21 Juli 2020
Disdik.purwakartakab.go.id – Para peserta didik SD Negeri 2 Mekarjaya membuat pupuk organik dari kotoran domba, gula merah, dan air beras, Selasa (21/07), di area peternakan domba yang terletak tidak jauh dari lingkungan sekolah.
Dari amatan langsung di lokasi, kegiatan edukasi ekologi ini dihadiri oleh wakil ketua komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi dan Kepala Dinas Pendidikan Kabulaten Purwakarta, H. Purwanto. Tujuannya tidak lain untuk mengedukasi masyarakat, terutama para pelajar untuk tetap giat dan produktif dalam mengisi pembelajaran di masa pandemi.
Mochammad Irvan Efrizal, penggiat agroekologi yang sekaligus bertindak sebagai fasilitator pelatihan mengatakan, kehadirannya dalam rangka memberikan pembelajaran kepada pelajar SD Negeri 2 Mekarjaya tentang pembuatan pupuk organik yang terbuat dari kotoran domba dan bahan bahan organik lainnya.
"Melalui pembuatan pupuk ini diharapkan masyarakat terutama para pelajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang terdapat dilingkungan sekitar terutama dalam kegiatan bercocok tanam," katanya.
Lebih lanjut, Rizal juga menjelaskan, bahan pembuatan pupuk organik hasil fermentasi (Porasi) didapatkan dengan mudah dari lingkungan sekitar, misalnya dari kotoran domba.
"Kotoran domba yang sudah kering itu adalah kompos atau pupuk organik padat yang bisa disaring hingga halus dan dicampur dengan media tanah dan sekam sebagai media tanam. Sementara kotoran kambing yang masih basah bisa dibuat menjadi pupuk organik cair dengan cara di fermentasi terlebih dahulu. Caranya cukup mudah campurkan air bersih, air cucian beras ke 1, air kelapa dan gula merah yang sudah dicacah kedalam ember, setelah semua bahan tercampur dan larut merata, masukan kotoran domba yang sudah dimasukan ke dalam karung ke dalam ember tadi. Tutup ember dengan plastik dan tunggu hingga 10 hari. Setelah proses fermentasi selesai, pupuk organik hasil fermentasi siap digunakan," runutnya.
Pembelajaran yang bersifat praktikal ini, imbuh Rizal, sangat kontekstual dengan situasi yang terjadi saat ini.
"Siswa yang tinggal di desa-desa bisa mempraktekan cara-cara ini dengan mudah secara mandiri, sehingga selain mengisi waktu dengan berternak siswa juga bisa berkebun dengan memanfaatkan pupuk organik yang dihasilkannya sendiri. Pupuk organik yang terbuat dari kotoran domba dan bahan bahan organik lainnya," pungkasnya. (NC/Red)