image

Admin Dinas Pendidikan

17 Oktober 2023

1163x Dilihat
Mapag Buana SMPN 3 Campaka, Pembiasaan 4 Bahasa

Pendidikan 7 Poe Atikan Kabupaten Purwakarta telah menjadi contoh sebuah program pendidikan karakter bagi kota lainnya. Ini terbukti oleh raihan penghargaan apresiasi cerdas berkarakter kategori Dinas Pendidikan Cerdas Berkarakter dari Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud.ri) tahun 2020.

Maka tidak asing jika kita melihat disetiap sekolah di Kabupaten Purwakarta memiliki ke khas-an tersendiri disekolahnya, Semua sekolah di Purwakarta melaksanakan pembelajaran karakter 7 poe atikan Purwakarta Istimewa dengan ciri khas-nya masing-masing. Seperti yang dilakukan oleh SMPN 3 Campaka Purwakarta.

Sekolah yang terletak di area perkebunan karet Desa Cikumpay Purwakarta selalu rutin melaksanakan kegiatan pembiasaan karakter sebelum pembelajaran dimulai. Di hari selasa yaitu Mapag di Buana, pembiasaan yang dilakukan adalah pembelajaran 4 (empat) Bahasa atau dikenal dengan Multilingual.

Kepala SMPN 3 Campaka, Hj. Ihat Solihat, M.Pd mengatakan bahwa hampir semua guru dan staf sekolahnya masih berstatus honorer namun mereka mempunyai potensi dan inovasi termasuk mampu membuat pembiasaan multi lingual ini.

Empat bahasa tersebut adalah Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda. Di minggu pertama adalah pembelajaran tentang Bahasa Inggris, Minggu kedua adalah Bahasa Arab, minggu ketiga adalah Bahasa Indonesia dan minggu keempat adalah Bahasa Sunda.

Untuk pembelajaran bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang dipelajari adalah dasarnya dan mengenal Bahasa Inggris dengan waktu 30 menit. Untuk pembelajaran Bahasa Indonesia karena peserta didik saat ini seringkali menggunakan bahasa yang tidak baku karenanya mereka diberikan pembiasaan untuk bisa berbicara menggunakan pola kalimat yang baik dan benar sesuai aturan dan kaidah yang ada. Dan terakhir Bahasa Indonesia karena anak-anak tinggal di tataran Sunda tetapi sering kali menggunakan bahasa yang kasar atau bahkan tidak bisa berbahasa Sunda sama sekali.

“Pembiasaan ini agar kelak peserta didik siap bersaing di dunia global dan lebih berkarakter lagi dalam berbicara maupun menyimak. Melatih stimulus juga agar mereka punya keinginan kuat untuk mau belajar dan selanjutnya belajar sendiri dengan menjadikan teman sebagai partner berbicara ataupun menggunakan gadgetnya untuk lebih mempelajari empat bahasa tersebut” demikian ungkap Ihat. (MH/Red)

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)