image

Admin Dinas Pendidikan

17 September 2018

2897x Dilihat
MENULIS WUJUDKAN KARYA BRILLIANT

disdik.purwakartakab.go.id -- Berliterasi merupakan suatu kegiatan yang sangat mengasikkan, dengan berliterasi kita dapat mengambil banyak sekali manfaat, kita bisa menggenggam dunia dan isinya dalam telapak tangan kita, tidak ada penghalang dan tidak ada perantara, hanya kita dan dunia yang kita mau, tentu sebelumnya dengan proses membaca terlebih dahulu, membaca dari berbagai sumber tentunya.

Berlierasai pada jaman now, bukan hanya membaca dan menulis saja tetapi suatu tahapan secara keseluruhan yang kita mainkan dalam mengarungi kehidupan ini, saat ini berlirterasi teknologi, informasi, media, keuangan, social budaya, berpolitik semuanya menjadi keahlian kita. Yang mana kita terutama manager satuan pendidikan harus pandai memilih dan memilah kata kata dalam penyampaian informasi kepada warga sekolahnya baik lisan maupun tulisan,

Kegiatan yang mana yang menjadi focus maka dalam bidang itulah kita berliterasi secara bijak, dalam pembelajaran contohnya seorang pendidik menggunakan keterampilan dalam pembelajarannya contohnya dengan menggunakan berbagai strategi dalam pelaksanaan literasi di dalamnya; mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya. 

Bagi seorang pemimpin, berliterasi akan lebih luas lagi dimana dia harus memiliki keterampilan dalam memimpin suatu kelompok sehingga dia mampu mempengaruhi seluruh komponen dalam lingkungan yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang literat, ia mampu mempengaruhi dalam banyak hal. Salah satunya dalam pembudayaan di sekolahnya, Seorang manger sekolah ia harus mampu melaksanakan semua keputusan pemerintah dalam bidang pendidikan. Gerakan literasi di satuan pendidikan menyangkut semua warga sekolah, tetapi pengalaman menyatakan bahwa mempengaruhi Peserta Didik sangatlah mudah dibanding dengan mengajak kepala sekolah, guru dan  staf administrasi.

Keteladanan seorang manager suatu satuan pendidikan menjadi modal utama dalam pengembangan litersi di satuan pendidikannya, saat ini menulis menjadi masalah yang urgen bagi guru, kepala sekolah dan lain sebagainyaa,  keterampilan menulis menjadi penghalang terlaksananya suatu karya dari hasil literasi yang telah dikembangkannya. Menciptakan karya tulisan berbagai bentuk: puisi, cerpen, dongeng, artikel sampai pada karya ilmiah kini menjadi salah satu tujuan dalam berliterasi,

Hasil karya litersi peserta didik sudah banyak ditemukan, guru juga hampir banyak tetapi hasil karya kepala sekolah masih sangat jarang hal itu dikarenakan tingkat kesibukan kepala sekolah begitu menyita waktu tetapi benarkah?!,  Setelah di pelajari tentang alasan dari itu ternyata kepala sekolah hanya kurang meluangkan waktu untuk menulis,  alasan lain karena tidak bisa menulis, tapi benarkah?!,  lagi-lagi setelah diamati ternyata bukan tidak bisa menulis tetapi hanya ragu untuk menuangkan semua ide dalam bentuk tulisan yang pada kenyataannya para kepala sekolah sering menuangkan ide nya yang brilliant dalam bahasa lisan minimal saat beliau beliau memimpin rapat di satuan pendidikannya masing-masing. Lantas apa lagi?!.,hanya diperlukan suatu atmosfir yang mengajak para kepala sekolah asik menghasilkan karya dalam bentuk tulisan tak masalah bentuknya apa, yang jelas yang dituju adalah hasil karya berupa tulisan, penting   di lakukan kepala sekolah sebagai wujud dari keteladanan yang di berikan bagi guru-guru dan peserta didiknya dalam menghasilkan kartya literasi yang sedang di kembangkan di satuan pendidikannya masing masing.

