12 April 2020
(Iis Kartis)
Mewabahnya pandemic covid 19 di hampir seluruh negara di dunia, telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama kesehatan, ekonomi, pendidikan. Sesuai dengan surat edaran mentri pendidikan dan kebudayaan no 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat covid 19. Salah satu hal yang penting dalam edarat tersebut adlah pembatalan Ujian Nasional tahun 2020, kebijakan tersebut merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran covid 19 dari dunia pendidikan, proses pembelajaran yang dilakukan biasanya dengan tatap muka langsung kini berganti denagn belajar dari rumah atau di sebut dengan pembelajaran jarak jauh, yang tentu saja dalam proses pelaksanaannya di perlukan satu set alat yang bisa memperlancar Pembelajaran Jarak Jauh tersebut terlaksana,
Hubungan komunikasi yang baik antar sekolah dengan orang tua menjadi modal utama sebab tanpa adanya kebersamaan kedua belah pihak mustahil itu bisa terselenggara, khususnya bagi peserta didik yang masih duduk di jenjang pendidikan dasar. Alat komunikasi menjadi alat vital yang bisa menjembatani jarak antara guru sebagai fasilitator dan peserta didik sebagai pemogram. Disebut pemogram karena peserta didik itu sendirilah yang menentukan mau dengan cara apa, mau dengan sumber mana saja dan mau berupa apa hasil yang dia inginkan dari sebuah proses pembelajaran yang di kawal oleh guru dan orang tua.
Selama waktu belajar dari rumah yang sudah berlangsung beberapa pekan lalu , telah menimbulkan dampak dan komentar yang bermacam macam dari orang tua akibat dari komunikasi yang kurang baik sebelumnya, kita semua paham dari beban yang di hadapi orang tua yang semula hanya menerima jadi saja kini harus pula mendampingi anak anaknya dalam melalaui proses pencapaian tujuan pembelajarannya, waktu orang tua yang tersita, ilmu oengetahuan orang tua yang dirasa kurang akhli, dan keterampilan menggunakan teknologi dan informasi yang dimiliki sebagian orang tua menjadi topic pembicaraan yang asik disimak.
Pembelajaran jarak jauh ini telah menjadi tantangan tersendiri bagi para guru, guru harus mampu meracik pembelajaran yang kreatif dalam memberikan pembelajarannya sehingga peserta didiknya tidak hanya mengerjakan tugas akademiknya tetapi juga melakukan kegiatan menyenangkan sehingga minat belajarnya tetap tinggi. Tetapi, memberikan PJJ secara kreatif itu tidaklah gampang bagi sebagian guru, sebab guru tidak bisa hanya memberi tugas seperti biasa, sehngga memancing orang tua banyak yang protes, seorang guru harus mempunyai strateginya agar PJJ menyenangkan. Ada hal yang perlu di pahami oleh guru dalam PJJ adalah: 1) pentingnya kerjasama guru dengan orang tua, 2) memastikan peserta didik mendapat pengalaman belajar yang bermakna, menantang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
Beberapa langkah yang harus dlaksanakan oleh seorang guru agar bisa melaksanakan PJJ yang terfocus pada kebutuhan peserta didik, diantaranya adalah: a) melakukan pengumpulan informasi terlebih dahulu tentang kesiapan orang tua, terutama ketersedaan alat komunikasinya, b) meluangkan waktu berbincang bebas dengan orang tua dan peserta didik dalam grup grup whatapps misalnya, c) menghitung durasi pengerjaan tugas harus menjadi pemikiran penting seorang guru, d) menentukan kesepakanan atara guru dan orang tua dan peserta didik dalam penyelesaian tugas, sebab dalam PJJ tidak bisa di samakan selesai dalam satu waktu tergantung dari kesiapan masing masing tenty saja faktor sinyal juga mempengaruhinya, e) menyiapkan materi PJJ yang memadukan antara tujuan kurikulum, minat peserta didik dan situasi pandemic seperti sekarang ini.
Dengan kata lain dapat di sampaikan bahwa Dalam konsep PJJ ini diperlukan hubungan antara manusia dengan manusia yang saling memanusiakan manusia nya dimana ada hubungan positiff yang saling memahami antara guru dan orang tua serta peserta didiknya sehingga walaupun melalui alat teknologi tetapi hubungan antar manisianya tetap tidak bisa di kesampingkan begitu saja.
Pemahaman bahwa guru selama PJJ memantau dan memandu peserta didik bukan hanya isi materi pembelajaran saja yang hanya berupa konsep tetapi memahami konsep keseluruhan secara lebih mendalam sehingga konsep yang diperoleh tersebut dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan oleh peserta didik, misalnya pemberian tugas pada skala kecil contoh dari lingkungan rumahnya sehingga konsep/teori jelas dapat di terapkan dalam kehidupannya tanpa melalui penjelasan panjang panjang yang menyita banyak waktu.
Melakukan refleksi secara berkala dengan orang tua dan peserta didik tentang pengalaman pembelajaran yang telah di berikan misalnya dengan pembahasan tentang praktik baik yang telah dilakukan orang tua dan anaknya, memberikan kalimat penyemangat tetapi tetap menyampaikan apa yang perlu diperbaiki sehingga pembelajaran ini keberlanjutan bisa jelas terlihat.
Menjadi guru yang memandu dan memantau pembelajaran jarak jauh yang tentu menggunakan alat teknologi dan komunikasi membutuhkan kemampuan, pengetahuan dan kreatifitas tinggi, hubungan antara orang tua dan guru harus benar benar terjalin dengan sehat, sehingga guru tentap menjadi sosok guru yang tidak dapat digantikan dengan alat komunikasi lainnya, Tugas kita bersama dalam turut serta memutus rantai kehidupan pandemic covid 19 di Indonesia, kesepahaman antara guru dan orang tua dalam kelancaran penyelesaian kewajiban peserta didik untuk tetap belajar dan tetap tinggal di rumah, bisa pasti bisa.