image

Admin Dinas Pendidikan

03 Desember 2019

4106x Dilihat
GURU INSPIRATIF TINGKAT NASIONAL ASAL PURWAKARTA

TAPAK KECIL MENGUKIR ASA

Oleh : Lia Yulindaria

Hidup adalah perjalanan dari satu sisi ke sisi lainnya. Alur kehidupan tak pernah berganti, meski zaman telah berubah. Kesempurnaan hidup adalah kehidupan yang didalamnya penuh makna dan manfaat. Karena, sejatinya sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Maha Besar Allah dengan segala Kuasa-Nya yang telah menciptakan segala sesuatu secara sempurna dan seimbang.


Kehidupan kadang tak selamanya sesuai harapan. Banyak hal yang kita inginkan dapat kita raih. Namun, banyak hal juga yang tidak kita perkirakan tetapi ternyata Allah izinkan. Sungguh, sebaik-baik penjaga hanyalah Allah semata. Dia yang menjaga hati kita dari kesombongan saat jawara dengan jalan diberikan ujian kesedihan, agar kita tahu bahwa hanyalah Allah yang Maha Kuasa. Sekaligus, Dia pula yang menjaga hati kita dari rasa gundah dan galau saat kecewa dengan cara diberi-Nya kita kesenangan dan kebahagiaan yang lain bersamaan dengan kekecewaan itu sendiri. 


Tujuan hidup secara individu adalah menjadi bahagia lahir dan batin. Saat menentukan pilihan hidup, maka akhir kisah bahagialah yang kita cari. Bahagia dengan apa yang kita pilih, bahagia dengan apa yang kita kerjakan, dan bahagia dengan apa yang kita perjuangkan.


Saat memilih menjadi seorang guru, dalam hal ini guru honorer,  saya sudah menyiapkan diri untuk tidak berharap banyak di sisi nominal penghasilan dari profesi ini. Saya harus rela digaji di bawah standar UMR bahkan rela terima gaji per triwulan.  Tapi, saya menganggap profesi ini adalah profesi mulia. Sebab, pada profesi ini terdapat proses pembelajaran, sehingga terjadi perbaikan pada gaya dan pola pikir pribadi saya sendiri. 


Saya berharap, lewat profesi ini saya mampu menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bijak. Di awal  saya tidak pernah menyangka bahwa saya akan mampu mewarnai dan merubah orang lain lewat profesi ini juga. Sungguh profesi luar biasa.


Kecintaan saya pada guru membuat saya tetap bertahan melewati berbagai kondisi terburuk. Honor minim tidak menjadi halangan untuk berkreasi. Sering kali honor tidak pernah saya rasakan. Habis untuk bahan saya berkreasi. Bahkan, biasanya kreatifitas saya melebihi budget honor saya. Tapi, alhamdulillah, ada saja rejeki lain yang Allah beri. Itulah barangkali sebagian dari faedah sodaqoh. Allah akan ganti dengan rejeki yang lebih besar.


Hari Pendidikan Nasional adalah momentum refleksi perjalanan pendidikan Indonesia. Begitu juga menjadi momentum refleksi perjalanan karir diri saya. Di tahun 2008, dalam rangkaian refleksi itu, saya melihat kinerja keguruanlah  yang menjadi perhatian saya.  Semua hal selain sistem pendidikan, anak didik, orang tua, dan para pemangku kepentingan kerap kali menghiasi pemikiran saya. Saya ingin sekali membuat perubahan yang berarti dalam sistem pendidikan terutama di kelas dan atau sekolah saya.


Tentang kerja sama gurulah yang menjadi perhatian utama saya saat itu. Adalah kedisiplinan dan makna keberadaan para guru yang saya soroti. Saya pun membuat kolaborasi guru di sekolah melalui Colaboration Learning Community. Program ini mengusung keberadaan guru yang harus bekerjasama demi menghasilkan karya terbaik, terutama dalam proses pembelajaran, saling mengingatkan dan menguatkan satu sama lain, menurunkan sisi senioritas, dan membangun serta meningkatkan kompetensi guru melalui pembelajaran guru mandiri, tanpa harus menunggu pelatihan guru yang kadang tidak menjaring guru-guru onorer dan terkadang harus meninggalkan kebersamaan kita dengan siswanya. Semua pada akhirnya akan meningkatkan kualitas  guru secara keseluruhan dan otomatis meningkatkan juga kualitas sekolah secara bertahap.


