Pendidikan_Kita - Sejak tahun 2015 hingga saat ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta terus berupaya untuk mempertahankan pendidikan karakter kearifan lokal salah satunya dengan memperkenalkan dan menggelar permainan tradisional yang disebut Kaulinan barudak kepada peserta didik mulai jenjang PAUD hingga SMP.
Kaulinan barudak tidak hanya dilaksanakan pada saat hari Rabu melalui pendidikan karakter Rebo Maneuh di Sunda tetapi juga dilaksanakan secara rutin setiap hari sabtu - minggu di Taman Surawisesa.
Kaulinan Barudak untuk peserta didik pertama kali dicetuskan oleh H. Dedi Mulyadi yang saat itu menjabat sebagai Bupati Purwakarta yang kemudian di insiasi lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Purwakarta Dr. H. Purwanto, M.Pd.
H. Dedi Mulyadi atau KDM saat itu mempunyai gagasan agar metode pembelajaran usia dini sudah saatnya dirubah dengan tidak dijejali dulu oleh pelajaran yang bersifat akademis tetapi diarahkan pada pelajaran aplikatif dan pembentukan nalar kreatif dan itu menurut KDM bisa diperoleh dari penerapan permainan tradisional.
KDM pun kemudian membuka ruang bermain tradisional di Taman Pasanggrahan Purwakarta dan setiap hari minggu, baik orang tua maupun anak-anak yang diharapkan dengan adanya ruang bermain maka kecerdasan anak-anak akan terlatih melalui permainan tradisional.
Kemudian sejak tahun 2019 lalu, Kaulinan Barudak menjadi pembiasaan rutin bagi peserta didik jenjang PAUD hingga SMP dengan bermuara pada peningkatan kualitas hidup yang berfokus pada kearifan lokal dan berwawasan global agar terus menjaga budaya nenek moyang mereka dan jangan sampai tergeser oleh budaya dari luar. Selain itu peserta didik diajarkan sejak dini untuk melestarikan permainan tradisional.
Rudi Iskandar, Koordinator Pelaksana Kaulinan Barudak Disdik Purwakarta menjelaskan bahwa program Kaulinan Barudak yang sudah berjalan tentunya tidak lepas dari kolaborasi antara pemerintah dalam hal ini Disdik Purwakarta dengan pihak eksternal dalam hal ini komunitas-komunitas seperti Awi Kadaek, Komunitas Iket Sunda Purwakarta dan Komunitas Ketapel Purwakarta. Mereka terus bergerak setiap sabtu minggu di Taman Surawisesa untuk memperkenalkan kaulinan barudak yang terdiri dari 18 permainan agar anak-anak bisa kembali kepada fitrahnya yaitu anak-anak yang memiliki karakter, budi pekerti luhur sesuai dengan kultur budayanya.
Sejak kepempimpinan KDM sebagai Gubernur Jawa Barat yang terus berupaya mewariskan pendidikan holistik yang terintegrasi supaya bisa "ngigelan jaman tur harapan kudu bisa ngigelkeun jaman" yaitu pendidikan yang mi indung ka waktu dan mi apa ka jaman" dengan kerangka utama yaitu pendidikan Gapura Panca Waluya yang berarti mewujudkan kegiatan-kegiatan Atikan untuk peserta didik agar menjadi pribadi yang Cageur, Bageur, Bener, Pinter tur SInger.
Kaulinan Barudak kini tidak lagi dilakukan oleh peserta didik di Purwakarta maupun di Lembur Pakuan Subang tetapi juga sudah mulai diterapkan kepada peserta didik di seluruh Jawa Barat. Rudi Iskandar dan kawan-kawan pun sering kali terlibat membantu memperkenalkan permainan tradisional tersebut kepada masyarakat yang berbondong-bondong berkunjung ke Lembur Pakuan tidak hanya ingin bertemu KDM tetap juga untuk mengenal kearifan budaya Sunda dan menurut Rudi antusiasnya masyarakat bermain permainan tradisional sangatlah tinggi.