Pada awal Bulan Agustus 2025, Saya diperintahkan mengikuti kegiatan Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial yang diselenggarkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta & BBGTK Jawa Barat. Saya mengikuti pelatihan ini selama 3 bulan. Dari mulai kegiatan IN, OJT 1, OJT 2, OJT 3, dan IN 2. Saya merasa sangat bersyukur dapat menjadi bagian dari kegiatan On the Job Training (OJT) Sesi 1, 2, dan 3 dalam rangka Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial. Pengalaman ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi sebuah perjalanan belajar yang membuka wawasan, menantang pola pikir, dan menumbuhkan semangat baru dalam menjalani peran saya sebagai pendidik di era digital.
Ketika pertama kali mengikuti sesi awal, saya menyadari bahwa dunia pendidikan tengah bergerak menuju arah yang semakin digital dan dinamis. Koding dan kecerdasan buatan, yang dahulu terasa begitu jauh dan rumit, kini menjadi hal yang nyata dan dekat dengan dunia pembelajaran. Di sesi pertama, saya belajar memahami konsep dasar koding dan AI. Dari sana, saya mulai melihat bahwa teknologi bukan ancaman bagi guru, melainkan jembatan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan bagi peserta didik.
Memasuki sesi kedua, pengalaman belajar saya menjadi semakin menarik. Saya berkesempatan mencoba berbagai platform seperti Google Teachable Machine dan Blockly, yang memungkinkan saya memahami bagaimana algoritma sederhana dapat diterapkan untuk membuat pembelajaran lebih hidup. Di momen itu, saya merasakan betapa pentingnya kreativitas dan keberanian untuk bereksperimen. Saya belajar bahwa menjadi guru di masa kini bukan sekadar mengajar, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang mampu menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat eksplorasi pada siswa.
Sesi ketiga menjadi ruang refleksi yang mendalam. Saya meninjau kembali perjalanan belajar saya selama OJT — dari rasa ragu di awal, hingga munculnya keyakinan bahwa saya mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Saya mulai merancang langkah konkret untuk menerapkan apa yang saya pelajari di kelas, menyesuaikan dengan karakter siswa, serta membagikan pengalaman ini kepada rekan sejawat. Saya ingin pelatihan ini tidak berhenti sebagai kegiatan, tetapi menjadi gerakan kecil menuju perubahan nyata dalam pembelajaran di sekolah.
Bagi saya, pelatihan ini bukan hanya tentang teknologi, melainkan tentang transformasi diri. Saya belajar untuk keluar dari zona nyaman, membuka diri terhadap hal baru, dan berani mencoba meskipun belum sepenuhnya mahir. Saya menyadari bahwa semangat belajar seumur hidup adalah kunci untuk tetap relevan dan bermakna sebagai pendidik.
Saya percaya, apa yang saya peroleh dari OJT ini akan membawa manfaat besar, baik bagi diri saya sendiri, bagi peserta didik, maupun bagi sekolah. Dengan pemanfaatan koding dan kecerdasan buatan, pembelajaran dapat menjadi lebih kreatif, interaktif, dan kontekstual dengan kehidupan nyata. Sekolah pun akan tumbuh menjadi lingkungan belajar yang adaptif dan berorientasi pada masa depan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada para fasilitator, narasumber, dan seluruh rekan peserta yang telah menjadi bagian dari perjalanan ini. Melalui kegiatan ini, saya tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga semangat dan keyakinan bahwa perubahan dalam pendidikan dimulai dari langkah kecil.
Dari seorang guru yang mau terus belajar, berinovasi, dan berbagi.
Penulis:
Sayyidah Nurul Hayati, S.Pd
Guru SMPN 2 Purwakarta