09 Desember 2019
Widdy Apriandi, redaktur website Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta memperoleh gelar juara pertama pada ajang kompetisi seduh manual (manual brewing), Kamis (05/12) lalu, di aula Hotel Batiqa Jababeka - Cikarang.
Setelah menyisihkan kompetitor di dua laga penyisihan, dia akhirnya masuk laga final yang mempertemukannya dengan dua finalis lain untuk perebutan posisi juara satu, dua dan tiga.
Di laga final, Widdy bertemu dengan Hainur Rafiq Kamal, (barista Starbucks Indonesia) dan Fahma Alfathin (barista Early Coffee Cikarang). Ditentukan dengan penilaian berdasarkan open service, Widdy akhirnya mampu menjadi juara pertama dengan perolehan nilai tertinggi, yaitu 140 poin.
Kepada disdik.purwakartakab.go.id, melalui pesan Whatsapp, dia mengaku sangat senang dengan prestasi yang berhasil diperolehnya tersebut. Capaiannya itu, singgungnya, menambah deretan prestasi yang sebelumnya sudah didapatkan.
“Sebelumnya saya mendapatkan gelar juara di Kabupaten Karawang. Kali ini, alhamdulilah saya bisa memperoleh hasil serupa di Cikarang,” katanya.
Lebih lanjut, Widdy berharap prestasi yang telah dicapainya itu bisa membuat Kabupaten Purwakarta semakin dikenal di lingkungan pergaulan para pelaku kopi. Sekurang-kurangnya, di Kabupaten Karawang dan Cikarang.
“Saya harap, hasil saya peroleh ini bisa membuat para pelaku kopi tertarik untuk tahu lebih banyak dunia perkopian di Kabupaten Purwakarta. Saya ingin Kabupaten Purwakarta bisa lebih dikenal dan ‘dihitung’ oleh para pelaku kopi, minimal di regional Jawa Barat dan sekitarnya,” kata dia.
Widdy tak luput mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang mendukungnya untuk terus bertumbuh sampai sekarang ini. Diantaranya, kata dia, adalah keluarga besar Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta.
“Saya ingin berterima kasih kepada Keluarga Besar Disdik Purwakarta, lebih khusus kepada Kepala Dinas Pendidikan, Pak Purwanto. Kesempatan memberikan pelatihan kepada warga belajar PKBM dan sekolah terbuka memacu saya untuk terus bertumbuh. Akhirnya, saya tergerak untuk senantiasa mengembangkan diri dan tidak segera puas dengan apa yang sudah tercapai sebelumnya,” runutnya.
Diketahui, Widdy belakangan dipercaya menjadi narasumber pada pelatihan kecakapan hidup (life skill) bidang pengolahan kopi yang di-inisiasi oleh Disdik untuk pengembangan program pendidikan non-formal. Terhitung, hingga saat ini sudah ada tiga angkatan yang diisi warga PKBM dan sekolah yang telah mengikuti pelatihan tersebut. Mayoritas ‘lulusan’ pelatihan tergerak untuk menjadi juru racik kopi (barista) profesional. Termasuk, tidak sedikit yang termotivasi untuk memulai usaha sendiri. (NC/Red)