Pendidikan_Kita – Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2025 mengambil tema “Anak Hebat, Indonesia Emas 2045” dengan tagline inspiratif “Anak Indonesia Bersaudara” yang bermakna pentingnya menciptakan generasi anak yang cerdas, tangguh, sehat dan berdaya dalam rangka menyambut 100 tahun Kemerdekaan Indonesia di Tahun 2045.
Salah satu isu penting yang menjadi salah satu perhatian penting dari HAN Tahun 2025 adalah Pendidikan Inklusif untuk Semua. Bahwa anak-anak disabilitas dan anak dalam kondisi khusus harus mendapatkan akses pendidikan yang setara dan layak.
SMPN 1 Bungursari dikenal sebagai sekolah Ecoprint yang merupakan inovasi pembelajaran Tatanen di Bale Atikan (TdbA). Di bulan Juli ini, SMPN 1 Bungursari kembali menorehkan prestasi membanggakan setelah mendapat kepercayaan sekaligus kehormatan pada pernikahan Anggota DPRD Jawa Barat Maula Akbar Mulyadi Putra dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina untuk membuat cenderamata di hari pernikahan mereka.
Cenderamata tersebut berupa 500 Kipas Ecoprint, 500 Pouch Ecoprint dan 500 Pouch Tumbler.
Pada pembuatan cenderamata tersebut melibatkan anak-anak inklusi yaitu Arka Atira Nugroho yang mempunyai keterbatasan lumpuh pada kedua kaki dan Aisha Nur Alifa yang memiliki keterbatasan dalam daya tangkap.
Ina Rosiantina, Ketua POKJA TdBA SMPN 1 Bungursari sekaligus Pembina Ekskul Ecoprint menyampaikan, dalam ekskul tersebut anak-anak inklusi diajarkan menjahit dan berkontribusi dalam pembuatan produk seperti tas dan aksesoris dari kain yang memiliki nilai ekonomis. Program ini untuk mendorong mereka untuk menemukan bakat dan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Anak-anak inklusi tersebut ternyata tidak mengalami kesulitan saat mengikuti materi ekskul ecoprint bahkan sangat aktif berkarya.
“Hal ini membuktikan bahwa walaupun mengalami hambatan namun tetap bisa berkarya dengan bimbingan dari pembina dan pelatih ekskulnya serta dukungan dari orang tua serta teman-temannya. Mereka juga senang karena dari produk yang mereka hasilkan ternyata memberikan mereka kesempatan untuk mendapatkan uang saku”
Arka walaupun menggunakan kursi roda ternyata pandai saat menjahit begitu juga Aisha yang walaupun daya tangkapnya kurang tetapi karena rajin mengikuti ekskul karena merasa nyaman sehingga mampu mengikuti kegiatan.
“Kegiatan ini memberikan lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi semua siswa termasuk mereka yang berkebutuhan khusus sehingga mereka bisa mendapatkan akses pendidikan yang setara” ucap Ina
Sementara itu menurut Elya Ratna Hatnawati, Kepala SMPN 1 Bungursari mengatakan di sekolahnya terdapat beberapa siswa yang mengalami hambatan atau berkebutuhan khusus dan mereka bebas mengikuti seluruh kegiatan di sekolah selama mereka merasa nyaman dan aman.
“Ekstrakurikuler Ecoprint menjadi pilihan utama mereka karena mereka diajarkan menjahit dan berkontribusi dalam pembuatan produk tas dan aksesoris dari kain yang memiliki nilai ekonomis’ demikian ucap Elya.