image

Admin Dinas Pendidikan

14 September 2018

2557x Dilihat
FINLAND UNIVERSITY GELAR RAPAT DENGAR PENDAPAT DENGAN DISDIK PURWAKARTA

disdik.purwakartakab.go.id – Finland University menggelar sesi dengar pendapat (sharing and hearing : red) dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Kamis (13/09), di aula Hotel Harper Purwakarta. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Purwakarta, H. Purwanto hadir di kesempatan tersebut. Termasuk, mantan Bupati Purwakarta, H. Dedi Mulyadi turut terlibat pula di pertemuan itu dalam kapasitasnya sebagai penggagas pendidikan berkarakter di Purwakarta.

Dalam paparan awalnya, CEO Finland University, Pasi Kaskinen menjelaskan bahwa sebelum pelaksaan sesi dengar pendapat pihaknya terlebih dahulu telah menganalisis penerapan pendidikan berkarakter di Purwakarta. Langkah tersebut, imbuhnya, telah dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus kemarin.

“Kami berkeliling ke sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Purwakarta. Hasilnya adalah kami menemukan kesamaan pola antara penerapan pendidikan karakter di Purwakarta dan Finlandia. Sesuatu yang membuat kami kagum,” katanya.

Terkait kesamaan pola yang ditemukan di Purwakarta, ungkap Pasi, diantaranya adalah konsep pendidikan yang menyenangkan untuk para siswa. Menurutnya, konsep pendidikan di negaranya tidak pernah membebani pelajar. Para pelajar sangat bahagia saat menerima pelajaran.

“Pendidikan di Purwakarta hampir sama dengan di Finlandia. Pelajar Purwakarta bahagia, pelajar Finlandia pun begitu. Fokusnya juga kepada keterampilan dan kemampuan pelajar,” ujarnya.

Kesamaan lain yang ditemukan Finland University di Purawakarta adalah aspek kurikulum. Pasi menjelaskan, di negaranya, pelajaran yang masuk dalam kurikulum disesuaikan dengan sekolah setempat. Purwakarta pun melakukan hal yang sama dengan menerapkan kurikulum sesuai dengan karakter wilayah.

“Jadi, antara satu sekolah dengan sekolah yang lain ada perbedaan, sesuai karakter wilayah,” ujarnya.

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER ALA DEDI MULYADI

Selama dua periode kepemimpinan Dedi Mulyadi, pendidikan karakter diberlakukan di seluruh jenjang pendidikan mulai dari SD sampai SMA. Sebelum akhirnya, sekolah tingkat SMA diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi.

Menurut Dedi, Finlandia merupakan contoh konkret pemberlakukan pendidikan karakter dalam sebuah negara. Karena itu, kemantapan strategi penerapan tersebut penting diberlakukan di Purwakarta.

“Sekarang sangat jarang sekali para orang tua mengajarkan pendidikan aplikatif di rumah. Mereka lebih berorientasi mencari guru les. Sementara, aspek keterampilan kurang diajarkan,” katanya mengawali paparan.

Atas dasar itu, Dedi berpandangan bahwa kekosongan peran tersebut harus diambil alih oleh pihak sekolah. Sehingga, pendidikan di sekolah berhasil membentuk watak dan kreativitas para pelajar. Ikhtiar ini diyakininya akan menghasilkan produktivitas.

“Saat selesai acara Pembukaan Asian Games 2018, kita melihat orang jepang memungut puntung rokok. Itu karakter, anak-anak kita harus begitu, ada kepedulian terhadap lingkungan,” ujarnya.

Dedi menegaskan kerumitan teori dalam pendidikan tidak akan melahirkan apapun. Sebaliknya, pola pendidikan sederhana dengan melakukan fokus pada peningkatan kemampuan pelajar lebih dibutuhkan.

“Pendidikan harus sederhana, enggak boleh rumit. Anak-anak belajar menenun, memasak dan mencuci, itu pendidikan. Kemudian, aplikasi dari pelajaran itu lebih dibutuhkan dibanding pendalaman teori,” katanya. (NC/Red)

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)