Pendidikan_Kita – Semangat belajar tetap harus tumbuh meski dalam keterbatasan. Hal ini ditunjukkan oleh peserta didik kelas IV SDN Warungkadu Pasawahan Bernama Albi Azwar. Dengan dukungan orang tua dan guru, Albi yang harus menggunakan kursi roda tetap mempunyai semangat dan berusaha mengikuti pembelajaran meski memiliki kendala dalam fisiknya.
Sejak kelas III SD, Albi memiliki masalah kesehatan hingga harus menggunakan kursi roda. Karena jarak antara rumah dan sekolahnya lumayan jauh dan semangat Albi yang tetap ingin belajar, kepala sekolah maupun guru berkolaborasi dengan orang tua untuk tetap memastikan Albi tetap mendapat pembelajaran sehingga menerapkan pola khusus bagi Albi
Selama tiga hari dalam sepekan, guru mendatangi rumahnya untuk memberikan bimbingan secara personal. Sementara dua hari lainnya, Albi berangkat ke sekolah agar dapat merasakan suasana belajar di kelas dan berinteraksi bersama teman-temannya.
Menurut Kepala SDN Warungkadu Momoh, S.Pd , upaya yang dilakukan sekolah agar Albi tetap merasa menjadi bagian sekolah
“Kami ingin Albi tetap merasa menjadi bagian dari sekolah. Jadi, selain belajar di rumah, ia juga tetap hadir di kelas agar bisa berinteraksi dan belajar bersama teman-teman,” ungkap Momoh.
Hal senada disampaikan oleh guru kelasnya yang rutin memantau pembelajaran Albi, Erna Rosdiana. Erna menilai, Albi masih mampu menerima materi, berhitung dengan menggunakan tangannya walaupun agak sedikit lambat saat menerima materi.
Apa yang dilakukan oleh SDN Warungkadu menjadi contoh bahwa sekolah harus tetap ramah pada anak temasuk anak inklusi. Dengan dukungan penuh yang terus mengalir dari keluarga, sekolah serta pengawas sekolah Isny Yuniar, Albi menjadi contoh nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk menimba ilmu. Semangat belajarnya menjadi inspirasi bagi peserta didik lainnya sekaligus sebagai bukti bahwa pendidikan inklusif mampu membuka jalan bagi semua anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensinya.