16 Februari 2021
disdik.purwakartakab.go.id-MGMP Bahasa Indonesia SMP se-kabupaten Purwakarta menggelar kegiatan Bimtek Pembelajaran Peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) Bahasa Indonesia, di aula SMPN 1 Sukatani, sejak kemarin hingga hari ini (15-16/02). Kegiatan bimtek ini diikuti guru Bahasa Indonesia SMP Negeri, Satap, dan Swasta se-Kabupaten Purwakarta.
Ketua Panitia yang sekaligus Ketua MGMP bahasa Indonesia, Toni R., M. Pd. menyampaikan bahwa tujuan dari Bimtek ini adalah untuk menyosialisasikan pembelajaran PISA kepada Guru Bahasa Indonesia SMP. Dengan begitu, para guru bisa memahami kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional.
"Kegiatan ini sekaligus juga untuk meningkatkan komptensi guru dalam memahami karakteristik soal PISA yang selaras dengan soal AKM sebagai alat evaluasi nasional dalam bidang literasi Bahasa Indonesia. Dengan begitu para guru dapat mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Dr. H. Purwanto juga menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan bimtek tersebut.
Dalam paparannya, Kadisdik Purwanto menuturkan bahwa Peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia berdasarkan survei tahun 2018 berada dalam urutan bawah. PISA sendiri merupakan metode penilaian internasional yang menjadi indikator untuk mengukur kompetensi siswa Indonesia di tingkat global.
Lebih lanjut, ia menyinggung soal upaya pihaknya dalam meningkatkan mutu satuan pendidikan. Diantaranya, penilaian terhadap siswa dilatar-belakangi hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
"Tatanen Dibale Atikan yang digulirkan Dinas Pendidikan adalah wujud nyata Pendidikan karakter. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya Program ini, Karena mampu menjawab adanya masalah kesenjangan secara global yaitu kesenjangan Ekologis, kesenjangan Social dan kesenjangan Spiritual. Ini yang menjadikan Tatanen di Bale Atikan sebagai Gerakan Pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran ekologis dalam merawat bumi dan berguru pada bumi yang terintegrasi dalam kegiatan pertanian berbasisi Pancaniti, sehingga peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai kodrat dirinya, alamnya, dan zamannya," runutnya. (NC/Red)