image

Mira Habibah

06 Agustus 2025

35x Dilihat
Mading Sekolah: “Mari Membaca, Mari Menulis, Mari Berkarya”
 Rendahnya minat baca di lingkungan pedesaan bukanlah rahasia lagi. Namun apakah itu alasan untuk menyerah? Tentu tidak. Justru di sinilah sekolah memiliki peran yang sangat penting dan jauh lebih besar daripada sekadar tempat belajar membaca dan menulis, tetapi juga menjadi wadah dalam menumbuhkan semangat literasi dan memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengekspresikan diri melalui sebuah karya. Karenanya SDN 2 Sukasari mengambil langkah untuk menghalau keterbatasan tersebut dan menjadikananya sebagai tantangan yang harus dibuktikan melalui aksi nyata. 

Salah satu langkah yang paling sederhana yang dilakukan SDN 2 Sukasari dalam hal itu yaitu dengan menghidupkan kembali majalah dinding sekolah. Majalah dinding atau lebih dikenal madding, ini bukan sekadar papan kosong yang ditempel informasi saja, tetapi di tangan SDN 2 Sukasari mading menjadi jendela kreativitas, ruang menumbuhkan literasi, dan cermin suara hati peserta didik. Di sinilah peserta didik belajar bahwa tulisan mereka berarti, bahwa gambar dan cerita mereka layak dibaca, dilihat, dan diapresiasi. 

Sekolah kami percaya, ketika peserta didik melihat namanya tertera di mading bersama karyanya, sesuatu yang besar tumbuh dalam dirinya: rasa percaya diri, rasa bangga, dan yang paling penting adalah keinginan untuk terus mencoba dan berkarya. Anak-anak yang awalnya tidak tertarik untuk berkarya mulai bertanya, “Saya boleh ikut nulis atau menggambar juga kah, Bu?” “Aku boleh membuat komik atau poster kah?” Itulah titik balik yang tidak bisa diukur hanya dengan angka atau nilai, tapi terasa dari semangat yang menyala dalam diri mereka. 

Semangat yang menyala itulah yang ingin terus kami jaga. SDN 2 Sukasari berusaha menjadikan literasi sebagai bagian dari keseharian, bukan sekadar tugas sekolah. Peserta didik diajak menulis ide mereka sendiri, menggambar komik, membuat puisi, menulis cerita pendek, hingga membuat pantun. Setelah itu, karya-karya tersebut dipajang di mading, dibaca bersama, dan diapresiasi. Dari kegiatan kecil yang menyenangkan ini, tumbuh rasa percaya bahwa tulisan dan gambar mereka punya arti dan layak dibagikan kepada orang lain. 

Mading adalah buktinya. Mading menjadi panggung bebas yang memberikan kesempatan peserta didik untuk berkarya dan bersuara. Mading adalah wadah pertama bagi para penulis cilik yang suatu hari akan tumbuh menjadi pemikir, pemimpin, dan pencipta perubahan. Kerena setiap anak atau setiap peserta didik berhak untuk didengar dan SDN 2 Sukasari mendengarkan mereka melalui, tulisan, gambar, atau karya-karya mereka yang lain yang mereka buat dengan hati. 

Penulis:
Marianita Anjarsari
Tenaga Administrasi SDN 2 Sukasari

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)