image

Admin Dinas Pendidikan

19 Maret 2019

2602x Dilihat
KADISDIK SAMPAIKAN PAPARAN PADA DIALOG KEBANGSAAN DPD PGK

disdik.purwakartakab.go.id – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (DPD - PGK) menggelar Dialog Kebangsaan bertajuk “Peran generasi milenial dalam menjaga keutuhan NKRI ditahun politik”, di Bale Sawala Yudhistira – Kompleks Pemkab Purwakarta, Senin (18/03).

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Purwakarta, H. Purwanto hadir pada kesempatan itu dan bertindak sebagai salahsatu narasumber bersama tokoh-tokoh lain, seperti Brigjend Pol Dr. Fadil Imran, M. Si (Wakil ketua satgas Nusantara Mabes Polri) bertindak sebagai keynote speech, Iyus Permana (penjabat Sekda) mewakili Bupati Purwakarta, kepala dinas pendidikan kabupaten Purwakarta, H. Purwanto, dan Karyono Wibowo (Analis Politik /Direktur Ekskutif IPI).

Dalam paparannya, Kadisdik Purwanto menyinggung sejumlah persoalan yang dihadapi oleh generasi milenial belakangan. Diantaranya adalah perkembangan Teknologi Informasi yang sangat pesat dengan segala plus-minus dampak yang muncul ke permukaan. Tak luput, dia mengajak para generasi milenial yang kebanyakan adalah pengguna medsos agar berhati-hati bijak menggunakan medsos untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

“Saat ini apa-apa serba dibuat mudah. Terminal di Handphone, pasar dihandphone, warung di handphone, pangkalan ojeg pun di handphone. Sangat disayangkan kalau kemudahan ini justru kemudian tidak dibarengi dengan nilai karakter yang baik. Pergunakan alat dengan akhlaq. Sebab, salah cara ancamannya penjara. Medsos yang seharusnya dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, justru banyak disalahgunakan. Mari bersama jadikan medsos menjadi bagian penunjang prestasi, baik prestasi ilmunya, prestasi akhlaqnya, dan prestasi isi dompetnya”, ajaknya kepada para hadirian yang kebanyakan adalah kaum muda.

Sementara, Ketua DPD PGK, Dias Rukmana mengatakan, problematika bangsa serta ancaman yang merusak tatanan bangsa hari ini yang bukan lagi soal penjajahan secara fisik namun secara mental juga ideologi yang merusak.

“Tantangan besar bangsa ini adalah ancaman serangan mental dan ideologi yang merusak perdamaian bangsa. Kini banyak konten- konten yang berisi narasi negatif makin berkembang dan mudah memecah belah persatuan bangsa”, terangnya.

Dias juga menegaskan agar kiranya generasi milenial mau bahu- membahu menjaga perdamaian dan keutuhan bangsa.

“Dari data yang dilansir KPU, tahun 2019 ini angka jumlah pemilih milenial mencapai 70 sampai 80 juta jiwa, itu artinya terdapat 35 sampai 40 persen dari total 193 juta pemilih kita adalah kaum milenial. Ini sangat berpengaruh besar untuk menentukan masa depan bangsa ini mendatang”, jelasnya.

Sementara, Brigjen. Pol. Dr. Drs. H.M. Fadil Imran, M.Si yang juga menjadi narasumber menyampaikan bahwa medsos memiliki pengaruh yang luar biasa besar saat ini. Hal tersebut, lanjutnya, semestinya dapat dimaksimalkan lebih dari sekedar alat komunikasi, tetapi sarana berbagi informasi yang cerdas dan sehat.

“Media sosial seperti Facebook, Twitter, instagram serta lainnya saat ini bukan hanya sebagai sarana cari teman, bukan hanya promosi suatu produk yang hendak dipasarkan, tetapi juga sebagai sarana berbagi informasi. Namunsangat disesalkan jika sarana mudah, murah, instan ini kemudian kalau sampai dijadikan untuk menyebarkan kabar bohong (hoaks), yang mengancam keamanan dan membuat keributan”, tuturnya.

Untuk itu, Fadil menghimbau agar setiap informasi yang didapat untuk di filter dan tidak mudah untuk membagikan.

“Ini peringatan! Jangan mudah menyebar informasi yang belum jelas kebenarannya, filter dulu. Karena setiap pembuat, penyebar informasi hoaks ada pasal yang mengancam, tidak main-main, hukumannya adalah kurungan. Maka dari itu, mari bersama jadikan medsos sebagai sarana mencari sesuatu yang bermanfaat, menambah wawasan, pengetahuan. apalagi adik- adikku yang milenial ini, masa depan kalian masih panjang. Mari berbuat yang terbaik untuk mengisi kemerdekaan bangsa ini”, tegasnya. (NC/Red)

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)