image

Admin Dinas Pendidikan

07 Mei 2019

2199x Dilihat
Jangan Salahkan Smartphone-mu!

Oleh : Widdy Apriandi 

(Penulis adalah redaktur website dinas pendidikan Purwakarta sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Studi Interdisipliner Purwakarta)

Seringkali, banyak orang ngomel soal dampak penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari. Tak sedikit yang beranggapan bahwa smartphone menurunkan kualitas hidup. Bahkan, pada titik yang lebih ekstrem, ada pula yang yakin jika gadget menurunkan kualitas kemanusiaan. Wow!

Tapi, apa benar 100% begitu? Saya rasa ada faedahnya jika perkara ini disoal lebih jauh. Siapa tahu ada perspektif lain yang bisa muncul nantinya?!

Sebab, hemat saya, ngga begitu juga. Smartphone yang akrab kita pegang dan dibawa kemana-mana setiap harinya itu sejatinya (selalu) bisa difungsikan sebagai alat bantu produktifitas. Sekurang-kurangnya berdasar pengalaman saya pribadi.

Konsep "smartphone", seperti kita ketahui bersama, membentangkan ragam kemampuan. Telpon seluler (ponsel) yang awalnya hanya sekadar alat komunikasi lantas  meluas ke berbagai dimensi : fotografi, video, kebutuhan pembuatan dokumen hingga urusan entertainment. 

Hal tersebut jelas sangat membantu tugas (task) keseharian. Belum lagi, dukungan aplikasi mobile yang terus tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Gratis pula! Mestinya, sih, ada kontribusi pada produktifitas!

KERJA MAKIN SIMPEL

Alhamdulilah, perkembangan gadget bikin pekerjaan jadi lebih simpel. Sebagai studi kasus, untuk menulis misalnya, makin kesini saya lebih mengandalkan smartphone saya ketimbang laptop. 

Untuk mengerjakan naskah, saya lebih senang mengerjakannya lewat aplikasi note di smartphone saya. Jujur, saya lebih nyaman ngerjain tulisan di smartphone. Kecuali untuk kerjaan-kerjaan analisa yang bersifat statistik. Sementara ini, aplikasi statistik mobile belum mampu menandingi versi desktop.

Sebuah tulisan memerlukan referensi atau--minimal--'cantolan' (peg) fenomena yang memadai. Nah, dengan smartphone kita, kebutuhan itu jadi lebih mudah. Fitur multi-tasking pada smartphone memungkinkan kita untuk nyari data sekalian nulis. Artinya, proses nulis makin simpel!

Belum lagi, urusan psikologis. Proses menulis sangat erat kaitannya dengan mood seseorang. Untuk urusan ini, entah kenapa saya sering banget merasa 'terintimidasi' oleh layar laptop. Dihadapan layar, ngga jarang otak blank. Proses nulis pun tersendat.

Sebaliknya, berproses nulis lewat smartphone, menurut saya, jauh lebih santai dan menyenangkan. Perasaan 'terintimidasi' layar cenderung minim, karena kita bisa saja berproses sambil leyeh-leyeh di kursi atau bahkan rebahan. Sikap yang jelas sulit dan/atau terbatas jika kita menggunakan laptop. 

PRODUKTIFITAS ADALAH SOAL PILIHAN

Dari pengalaman ini, saya bisa simpulkan bahwa produktif atau tidak produktifnya kita bersama smartphone yang kita miliki adalah sebuah pilihan (choice). Sebab, sungguh, potensi keduanya ada pada smartphone kita saat ini. Disatu sisi smartphone menyediakan ragam fungsi yang memudahkan kehidupan kita. Di lain sisi, ada 'racun' (toxic) pula didalamnya--yang membuat kita jauh dari kata produktif. 

Sisi mana yang akan dipilih? Pilihan ada di tangan anda. 

Saya jadi ingat momen ketika saya nongkrong di suatu kedai kopi, belum lama ini. Semeja dengan saya, ada kawan-kawan yang sama-sama asyik bersama smartphone masing-masing. Termasuk, saya juga. 

Semuanya sama-sama 'khusyuk' menatapi layar smartphone. Namun, ada perbedaan yang signifikan. Kawan-kawan asyik bermain game di smartphone-nya, sementara saya seru mengetik naskah. Naskah kedua seputar hasil penelitian yang saya selesaikan hari itu. 

Lalu, apa kita masih mengkambing-hitamkan smartphone sebagai 'racun' produktifitas? Atau, jangan-jangan, memang diri kita sendiri saja yang tambah malas akibat 'dimakan' teknologi?! 

Purwakarta, 6 Mei 2019

(Naskah dibuat menggunakan aplikasi note pada gawai Samsung S6 Edge. Pengetikan nyaman sekali, karena ukuran layar yang tidak terlalu gede dan proses pengetikan yang nyaris tanpa kendala)

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)