23 Januari 2019
Punten mangga
Ari ga –gatot kaca
Ari ca–cau Ambon
.................................
Bang-bang kalima gobang..bang
Bangkong ditengah sawah…wah
.................................
Ucang-ucang angge
Mulung muncang ka parangge
.................................
Menurut Harsojo, secara antropologi budaya, yang disebut suku Sunda adalah orang-orang yang secara turun-temurun menggunakan bahasa ibu Bahasa Sunda serta dialeknya dalam kehidupan sehari-hari, dan berasal serta bertempat tinggal di daerah Jawa Barat, daerah yang sering disebut Tanah Pasundan atau Tatar Sunda (dalam Agoes, 2003:4). Sebagaimana etnis lain, etnis Sunda memiliki kekayaan budaya sebagai manifestasi atau perwujudan dari kekuatan jiwa, karsa, gagasan, budi pekerti dalam arti seluas-luasnya.
Para sarjana antropologi mengungkapkan bahwa dalam kebudayaan manusia terdapat unsur budaya yang universal (cultural universals) yang dapat ditemukan pada semua kebudayaan manusia di dunia. C. Kluckhohn (dalam Supartono, 2009:33) mengemukakan tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. Kesenian dan permainan rakyat menjadi unsur kebudayaan yang lahir sebagai manifestasi dari ciri manusia sebagai homo esteticus.
Salah satu jenis kesenian rakyat adalah nyanyian rakyat. Baik nyanyian rakyat maupun permainan rakyat merupakan salah satu bentuk folklor, yaitu "sebagian kebudayaan secara kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, di antara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak atau alat pembantu pengingat"(Danandjaya, 1991:2). Nyanyian rakyat (folksongs) adalah "salah satu genre atau atau bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata atau lagu, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak mempunyai varian" (Brunvand dalam Danandjaya, 1991:141). Sedangkan permainan rakyat (folk games) merupakan bentuk folklor, baik permainan untuk bermain (play) maupun permainan untuk bertanding (game).
Nyanyian rakyat dan permainan rakyat memiliki banyak variasi, baik jenis, bentuk, maupun pola. Apapun ragamnya, bernyanyi dan bermain adalah dua hal yang berkaitan erat dengan kegembiraan, kesenangan, kehangatan, dan keakraban. Menghadirkan kegembiraan dan keakraban melalui nyanyian rakyat dan permainan tradisional khas orang Sunda menjadi keniscayaan untuk mewariskan dan melanggengkan tradisi dan budaya adiluhung leluhur yang mulai luntur diserbu derasnya pengaruh kesenian dan kebudayaan dari luar. Kini, nyanyian dan permainan rakyat serasa asing bagi sebagian besar "barudak" Sunda. Karena itu, penting untuk menghadirkan permainan dan nyanyian rakyat dalam pembelajaran di sekolah, pesta rakyat, lomba seni budaya, dan festival kebudayaan.
Masih ingkatkah dengan nyanyian dan permainan rakyat berikut? Mungkin di antara kita tanpa sadar membaca tulisan ini sambil bernyanyi sekaligus membayangkan bentuk permainannya. Lalu, teringat masa lalu di saat kita menyanyikannya sambil bermain.
Punten
Bagi beberapa orang Sunda, lirik dan lagu ini biasa dinyanyikan saat bermain berdua bersama teman, baik dengan gerakan tangan atau hanya sekedar bernyanyi bersama sebelum masuk ke kelas. Bisa juga saat ada yang iseng bersamaan dengan sapaan "punten"(permisi).
Punten mangga
Ari ga –gatot kaca
Ari ca–cau Ambon
Ari bon- bonteng asak
Ari sak – sakit perut
Ari ru – rujak asem
Ari sem – sempal sempil
Ari pil – pilem rame
Ari me – meja makan
Ari kan –kantong kosong
Ari song – songsong lampu
Ari pu –puak peok
Ari wok – wok delewok.
Begitulah kira-kira liriknya. Pada baris 'ari pu…’ kita juga bisa meneruskan dengan kata Pulau Bali. Kemudian, disambung lagi 'ari li…’ silahkan lanjut sendiri semaumu yang kira-kira ada 4 engang (ekasuku).
