image

Admin Dinas Pendidikan

13 Oktober 2020

2044x Dilihat
KULIAH UMUM PASCA SARJANA :  KADISDIK ULAS VISI GLOBAL PROGRAM TATANEN DI BALE ATIKAN

Disdik.purwakartakab.go.id – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Purwakarta, H. Purwanto menjadi narasumber dalam kuliah umum program pasca-sarjana STAI DR. KHEZ Muttaqien – Purwakarta, Selasa (13/10), secara daring melalui aplikasi zoom. Selain beliau, narasumber lain yang terlibat adalah Imam Tabroni (Ketua STAI DR. KHEZ Muttaqien) dan H. Sanusi Uwes (Direktur Pasca Sarjana STAI DR. KHEZ Muttaqien). 

Dalam paparannya, Kadisdik Purwanto mempresentasikan program tatanen di bale atikan yang sedang gencar dikampanyekan sejak beberapa waktu ke belakang. Dia merunut, program ini adalah satu dari lima program inti pengembangan karakter siswa yang digerakkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta. 

“Ada program lain yang sudah lebih dahulu dieksekusi, yaitu Tujuh poe atikan, sekolah anti korupsi, sekolah ramah anak dan pembelajaran kitab kuning dengan metode purwakarta yang berkarakter,” tegasnya. 

VISI GLOBAL PROGRAM TATANEN DI BALE ATIKAN 

Program bertajuk “Tatanen di Bale Atikan”, sambungnya, adalah program pendidikan karakter yang baru belakangan dikampanyekan pihaknya. Kehadiran program ini, lanjut dia lagi, tidak lepas dari situasi sosial yang berkembang—yang akhirnya membuat program “Tatanen Di Bale Atikan” menjadi suatu keperluan. 

Dalam uraiannya, Kadisdik Purwanto menjelaskan bahwa kerangka pemikiran program ini tidak hanya berangkat dari ruang lingkup lokal saja, melainkan bahkan global. Diantaranya, ia menyinggung soal posisi Indonesia di kancah kompetisi global. Menurutnya, potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia harus dijadikan nilai lebih, sehingga bisa menjadi kekuatan untuk bersaing di tengah globalisasi. 

“Indonesia kaya dengan sumber daya.  Tidak hanya sumber daya manusia, tapi yang sama pentingnya adalah sumber daya alam. Mestinya, hal ini bisa menjadi kekuatan utama Indonesia untuk berkompetisi di tengah globalisasi,” katanya. 

Hanya saja, singgung dia, potensi tersebut bisa jadi terbengkalai karena Sumber Daya Manusia Indonesia hari ini sudah bergeser melupakan akar sejarahnya, yaitu sebagai negara agraris dan maritim. 

“Banyak SDM kita saat ini yang sudah melupakan akar sejarah sebagai bagian dari bangsa agraris dan maritim. Ini menjadi masalah strategis di masa yang akan datang. Sebab, keunggulan sumber daya alam yang kita miliki tidak akan bisa dikonversi menjadi kekuatan tanpa campur tangan SDM,” ungkapnya. 

Hal lain yang juga disinggung Kadisdik Purwanto adalah budaya konsumtif yang makin meluas di kalangan masyarakat Indonesia. Bagaimanapun, fenomena ini adalah tren global. Namun, bukan berarti tidak bisa ‘dilawan’ sama sekali. Terlebih, konsumerisme yang berkembang saat ini juga berlaku pada produk budidaya tanam. Jika ini dibiarkan berkepanjangan, tukasnya, akan menjadi ancaman tersendiri. 

“Saya contohkan cabe rawit. Sangat sedikit dari kita yang tidak mengkonsumsi komoditas ini. Padahal, cabe bisa ditaman sendiri di rumah dengan media tanam sederhana. Tidak perlu lahan luas. Tapi, karena sifat konsumtif, kita terbiasa membeli saja dengan harga yang turun-naik tergantung situasi pasar. Otomatis, pengeluaran rumah tangga pun makin bertambah saja. Konsekuensinya, beban hidup dirasa makin berat,” tuturnya. 

BUKAN SEKADAR KEGIATAN MENANAM 

Dari latar belakang itu, lanjut Kadisdik Purwanto, program “tatanen di bali atikan” jauh lebih signifikan dari sekedar kegiatan menanam di lingkungan sekolah. Jika misinya terbatas hanya itu saja, timpal dia lagi, sebetulnya tinggal panggil tukang kebun yang jauh lebih berpengalaman. 

“Namun, yang kami kehendaki bukan itu. Di ujung program ini, kami bertekad mencetak para siswa yang matang dan berkarakter secara wawasan, sikap, dan perilaku ekologi. Ketika mereka sudah berkesadaran penuh terhadap aspek ekologi, maka mereka akan tumbuh sebagai generasi unggul yang akan membawa Indonesia ke arah kemajuan. Sebab, mereka tahu siapa dirinya dan mereka tahu kedalam koneksi dengan alam dan Tuhan-nya,” ucapnya. 

Di akhir paparan, Kadisdik Purwanto tak luput mengajak semua pihak, lebih khusus para praktisi pendidikan untuk bersama-sama mensukseskan program ini. Karena pendidikan, tegas dia, tidak bisa tidak adalah salahsatu instrumen yang bisa menggerakkan perubahan. (NC/Red)

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)