Pendampingan menulis bagi kepala sekolah di buat dengan membuka kelas menulis khusu kepala sekolah sebagai wujud pembentukan atmosfir menulis, dari 19orang peserta kelas menulis yang daftar hanya 12 orang yang hadir dengan berbagai alasan, kurang percaya diri juga salah satu alasan yang mencuat sehingga banyak kepala sekolah yang tidak bisa hadir.

Seiring dengan berjalannya waktu dari kelas menulis yang dialami oleh peserta yang hadir secara intensif  dengan memegang komitmen tinggi untuk menyemangati dirinya agar menghasilkan karya tulis dimana  dia tidak menggebu dengan hasil yang bagus tetapi seiring dengan waktu lambat laun tulisan tulisan tersebut menjadi hidangan yang sangat nikmat untuk dinikmati kapanpun tanpa harus terkurung dengan aturan jenis jenis artikel atau macam macam aturan menulis yang selama ini menjadi hal yang mengungkung ktreatifitasnya.

Pendampingan menulis yang di berikan oleh komunitas literasi sekolah yang tergabung dalam PURBASARI kepada   kepala sekolah menjadi salah satu  alternatif motivasi dan yang menyulut kreatifitas bapak ibu   kepala sekolah,  dengan menggunakan pendampingan teknik kolegalitas atau coaching ini para peserta tidak merasa di gurui tetapi merasa ditemani dalam menuangkan ide ide. pendampingan ini mudah dilakukan asal ada kemauan keras dari pesertanya untuk berkarya walau apapun itu jadinya.

Strategi pendampingan

Strategi pendampingan dilakukan dengan sangat sederhana dimana para peserta mendapat motivasi bahwa setiap individu bisa menulis, lalu langsung menuangkan pengalaman yang sangat berkesan yang pernah dialami, lalu menuliskan best practice yang dilakukan di masing masing kelas dan sekolah yang dia pimpin selama pendampingan tidak ada yang disalahkan sebab memang tidak ada yang salah semuanya berdasarkan pengalamannya sendiri, hanya mungkin dalam pemilihan kata, penentuan judul dan penentuan idea, topic dan sub topic  sehingga suatu artikeltersusun dengan runtut tersampaikan, strategi kelas pendampingan menulis bagi   kepala sekolah dengan yakin akan bisa produktif, sebab baru dua kali pertemuan kelas menulis ternyata sudah dapat 20 judul artikel optimize dala lima pertemuan dapat menghasilkan 80 judul artikel yang sehingga satu buah buku karya kepala sekolah di kabupaten Purwakarta dapat terwujud dari penulis pemula yang asalnya malu-malu.

Secara singkat strategi pendampingan adalah sebagai berikut:

  1. Perencanaan : Bentuk komunitas, pembuatan komitmen, Konsistensi,
  2. Pelaksanaan: Membaca contoh tulisan, menyampaiakan apa yang ingin di tulis kepada pendamping ,  menemukan ide, Mengumpulkan, Mempresentasikan, dan publikasi.
  3. Evaluasi: evaluasi dilakukan pada saat bedah karya yaitu pada saat peserta mempresentasikan hasil tulisan, komentar dari sesame peserta dalam konten penulisan dan ketajaman isi yang tentu saja dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan bahwa komentar tersebut tidak menimbulkan prustasi bagi yang empunya tulisan tetapi tetap menghasilkan karya yang semakin baik

Teknik pendampingan atau coaching tampak pada saat peserta datang untuk berdialog dan mendiskusdikan apa yang ingin dituangkan dalam bentuk tulisan, disana lalu coach dan atau pendamping mengyimak dengan seksama lalu menyimpulkan ide yang disampaikan, lalu menemukan judul secara besama sama tentunya dan menyepakati topic serta sub-sub topicnya sampai pada penulisan dan hasil tulisan.

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)