10 Februari 2020
Disdik.purwakartakab.go.id – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta menggelar kegiatan seminar bertajuk “Sambung Rasa : Desa Walagri, Sakola Berseka, Adab Nyampah”, di Aula Bale Sawala Yudhistira Pemerintah – Kompleks Kantor Pemkab Purwakarta, Senin (10/02).
Kegiatan ini dihadiri oleh para Pengurus Osis SMP, Kepala Sekolah, Para Pengawas, Kepala Desa, Para Camat dan Kepala OPD di lingkungan Pemkab Purwakarta. Sementara, bertindak sebagai narasumber : Aeshina Azzahra Kilani (Siswi SMPN 12 Gresik – Aktivis lingkungan hidup), Novrizal Tahar (Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dan Dedi Mulyadi (Anggota DPR RI dan budayawan).
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Purwakarta, H. Purwanto berkesempatan hadir dan membuka kegiatan. Dalam sambutannya, dia mengatakan bahwa kepekaan terhadap lingkungan harus menjadi kesadaran bersama. Contohnya seperti yang dilakukan Nina, siswa SMPN 12 Gresik yang kritis mengirimkan surat kepada beberapa Kedutaan Besar seperti negara Amerika dan Australia.
“Sejak awal MPLS, kami dari Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta telah mendeklarasikan diri untuk memerangi sampah plastik di sekolah. Sehingga, di semua aktifitas di lingkungan sekolah, baik selama proses KBM maupun rapat tidak lagi menggunakan produk berbahan plastik,” katanya.
Dari kebijakan tersebut, sambung dia, alhamdulillah hari ini sudah banyak sekolah yang mulai membiasakan penggunaan tumbler.
“Jadi, apa yang menjadi kebijakan Bupati Purwakarta, kita sudah menjalankan di lingkungan Dinas Pendidikan. Kebijakan ini akan terus kita terapkan secara massif di lingkungan sekolah. Dengan kebijakan ini, ke depan, kami harap bukan hanya anak-anak sekolah mulai mengurangi sampah plastik, tetapi juga seluruh masyarakat di kabupaten Purwakarta,” tandasnya.
KADISDIK RESPON FENOMENA ‘IMPORT’ SAMPAH
Kadisdik Purwanto tak luput mengomentari soal fenomena ‘import’ sampah yang belakangan viral di kalangan publik. Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi karena kita belum memiliki manajemen sampah yang baik. Padahal, jika dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi sumber daya untuk kebutuhan industri.
Untuk itu, lanjut dia, harus ada gerakan pengelolaan sampah yang terencana dan bisa digerakkan secara serentak oleh masyarakat. Dengan demikian, selain mengurangi resiko penumpukan sampah yang berlebihan, sampah-sampah tersebut juga bisa digunakan untuk kebutuhan lain lewat proses daur ulang.
“Gerakan ini akan dikelola secara gotong-royong oleh seluruh masyarakat hingga ke tingkat RT dan RW. Ke depan, jika kesadaran pengelolaan sampah sudah terkelola dengan baik, maka sampah sudah bisa dikelola sejak dari rumah. Para ibu misalnya memilah sampah dari rumah, kemudian memisahkannya. Sampah tersebut kemudian diserahkan ke bank sampah yang ada di tingkat RT/RW. Kami percaya, jika langkah ini dilakukan secara serius dan berkepanjangan, masalah sampah akan bisa teratasi. Terlebih, lingkungan kita, baik di desa maupun sekolah akan jauh lebih sehat. Pun, orang-orangnya akan bugar dan kuat. Hingga, pada puncaknya, negara kita Indonesia akan menjadi negara yang kuat—karena disokong oleh lingkungan yang bersih dan SDM yang sehat,” demikian runutnya. (NC/Red)