Saya pun mengusung dan menciptakan  literasi sekolah jauh sebelum literasi sekolah digaungkan dan diusung pemerintah. Pojok baca kelas dibangun, buku-buku disebar di setiap pojok sekolah. Siswa diminta membawa buku-buku dari rumah, kemudian bergantian membaca buku milik temannya, mengadakan lomba mading bulanan, mendatangkan penulis-penulis handal dan memberi penghargaan bagi siswa dan guru/staff dengan pembaca terbanyak. Semua pada akhirnya membangun generasi literat yang mau dan mampu belajar sepanjang hayat.


Saya pun mencoba mengusung dan membuat perubahan akhlak siswa jauh sebelum Kurikulum 2013 yang berniat membangun karakter siswa dari mulai Sekolah Dasar. Melalui konsep" Star Caracter Building" kami membangun karakter siswa kami. Teknis dari konsep ini adalah menyediakan 6 warna bintang yang akan dibagikan untuk 6 karakter utama berbeda yang diusung sekolah. Setiap hari siswa yang menunjukkan karakter dimaksud, diberikan bintang dengan warna tertentu tersebut. Penganugerahan diberikan setiap 3 bulan untuk mengapreasiasi karakter yang telah dilakukan siswa. Beberapa moment disiapkan untuk terus menguatkan karakter yang telah dibangun. Ektrakurikuler dan kokurikuler terus digelorakan untuk turut menjadi penguat karakter yang dibangun. Harapan kami karakter utama ini akan menjadi dasar bagi pengembangan karakter-karakter lain berikutnya di masa depan.


Terlepas dari semua itu setiap guru harus menyadari bahwa dalam jiwa manusia terdapat fitrah dari Allah SWT untuk mengetahui hal baik dan buruk serta mampu membedakan benar dan salah. Fitrah ini tak dapat muncul begitu saja. Setiap guru harus berjuang mengembangkan potensi fitrah itu dengan jalan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini adalah motivasi terbesar dalam bekerja. Sehingga, label honorer bukan menjadi halangan untuk berbuat dan berkarya lebih baik. Setiap manusia telah diberi jalannya masing2 untuk berkontribusi di dunia.


Saat dianugerahi sebagai guru inspiratif tingkat Nasional, lewat seleksi portofolio dan wawancara,  saya merasa bangga dan bahagia. Allah, lewat PGRI mengapresiasi ikhtiar saya dengan anugerah yang tidak saya sangka-sangka. Sungguh menjadi semangat dan motivasi untuk dapat berkarya nyata serta berbagi bersama pendidik2 lain sehingga mampu menghebatkan pendidikan Indonesia.


Ikhlas memberi dan rela berbagi menjadi moto saya sekarang ini (terima kasih Pa Dudung..????). Dari Yayasan Al Muhajirin, PGRI, dan Dinas Pendidikan Purwakarta tempat saya bernaung, saya banyak belajar bahwa bekerja sajalah terbaik, tanpa memikirkan hasil akhirnya. Lakukan proses terbaik dengan ikhlas, maka insya Allah suatu hari nanti, di saat yang tepat, Allah akan menunjukkan buah dari ihktiar yang kita lakukan.


Bekerjalah dengan hati dan sepenuh hati, cintai pekerjaan kita dan orang-orang yang bekerja bersama kita, maka cinta, anugrah dan keberkahan akan bersama kita pula.


Tetap semangat apapun dan dimanapun kita bekerja, teman-teman! Cintai dan nikmati lah setiap prosesnya. Bangunlah dan bergabunglah dengan komunitas hebat pendidikan. Karena, bersama komunitas kita mendapat kekuatan, dukungan, dan cinta.
Salam sayang untuk semua pendidik sejati di seluruh Indonesia.


Guru Penggerak, Indonesia Maju. Salam inspirasi!!!

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)