image

Admin Dinas Pendidikan

19 Juli 2019

2708x Dilihat
GURU SDN DI PURWAKARTA LAHIRKAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BBM

Disdik.purwakartakab.go.id -- Berangkat dari kegelisahannya melihat tumpukan sampah plastik di areal sawah dekat rumahnya, Ahmad Sudarna (40) Guru SDN Karoya I Tegalwaru Purwakarta, menciptakan alat tepat guna berupa alat penyulingan sampah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) alternatif.

 

Ahmad mengatakan, lahirnya ide membuat alat penyulingan atau yang dinamainya destilator tersebut, atas kebingungannya melihat sampah plastik apalagi sampah plastik merupakan salah satu limbah yang tidak bisa diurai.

 

"Awalnya kebingungan saya melihat sampah plastik di areal sawah mau diapakan, ya akhirnya saya coba buat alat tepat guna, berupa penyulingan sampah plastik menjadi bbm alternatif," ujar Ahmad ketika ditemui di Kantor PGRI Tegalwaru, Purwakarta, Kamis (18/7).

 

Alat yang ia buat untuk menyulap sampah plastik jadi BBM ini dibuat dari bahan-bahan sederhana, yakni kaleng dan pipa besi, kemudian bahan pendukung lain seperti kayu bakar dan tungku.

Melalui alat tersebut, proses pengelolaan sampah plastik menjadi BBM ini disebut Pyrolysis. Selama 2 tahun, dirinya terus mengembangkan alat tepat guna tersebut, yaitu sejak 2012 dan disempurnakannya pada 2014.

 

Secara teknis alat yang ia buat adalah hasil kondesisasi gas dari sampah plastik sehingga menjadi fase cair. Hasil kondensi inilah yang bisa digunakan sebagai BBM yang setara dengan bensin dan solar. BBM dari pemakaian sampah ini keluar dari pipa yang sudah tersambung dengan kaleng yang dipanaskan. Untuk 1 kg plastik botol bisa menghasilkan 1 liter, adapun sampah plastik berbentuk kantong menghasilkan 0,78 liter untuk 1 kilogramnya.

 

"Ya, caranya cukup sederhana. Kita daur ulang sampah plastik dengan alat pembakar itu. Sampah plastik tersebut dimasukan kedalam kaleng dan dipanaskan, yang hasilnya berbentuk cair," katanya.

 

Bahkan hasil cairan tersebut memiliki oktan, setelah sebelumnya pihak Institut Teknologi Bandung, mengecek kadar oktan dari penyulingan tersebut, diketahui nilai oktannya sebesar 85.

 

Sedangkan untuk hasil penyulingan sendiri, Ahmad mengatakan sudah ada beberapa pihak pengepul BBM hasil olahan sampah plastik, bahkan untuk kebutuhan bahan bakar kendaraannya sudah menggunakan bahan bakar ciptaannya tersebut.

 

"Sudah ada pengepulnya bahkan dari Wanayasa dan Jatiluhur yang menggunakan BBM hasil penyulingan, bahkan selama saya menggunakan di motor saya tidak ada masalah sama sekali," ungkapnya.

 

Sedangkan terkait bahan baku sendiri, Ahmad mengatakan bahwa selama ini dirinya mencari sampah plastik sendiri, termasuk bekerja sama dengan warung sekitar kediamanya.

"Bahan baku ya saya cari sendiri bahkan kerja sama dengan warung-warung sekitar rumah, targetnya selain menjadikan bahan tepat guna juga membantu mengurangi keberadaan sampah plastik yang tidak bisa diurai," jelas bapak dengan 2 orang anak.

 

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Purwakarta, Purwanto mengatakan alat yang dikembangkan oleh guru SDN I Karoya harus diapresiasi lebih. Pihaknya akan menjadikan pilot project alat ciptaan Ahmad, di tempatkan di SDN I Karoya Tegalwaru.

 

"Kita akan melakukan penanganan sampah plastik di Purwakarta secara terstruktur ke sekolah-sekolah, ini inovasi luar biasa, jadi dalam waktu dekat akan membangun tempat pengolahan sampah plastik di SD Karoya sebagai unggulan sekolah," ujar Purwanto ketika melihat alat penyulingan Sampah Plastik di Tegalwaru.

 

Targetnya adalah setiap kecamatan memiliki satu alat tersebut, tetapi pihaknya akan melihat komitmen sekolah terlebih dahulu, sebagai bentuk pengurangan sampah plastik dan pengembangan alat tersebut.

 

"Tahun depan targetkan setiap kecamatan ada alatnya, tetapi saya melihat dulu komitmen pihak sekolahnya bukti kita konsisten dalam mengurangi limbah sampah plastik," (NC/Red)

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)