image

Admin Dinas Pendidikan

08 Januari 2021

3202x Dilihat
HARMONI SEISI BUMI

Bulan Desember tahun 2020 yang lalu Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta mendapatkan Apresiasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Dinas Pendidikan Cerdas Berkarakter. Apresiasi tersebut diraih sebagai penghargaan atas kerja keras dan konsistensi Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta dalam membangun karakter peserta didik melalui program Tujuh Poe Atikan Purwakarta Istimewa. Tujuh Poe Atikan Purwakarta Istimewa merupakan konsep pendidikan karakter yang dirancang secara tematik berdasarkan nilai kesundaan yang dilaksanakan setiap hari atau tujuh hari pada setiap minggunya.

Seolah tidak puas dengan Raihan tersebut, Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta terus berinovasi mengembangkan strategi membangun karakter peserta didik melalui jalur pendidikan yang holistik, integral, dan sistemik. Platform pendidikan yang baru akan segera di-launching untuk dilaksanakan oleh seluruh satuan pendidikan di Kabupaten Purwakarta.

Untuk membangun harmoni manusia dengan dirinya, harmoni dengan sesamanya, dan harmoni dengan alamnya, Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta mengembangkan platform baru pendidikan karakter yang dibangun dalam konsep Tatanen di Bale Atikan.  Tatanen di Bale Atikan merupakan sebuah gerakan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran hidup ekologis dalam merawat bumi dan berguru pada bumi  yang terintegrasi dalam kegiatan pertanian berbasis Pancaniti, sehingga peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan kodrat zamannya. 

Konsep Tatanen di Bale Atikan bukan hanya sekedar menanam, asal sekolah hijau, atau asal bisa panen, akan tetapi sebagai sebuah gerakan yang merupakan tanggung jawab bersama yang dilaksanakan secara massif, seiring, sejalan, sabobot sapihanean oleh seluruh warga sekolah dan stakeholder pendidikan di Kabupaten Purwakarta. Kerjasama, kekompakkan, dan kepedulian semua pihak dalam melaksanakan program Tatanen di Bale Atikan diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap penguatan karakter dan memberikan bekal kecakapan hidup (life skill) bagi peserta didik. Karena itu, Tatanen di Bale Atikan harus dilaksanakan secara terencana, terorganisir, terukur, dan terkendali. 

Sebagai upaya memaksimalkan pencapaian target Tatanen di Bale Atikan, Dinas Pendidikan menyusun panduan yang akan segera dipublikasikan bersamaan dengan pelaksanaan launching program  tatanen di bale atikan. Keberhasilan program Tatanen di Bale Atikan diharapkan mampu memberikan sumbangsih dalam mengatasi permasalahan ekologi yang sudah sangat memprihatinkan. Persepsi manusia sebagai penduduk bumi saat ini memposisikan alam sebagai sumber daya untuk dieksploitasi, pembangunan yang hanya berorientasi pada modernitas dan industrialis, kesuksesan yang hanya dimanifestasikan sebagai kemakmuran finansial atau material, serta persepsi terhadap kearifan lokal yang diposisikan sebagai suatu aturan yang mengikat, kuno, dan tabu. 

Sehubungan dengan hal tersebut, kegiatan pertanian dalam konsep Tatanén di Balé Atikan merupakan triger dari berbagai upaya menciptakan sebuah keseimbangan dalam ekosistem bumi. Adapun kegiatannya berupa aktivitas bertani mulai dari pengolahan tanah, pembibitan/persemaian, penanaman, pemeliharaan, pengolahan hasil panen, dan tindak lanjut pasca panen. Semua itu dilakukan dengan tatacara bertani model permakultur, yaitu sebuah paradigma bekerja dengan alam yang melihat tumbuhan dan hewan dalam semua fungsinya, serta memperlakukan semua area sebagai satu kesatuan produk. 

Dengan sistem permakultur, bumi sebagai satu kesatuan ekosistem akan terjaga dengan baik, sehingga terjadi *harmoni seisi bumi,* saling mengisi, saling melengkapi dan tentu saling menjaga keseimbangan ekosistem kehidupan. Ini merupakan sumbangsih kecil dari Purwakarta menuju Indonesia berkemajuan dan berperadaban. Dr. H. Purwanto, M.Pd (Kepala Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta) menegaskan bahwa guru di sekolah bagaikan seorang petani yang bertugas menyemai benih, menumbuhkan segala potensi dan karakteristiknya yang baik agar tumbuh serta berkembang menjadi tunas yang mekar dan memberikan manfaat bagi lingkungannya.

SepR_01/2021

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)