03 Juni 2020
disdik.purwakartakab.go.id -- Berubahnya jadwal aktivitas anak khususnya anak sekolah selama pandemi Covid 19 “mungkin” berpengaruh pada jadwal tidur para siswa di malam hari. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa adanya pandemi Covid-19 telah membawa banyak perubahan pada kehidupan anak. Diberlakukannya kebijakan sekolah dari rumah ( Study From Home) mengakibatkan anak tidak lagi dapat bertemu dengan para guru dan teman-teman sebayanya secara langsung. Para orangtua yang mendampingi kegiatan sekolah dari rumah perlu tenaga dan pikiran ekstra dalam menjaga suasana dengan tetap melakukan kegiatan harian seperti biasanya. Salah satu penyebab anak begadang atau tidur hingga larut malam selama masa pandemi corona seperti ini adalah karena kurangnya aktivitas di siang hari. Namun apapun itu janganlah menjadikan tidur larut malam dan bangun siang jadi sebuah kebiasaan. Menurut Brittany LeMonda, PhD, senior neuropsychologist di Lenox Hill Hospital di New York City, kualitas tidur berhubungan langsung dengan kekebalan dalam hal respons fisiologis dalam tubuh kita: Jika tidak tidur, sistem kekebalan tubuh dapat menurun dan peradangan dalam tubuh meningkatkan sehingga dapat menyebabkan lebih rentan terhadap berbagai virus atau apa pun yang ada di lingkungan sekitarnya. Jangan anggap santai melihat anak suka begadang, ada bahaya penyakit yang mengintainya.
Saat anak usia sekolah study from home saat sekarang tidak sedikit yang sering begadang, mulai dari mengerjakan tugas sekolah, browsing, atau sekedar hanya bermain game on line, ini menyebabkan mereka kekurangan waktu tidur. Jika dilakukan sesekali saja mungkin hanya memberikan efek negatif jangka pendek seperti rasa kantuk di siang hari. Namun, apabila anak keseringan begadang apalagi menjadi sebuah kebiasaan, tentu memberikan efek yang buruk, salah satunya adalah obesitas dan gangguan kesegaran tubuh. Berapa lama tidur yang sehat untuk anak dan remaja? Jumlah tidur yang baik berdasarkan National Sleep Foundation, untuk anak-anak usia 6-13 tahun adalah 9-11 jam, remaja usia 14-17 tahun adalah 8-10 jam, sedangkan untuk orang dewasa muda adalah 7-9 jam.
Kurangnya jumlah tidur berhubungan dengan teknologi yang semakin maju dan meningkatnya konsumsi minuman yang mengandung kafein yang dapat mengganggu keseimbangan hormon di mana hormon Ghrelin meningkat dan Leptin berkurang, sehingga nafsu makan dan berat badan pun meningkat. Kurang tidur juga memperlambat metabolisme sehingga semakin sedikit energi yang dipakai artinya energi yang berlebihan akan diubah menjadi lemak dalam tubuh kita. Kurang tidur juga menyebabkan kita sering mengantuk dan mudah merasa lelah pada siang hari. Sering kali untuk melawan rasa kantuk itu kita mengkonsumsi minuman segar atau kopi atau makan cemilan untuk menambah tenaga. Jika hal ini menjadi kebiasaan, tentu akan menambah jumlah kalori harian yang kita makan.
Lalu apa yang bisa dilakukan para orang tua agar anak-anaknya terutama yang masih sekolah mendapatkan tidur cukup? Tentu hal yang paling penting adalah menambah jumlah tidurnya. Untuk anak-anak yang kurang tidur karena pekerjaan sekolah atau terlalu banyak main game, harus diberikan edukasi supaya mereka menghentikan kebiasaan tersebut dan mulai tidur lebih awal, ajarkan mereka manajemen waktu sehingga tidak perlu lagi begadang untuk mengerjakan pekerjaan sekolah. Untuk mengatasinya maka dapat mengajarkan kepada anak tips berikut,
1. Hindari dan batasi anak bermain Gadget / HP hingga larut malam
2. Hindari minum apalagi minuman mengandung kafein terlalu banyak sebelum tidur supaya tidak membangunkan anak di tengah tidur.
3. Hindari menonton televisi terlalu lama dan hindari tidur siang terlalu lama.
Penulis
Isep Suprapto, M.Pd ( UPTD SMPN 2 Plered)
Dari berbagai sumber