image

Admin Dinas Pendidikan

13 September 2024

552x Dilihat
Kadisdik Paparkan Praktek Baik TdBA di depan Sekda Jabar dan Rektor IPB

Pendidikan_Kita –  Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Dr. H. Purwanto, M.Pd didapuk menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan 45 th  Strategic Talk  "Pendidikan inklusif  untuk mewujudkan Indonesia Maju" yang diselenggarakan pada hari Jum’at, (13/09/2024) di IPB Convention Center Baranangsiang Bogor.

Selain Purwanto, pembicara pada forum tersebut antara lain Prof. Dr. Arif Satria (Rektor IPB), Dr. Herman Suryatman (Sekda Jabar), Dr. Suyoto (Vice President UID), Dr. Oscar O. Wambraw (Rektor Uncen), Prof. Dr. Riri Fitrisari (Founder dan Chairperson UI Green Matrix World University) dan Dr. Rina Mardiana (Wakil Kepala BPKP IPB).

Dalam kesempatan tersebut, Purwanto memaparkan tentang visi pendidikan di Purwakarta dalam menghadapi tantangan abad 21 dan disrupsi di era 4.0. Purwanto juga menjelaskan akan pentingnya melakukan transformasi pendidikan yang inovatif dalam mempersiapkan anak-anak yang didamba negara yakni Pelajar Pancasila sebagaimana tergambar dalam rumusan Gapura Panca Waluya (5 karakter yang menjadi gerbang kesejahteraan)  yang Cageur,  Bageur, Bener, Pinter tur Singer hal mana setara dengan tujuan dalam  IDGs (Inner Development Goals) yakni Being, Thinking, Relating, Collaborating dan Acting. Kompetensi yang harus dimiliki peserta didik dalam menghadapi abad 21 dan era disrupsi.

Melalui 3 (tiga) core values Sistem Pendiidkan di Purwakarta yakni kesadaran lingkungan, kesadaran sosial dan kesadaran spiritual, Purwakarta memiliki Program Tatanen di Bale Atikan (TdBA) yaitu model pendidikan holistik integratif yang mengembangkan kodrat diri, kodrat alam dan kodrat zaman (tritangtu) peserta didik. Program TdBA juga berkaitan erat dengan transformasi sistem lingkungan, transformasi sistem pangan dan transformasi sistem kebudayaan. Melalui harmonisasi dengan kurikulum merdeka, kebijakan TdBA dilaksanakan dalam pembelajaran melalui intarkurikuler, Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Ekstarkurikuler dan Habituasi di sekolah.

Purwanto juga menjelaskan bahwa model pengelolaan lingkungan berbasis permakultur yang diterapkan di sekolah telah menjadi kurikulum muatan lokal yang diperkuat oleh Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati bahkan sudah dijabarkan dalam panduan dan petunjuk teknis. Semua guru  telah dilatih dalam kegiatan In House Training untuk kemudian menerapkannya di sekolah. Pengembangan sistem berfikir Pancaniti (Niti Harti, Niti Surti, Niti Bukti, Niti Bakti dan Niti Sajati) menjadi orientasi pendekatan pendidikan di Purwakarta.

Dalam pembangunan berkelanjutan Purwanto meyakini program TdBA adalah jalan mewujudkannya karena model permakultur yang dilaksanakan berupaya agar peserta didik memiliki kesadaran penuh akan keberadaannya dimuka bumi, dimana mereka tinggal, dengan siapa mereka tinggal, apa yang harus mereka lakukan, bagaimana mereka melakukannya dan akan kemana mereka pergi. Itulah kemudian mengapa pendidikan di Purwakarta memiliki motto “Merawat bumi berguru pada bumi serta harmoni seisi bumi.”  Permakultur sebagai model pendidikan holistik dan inklusif menerapkan pendekatan yang bersifat regeneratif. Tidak saja berkelanjutan dengan  tetap meminimalkan kerusakan tapi juga memperbaiki (restorasi) dan menumbuhkan lebih baik (regeneratif).

Dalam kesempatan yang sama Prof. Dr. Arif Satria memaparkan pentingnya investasi SDM dalam memanfaatkan  bonus demografi melalui pendidikan jika kita ingin menjadi 4 (empat) besar negara di dunia dimasa depan. Menurut beliau ada sepuluh faktor yang mempengaruhi kesuksesan sesorang yang perlu disiapkan lembaga pendidikan yakni; Being honest with all people, being well disciplined, getting along with people, having a supportive spouse, working harder than most people, loving my career, having strong leadership qualities, having a very competitive spirit/personality, being very well organized, having an ability to sell my ideas/product. Kemampuan pemecahan masalah menurut beliau  merupakan ketrampilan yang sangat penting dan dibutuhkan dalam pekerjaan dimasa depan bahkan menempati prosentasi tertinggi sebesar 36% diantara 8 keterampilan lainnya.

Dr. Herman Suryatman (Sekda Jabar) dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Jawa Barat ingin menjadi propinsi termaju dan salah satunya dengan melakukan transformasi pendidikan. Pelatihan guru penggerak Jawa Barat akan menjadi percepatan transformasi tersebut. Bukan hanya guru SMA dan SMK seluruh guru Paud, SD dan SMP di  Kabupaten/Kota akan didorong dengan model yang sama tetapi guru-guru penggerak yang ada akan diminta untuk melatih guru-guru lainnya. Tanpa anggaran APBD  sekalipun, Sekda Jabar yakin kegiatan ini akan bisa dilaksanakan. Pada kesempatan yang sama Sekda Jabar juga menekankan pentingnya pendidikan berbasis cinta atau kasih sayang untuk anak-anak jika pendidikan ingin maju seperti yang dilakukan Alm Ibu Een Sukaesih di Sumedang.

Acara talkshow tersebut selain dilaksanakan langsung di IPB Convention Center juga diikuti secara virtual melalui Zoom dan Youtube Live (Purwanto/Red.)

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)