Bangbang Kalima Gobang
Lirik dan lagu ini biasanya dinyanyikan pada saat sedang bermain permainan pakeupeul-keupeul leungeun atau kepal tumpuk tangan. Apabila lagu yang dinyanyikan selesai, tumpukan paling atas berarti menang dan bisa memikirkan apa yang dia mau atau yang dia hayalkan. Sedangkan yang kalah harus membuat apa yang diinginkan oleh yang menang. Berikut ini lirik dan lagunya:
Bang-bang kalima gobang..bang
Bangkong ditengah sawah…wah
Wahai tukang bajigur..gur
Guru sakola desa..sa
Saban poe diajar..Jar
Jarum patumpang tulis…lis
Lisung sagede halu…lu
Luhur kapal udara…ra
Ragrag di Jakarta…ta
Tahun opat puluh genep…nep
Nepi ka epit dames…mes
Mesin paranti ngaput..put
Putat paranti madang…dang
Kidang paranti nyate…te
Teang sawah koneng..neng
Nengkol ka jalan gede…de
Deon-deon anak Ma Onde
Nah, saat kita menyanyikan, pasti ada yang beda liriknya. Begitulah orang Sunda, kreatif pisan! Kamu juga bisa buat liriknya sendiri, lho!
Hompimpah
Barudak Sunda biasanya menyanyikan lagu pendek ini untuk menentukan siapa yang jadi ucing atau yang bertugas jaga dalam permainan. Nah, kalau sudah ada aba-aba hompimpah berarti ada kompetisi menang kalah. Berikut ini liriknya:
Hompimah alaihum gambreng.
Ma Ijah make baju rombeng
Ucang-Ucang Angge
Ini dia senjata paling ampuh untuk mendengar anak kecil ketawa dengan khas. Kita duduk dan pastikan kaki bisa berayun. Sambil menyanyikan lagu ini, dijamin anak kecil sedikit tertawa terpingkal-pingkal dibuatnya. Jurus ampuh "pedekate" buat anak kecil agar tidak rewel sekaligus menjalin hubungan batin dengan sang anak. Berikut ini lirik dan lagunya:
Cang Ucang-ucang angge
Mulung muncang ka parangge
Digogog ku anjing gede
Anjing gede nu pa lebe
Ari gog, gog cungungung
Ayang-ayang Gung
Ayang-ayang gung merupakan lagu permainan orang Sunda yang dinyanyikan sambil meletakkan tangan ke atas pundak ayang-ayangan berbaris sejajar. Biasanya menjadi lagu pengantar dalam bermain ucing kuriling atau ucing peungpeun. Begini lirik dan lagunya:
Ayang-ayanggung,
gung goongna ramé,
ménak Ki Mas Tanu,
nu jadi wadana,
naha manéh kitu,
tukang olo-olo,
loba anu giruk,
ruket jeung Kumpeni,
niat jadi pangkat,
katon kagoréngan,
ngantos Kangjeng Dalem,
lempa lempi lempong
jalan ka Batawi ngemplong.
Paciwit-ciwit Lutung
Paciwit-ciwit lutung merupakan lagu permainan orang Sunda yang dinyanyikan oleh perempuan atau laki-laki sebanyak tiga atau empat orang. Caranya saling mencubit punggung tangan dan menyusun ke atas sambil menyanyi paciwit-ciwit lutung menurut irama lagu. Lirik dan lagunya di bawah ini:
Paciwit-ciwit lutung
Si lutung pindah ka luhur.
Paciwit-ciwit lutung
Si lutung pindah ka tungtung.
Oray-orayan
Oray-orayan merupakan lagu permainan orang Sunda yang dinyanyikan oleh anak-anak yang bermain oray-orayan atau ular-ularan. Biasanya sebelum bermain saling memegang pundak teman yang lain yang ada di depannya. Lirik dan lagunya di bawah ini:
Oray-orayan
Luar-léor mapay sawah
Entong ka sawah
Paréna keur sedeng beukah
Oray-orayan
Luar-léor mapay leuwi
Entong ka leuwi
Di leuwi loba nu mandi
Saha nu mandi
Anu mandi pandeuri
Oray-orayan
Luar-léor mapay kebon
Entong ka kebon
Loba barudak keur ngangon
Mending gé teuleum di leuwi loba nu mandi
Saha nu mandi
Nu mandi pandeuri.
Masih adakah nyanyian dan permainan rakyat yang lain? Tentu saja banyak, antara lain : Jaleuleuja, Tokecang, Prang pring, Meuncit reungit, Cing ciripit, Lalandakan, Perepet Jengkol, Endong-endogan, Trang tang kolentrang dan lain-lain. Mari kita mengidentifikasi dan mengoleksi nyanyian dan permainan rakyat serta menggunakannya dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan kita untuk menciptakan keakraban, kekerabatan, kehangatan, keceriaan, kesenangan, sekaligus mewariskan dan melestarikan budaya atau tradisi bangsa kepada anak-anak kita.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Agoes, Artati. 2003. Perkawinan Adat Sunda. Jakarta : Gramedia.
Danandjaya, James. 1991. Folkor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng, dll. Jakarta : Grafiti.
Supartono. 2009. Ilmu Budaya Dasar. Bogor : Ghalia.
Wikipedia
Cucu Agus Hidayat, S.Pd., M.Pd.
(Pengurus Komunitas Literasi Purbasari Disdik Kab. Purwakarta).