12 September 2024
Pendidikan_Kita – (12/09/2024) – “Menggunakan wadah beras yang dipakai seumur hidup merupakan tradisi kemuliaan yang lahir sejak jaman orang tua kita dahulu yang harus dilestarikan sejak dini oleh anak-anak. Penggunaan Kanjut Kundang bisa menjadi bagian dari literasi Prakarya dengan mengajak para siswa untuk membuat Kanjut Kundang dari kain bekas” ~ Purwanto
Statement dari Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Purwakarta, Dr. H. Purwanto, M.Pd tentang Kanjut Kundang menggambarkan betapa pentingnya penggunaan benda tersebut tidak hanya bagi literasi tetapi juga sebagai wujud menguatkan kesadaran sosial dan kesadaran lingkungan yang ditanamkan pada karakter peserta didik SD maupun SMP Kabupaten Purwakarta dan kegiatan ini terus dilaksanakan berkelanjutan. Inilah wujud implementasi kurikulum merdeka yang disinergikan dengan pendidikan karakter lokal.
Semua sekolah baik PAUD, SD dan SMP di Kabupaten Purwakarta setiap kamis rutin melaksanakan pembelajaran karakter Beas Kaheman dengan menggunakan Kanjut Kundang sebagai tempat membawa beras. Pemilihan Kanjut Kundang yang terbuat dari kain bekas berkenanaan juga dengan program mengurangi sampah plastik di sekolah. Seperti diketahui, sampah plastik adalah bahan yang paling susah diurai dan sangat mencemari lingkungan sehingga menjadikan sekolah tidak hanya ramah anak tetapi juga ramah lingkungan.
Salah satu sekolah yang rutin melaksanakan penggunaan Kanjut Kundang pada hari Kamis Nyanding Wawangi adalah SDN 1 Lebak Anyar. Sekolah yang terletak di Kecamatan Pasawahan ini selain dikenal dengan sekolah yang aktif dengan kegiatan Tatanen di Bale Atikan (TdBA), setiap kamis sekolah juga melaksanakan kegiatan Beas Kaheman dengan peserta didik membawa beras yang dimasukkan ke dalam Kanjut Kundang dan itu dilaksanakan oleh semua peserta didik dari mulai kelas 1 hingga kelas 6 SD.
Menurut Kusnadi, S.Pd selaku Kepala SDN 1 Lebak Anyar mengatakan begitu besar dampak positif yang didapat ketika anak-anak melaksanakan pendidikan karakter termasuk Beas Kaheman ini. Penggunaan Kanjut Kundang adalah implementasi dari pembelajaran peserta didik terkait pemanfaatan sampah kain di rumah atau kain yang tidak dipakai untuk dibuat menjadi tempat beras. Guru-guru terutama kelas 4, 5 dan 6 melaksanakan praktik pembuatan Kanjut Kundang sehingga peserta didik tidak lagi membawa Kanjut Kundang buatan orang tuanya tetapi buatan sendiri bahkan pembuatannya bisa dipraktikkan di rumah.
"Dengan beas Kaheman, Peserta didik mampu memberikan harapan-harap baru kepada teman atau masyarakat yang sangat terbantu dengan kegiatan sosial yang dilaksanakan 2x dalam sebulan dan ituidak hanya beras saja tetapi juga sembako. Beas Kaheman dengan Menggunakan Kanjut Kundang menanamkan karakter sosial yang kuat pada anak sekaligus karakter mencintai lingkungan"
Beas Kaheman dan Kanjut Kundangan adalah contoh implementasi Kurikulum Merdeka yang bersinergi dengan pendidikan karakter lokal yang layak dijadikan contoh oleh daerah lain. Penguatan karakternya terasa sekali bahkan beberapa anak mempunyai rasa bangga pada dirinya sendiri ketika mampu berbuat positif tidak hanya untuk teman yang membutuhkan tetapi juga untuk masyarakat. (MH/Red)