikan karakter adalah dengan melihat sejauh mana aksi dan perbuatan seseorang dapat melahirkan dan mendatangkan manfaat bagi dirinya dan juga bagi orang lain. Sebagaimana hadis Nabi SAW “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling baik akhlaknya dan bermanfaat bagi orang lain”.

 

 

Ketika seseorang mampu mendatangkan manfaat berarti dia sudah memiliki karakter muslim yang ideal sesuai dengan tuntutan Islam. Kelompok yang berpotensi besar untuk dapat menebarkan kebaikan dan manfaat untuk orang lain adalah mereka orang-orang yang beriman dan bertaqwa.

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)